sign up SIGN UP search

moms-life

Anak Lebih Dimanja oleh Neneknya? Hmm, Nggak Juga Tuh

Nurvita Indarini   |   Haibunda Jumat, 24 Nov 2017 12:00 WIB
Banyak orang bilang nenek adalah sosok yang lebih memanjakan anak kita. Menurut Bunda gimana? caption
Jakarta - Beberapa orang tua mengeluhkan soal anaknya yang terlalu dimanjalan oleh neneknya. Misalnya nih, saat anak pergi ke rumah neneknya, jadi lebih sering dibelikan es krim dan permen, seperti yang anak minta. Padahal kalau di rumah, kita jarang banget memberikannya.

Teman saya juga pernah curhat kalau dirinya jadi susah mendisiplinkan anak karena campur tangan si nenek. Jadi nih, anak teman saya itu sedang dibiasakan membereskan sendiri mainannya. Tapi kalau si nenek datang, nenek malah meminta teman saya ini buat beres-beres.

"Kata mamaku, kasihan kalau terlalu keras sama anak," ucap teman saya itu.


Lalu suatu kali saya ngobrol dengan Eri Rasidi. Dia adalah seorang nenek yang turut mengasuh cucu-cucunya. Kalau kata Eri, dia bukan tipe orang yang suka memanjakan cucu-cucunya. Memanjakan di sini dalam arti memberikan semua hal yang cucunya inginkan.

"Kalau buatku, kalau terlalu dimanjain nanti jadi nggak bener. Kalau waktuya belajar ya belajar, jangan disambi mainan. Waktunya tidur ya tidur, ngaji tetep," tutur Eri.

Eri tahu benar anak-anak suka banget sama es krim. Meski begitu, dia nggak sering-sering juga memberikan es krim untuk cucu-cucunya. Soalnya nih, kalau setiap kali kita belanja ke minimarket atau supermarket lalu anak minta es krim dan dituruti, menurut Eri ke depannya akan minta terus saat diajak berbelanja.

"Kalau semua yang diminta dituruti, nantinya nggak disiplin, nggak punya pendirian," tambah Eri.



Sebagai orang tua 'zaman old' ketika melihat beberapa orang tua 'zaman now', kata Eri, orang tua banyak yang kemudian memanjakan anaknya. Eri melihat hal itu sebagai bentuk 'menebus' rasa bersalah karena orang tua 'zaman now' bekerja di luar rumah dari pagi sampai malam, sehingga tidak punya banyak waktu bersama anaknya.

"Bisa juga nih arena orang tuanya di rumah masih mau kerja, anaknya minta mainan hape atau game ya udah langsung dikasih. Terus biar orang tuanya nggak capek ya udah anak minta apa diturutin aja," lanjut Eri.

Pengalaman membesarkan anak-anaknya membuat Eri tahu banget asam garam mengasuh anak. Dia berpendapat, saat ini mungkin mudah bagi orang tua memberikan apa yang diinginkan anak. Tapi kalau anak terbiasa mendapat yang dia inginkan, dampaknya yang nggak baik baru akan dirasakan bertahun-tahun kemudian.

"Kalau anak nggak mau makan juga nggak usah ditanya maunya makan apa, dikasih makanan kesukaan yang ternyata junk food. Kalau saya, saya kasih aja makanan yang ada di rumah, ceplok telur misalnya. Saya kasih tahu di luar sana banyak orang yang nggak ingin amkan telur nggak bisa makan, kamu tinggal makan nih. Nanti juga dimakan sama cucu saya," paparnya.

Lalu bagaimana kalau cucu melakukan kesalahan? Eri akan memberi tahu apa kesalahan cucunya. Bahkan kalau si cucu sangat keterlaluan, Eri juga akan memarahi. Biasanya cara ini cukup ampuh untuk menjaga perilaku cucunya. Tapi kalau tingkah cucunya luar biasa keterlaluan, maka Eri menyerahkan cara pendisiplinan kepada anaknya alias orang tua cucunya.

Ilustrasi nenek dan cucu/Ilustrasi nenek dan cucu/ Foto: Thinkstock


Teknologi Memudahkan, Tapi Juga Bikin Malas

Zaman sekarang beda banget dengan 20-30 tahunan yang lalu, masa-masa Eri membesarkan anak-anaknya. Dulu, stasiun televisi masih sedikit. Bahkan nggak semua anak bisa memainkan game elektronik di rumahnya.

Tapi waktu berjalan demikian cepat, begitu juga dengan teknologi. Eri nggak menyangka anak-anak usia balita saja bisa sangat fasih mengoperasikan handphone. Anak-anak pun dimanjakan berbagai tayangan kartun di televisi.

"Kadang anak-anak sekarang lebih tahu dari orang tua karena dapat dari TV. TV nggak cuma bikin pinter, tapi juga bikin bodoh kalau nggak pinter-pinter milih mana yang mau ditonton. Kalau nggak selektif, anak bisa nonton apa saja di YouTube," imbuhnya.



Kemudahan teknologi terkadang sangat memanjakan manusia, tak terkecuali anak-anak. Dulu, kalau nggak masak atau keluar cari makan maka seseorang nggak bisa makan. Tapi sekarang, dunia benar-benar dalam genggaman.

Dulu, seseorang mengalah jalan kaki yang jaraknya sekitar 500-1.000 meter karena tidak ada kendaraan umum di sekitar rumahnya. Tapi sekarang semua serba mudah.

"Pesan saya sebagai seorang nenek, kalau ingin anak-anak kita jadi 'orang' harus bisa mengerem memberikan semua fasilitas yang bikin anak-anak selalu enak dan nggak berusaha. Serba enak, serba dingin, nanti anak nggak belajar," ucap Eri.

"TV, game, film-film bikin anak malas belajar. Kalau kita nggak 'kenceng' nanti kalah sama cucu. Kasihan mereka nanti kalau sudah gede kalau terbiasa enaknya saja," lanjutnya. (Nurvita Indarini)
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Ayo sharing bersama HaiBunda Squad dan ikuti Live Chat langsung bersama pakar, Bun! Gabung sekarang di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Bunda sedang hamil, program hamil, atau memiliki anak? Cerita ke Bubun di Aplikasi HaiBunda, yuk!