Jakarta -
Kejujuran kadang menyakitkan. Ya, istilah ini juga bisa kita rasakan ketika anak mengatakan hal
jujur. Setuju nggak, Bun? Kadang, ketika anak mengatakan yang sebenarnya kita sebagai orang tuanya merasa sedih, kecewa, bahkan marah, kan?
Tapi ingat, Bun. Saat anak berkata jujur, sepahit apapun kenyataan yang diungkapkan anak, tahan emosi dan jangan marahi mereka ya. Psikolog anak dari Tiga Generasi Fathya Artha Utami menyarankan kalau memang Bunda udah emosi banget setelah dengar kejujuran anak, ambil waktu sebentar untuk menenangkan diri.
"Karena, kalau kita langsung marah-marah ke anak, respons ini bisa bikin anak justru nggak mau jujur. Soalnya, mereka berpikir aku jujur nggak jujur ternyata dimarahin juga. Jadi mending nggak jujur, diem-diem aja. Aman deh," kata Fathya waktu ngobrol sama HaiBunda.
Fathya menambahkan, ketika anak berani mengatakan hal yang jujur sebenarnya dia juga butuh pertolongan atau saran apa yang mesti dilakukan. Selain memang dengan berkata jujur anak bisa tahu nih kenapa hal yang dia lakukan itu nggak tepat dan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaikinya.
"Anak butuh tahu kalau dia bisa percaya sama bunda dan ayahnya dan terbantu ketika dia jujur," ujar Fathya. Nah, saat anak berkata
jujur, apa respons yang perlu kita lakukan walaupun sedih dan kecewa?
Kata Fathya pertama hargai anak karena sudah mau jujur dan ungkapkan bahwa kita bangga serta senang dengan perilaku jujurnya. Kemudian, kita perlu sampaikan apa yang dirasa ketika anak berkata jujur. Sebagai bundanya, apakah kita merasa sedih, kecewa, atau nggak suka misalnya. Jangan lupa, kasih tahu anak apa alasannya kita nggak suka, sedih, atau kecewa dengan perilakunya.
Kemudian, sampaikan harapan apa yang bunda atau ayah inginkan. Contohnya, ke depannya bunda sama ayah berharap anak nggak mengulang perilaku itu. Apalagi nih, Bun, kata Fathya anak yang berani jujur pada dasarnya tahu lho kalau kejujurannya bisa jadi hukuman buat dia lalu dia bakal dimarahin atau di-judge.
"Intinya hargai anak karena dia udah
jujur, kemudian kasih tahu perasan kita kayak apa saat anak melakukan hal itu dan alasannya. Lalu, bantu anak cari solusi dan menyelesaikan masalah tersebut. Jangan lupa, sampaikan harapan kita ke depannya," kata Fathya.
(rdn)