Jakarta -
Jika pasangan suami istri yang memiliki
kelainan bawaan sejak lahir itu punya anak, opsinya cuma dua, anaknya normal atau nggak normal seperti mereka. Dilema ini dirasakan oleh pasangan Cameron Kohlman dan Emily Kohlman.
"Suamiku dan aku bertemu saat kami sama-sama berusia 4 tahun di Johns Hopkins Hospital di Baltimore, Maryland pada tahun 1995. Kebetulan kami menjalani operasi yang sama. Berkat dokter bedah, kami berkenalan. Ia bilang bahwa suamiku Cameron juga memiliki kelainan bawaan sejak lahir yang sama, yakni ekstrofi kandung kemih," kata Emily dikutip dari laman Facebook Love What Matters.
 Emily dan Cameron bertemu di RS yang sama/ Foto: Facebook/ Love What Matters |
Pada tahun 2006, setelah beberapa tahun menjalin pertemanan, keduanya jatuh cinta. Dan pada tahun 2015, setelah menjalani LDR (Long Distance Relationships) bertahun-tahun, keduanya menikah. Selang setahun kemudian, mereka mencoba untuk memiliki anak.
"Saat merasa menstruasiku terlambat, aku mencoba tes kehamilanku sendiri. Dan benar saja hasilnya positif. Rasanya bahagia sekali tapi juga takut. Aku sempat membayangkan yang tidak-tidak, 'apakah nanti anakku juga akan mengalami ekstrofi kandung kemih?', 'apa ia memiliki penglihatan yang kabur seperti penglihatanku,'" ujar Emily.
Ketika Cameron diberitahu, ia lebih bahagia lagi dari Emily. Namun, pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi calon anaknya ini kembali menghantui. Apakah anaknya akan normal atau tidak seperti mereka. Terlebih lagi, belum banyak riset yang meneliti tentang ekstrofi kandung kemih.
"Untuk mengetahui itu, kami segera pergi dokter kandungan. Dokter bilang di usia 14 minggu nanti, bayinya sudah bisa dilihat lewat USG. Namun, di minggu ke-14, bayinya sudah terlihat tapi posisi kandung kemihnya belum terlihat jelas," papar Emily.
Di minggu ke-21, mereka kembali untuk melihat bayinya lewat USG. Kata Emily, rasanya campur aduk dan pasrah jika memang bayinya juga memiliki bladder exstrophy seperti kedua orang tuanya.
"Tanggal 10 Januari 2017 adalah momen yang paling saya ingat. Sehari sebelumnya, saya berulang tahun ke-26 dan memasuki kehamilan usia 21 minggu. Teknisi USG pelan-pelan melihat bayiku kemudian aku bilang 'Berhenti! Berhenti di situ! Lihat, itu kandung kemihnya! Ada di dalam! Kandung kemihnya ada di dalam!,'" kata Emily.
Enam belas minggu berlalu sangat cepat dan Emily dinyatakan hampir nggak punya masalah dengan kehamilannya. Pada 23 Mei 2017, putrinya Everleigh Grace lahir dengan berat 3,1 kg, kondisinya sehat tanpa cacat atau pun
kelainan bawaan. Wah selamat untuk Emily dan Cameron!
 Emily dan keluarga kecilnya/ Foto: Facebook/ Love What Matters |
Sedikit tentang ekstrofi kandung kemih, Bun. Dikutip dari Jurnal Sains Medika, ekstrofi kandung kemih adalah salah satu tipe
kelainan bawaan dari sistem genitourinaria, ditandai terbukanya kandung kemih pada dinding bawah abdomen. Rasio kejadian antara anak laki-laki dan perempuan adalah 2:1.
Ekstrofi kandung kemih menyebabkan berbagai risiko gangguan berkemih saat preoperatif maupun paska operatif. Selain masalah saluran kencing seperti infeksi, pemakaian kateter intermiten, ada risiko refluk vesiko-ureter dan juga terdapat masalah abnormalitas penampilan genitalia. Ada yang eksternal maupun internal yaitu mikropenis, dan masalah testis yang tidak turun dalam kantung skrotum atau Cryptorchidism.
(aci)