Jakarta -
Di satu waktu, pasti ada kalanya anak akan berhenti menyusu. Tapi, kadang kala ketika anak disapih nggak cuma si anak yang ngerasa sedih. Bunda pun ikutan baper alias terbawa perasaan. Pernah mengalaminya juga, Bun?
Masing-masing anak juga ada yang mudah disapih tapi ada juga yang susah banget. Nah, terkait hal itu, konselor menyusui, Mia Saadah bilang hal tersebut nggak jadi ukuran kemandirian dan kepintaran anak. Soalnya, masing-masing anak punya waktu sendiri untuk lepas dari kebiasaannya menyusu.
Mia melanjutkan, begitu pula dengan cara anak berhenti menyusu, pasti sangat beragam cerita dan peristiwanya. Bagaimanapun cara yang dipilih pada dasarnya proses penyapihan harus jadi momen yang penuh kasih sayang ya, Bun, bukan sebaliknya. Istilahnya, kita melakukan penyapihan dengan cinta atau weaning with love. Artinya baik anak dan orang tua sama-sama melalui proses ini tanpa trauma namun justru dengan kasih sayang.
Nah, satu hal nih yang mungkin sering terlupakan yaitu bagaimana mengatasi perasaan ibu dan anak setelah
menyapih sukses dilakukan.
"Setiap ibu akan menghadapi masa-masa sedihnya pada waktu anak benar-benar tidak lagi menyusu sekalipun proses
menyapih telah berjalan baik, tenang dan lancar," ungkap perawat lulusan Universitas Indonesia (2010) ini dalam kuliah WhatsApp bersama BC January 2016 baru-baru ini.
Kalau kata Mia, hal ini merupakan perasaan alamiah yang amat wajar. Mia bilang, perubahan hormonal yang terjadi pada ibu adalah faktor yang mempengaruhi hal ini. Karena itu, berbagi cerita dengan sesama ibu yang memiliki pengalaman yang sama atau berbicara dengan pasangan.
Kegiatan seperti itu menurut Mia dapat menjadi salah satu aktivitas yang menenangkan dan membantu proses ini terlewati dengan baik.
"Mungkin juga kita akan terkejut manakala kita menemukan sikap anak yang berbeda dari biasanya ketika ia benar-benar tak lagi menyusu," tutur instruktur pijat bayi bersertifikat internasional (Certified Infant Massage Instructor) ini.
Bahkan kadang si kecil juga jadi nggak ingin bersama bundanya lagi sementara waktu. Hiks, pasti sedih ya, Bun. Namun, Mia menganjurkan biarkan anak mengalami saat-saat seperti itu karena ia pun perlu waktu dalam semua perubahan ini.
"Di sisi lain, perasaan anak juga berada pada satu persimpangan yaitu antara ingin menjadi bayi lagi dan ingin menjadi anak yang lebih besar dan mandiri," tutur Mia.
(rdn)