Jakarta -
Hidup yang biasanya berpasangan dengan suami atau istri kemudian berubah menjadi sendirian pastinya ikut berubah segala-galanya ya, Bun. Dan kata studi,
ayah tunggal itu lebih berisiko meninggal lebih dulu ketimbang ibu tunggal. Hmm kenapa ya?
Itu adalah hasil penelitian selama 11 tahun dari para ahli di Kanada terhadap 40 ribu orang tua, Bun. Hasilnya,
ayah tunggal lebih cenderung menjalani gaya hidup yang nggak sehat. Akibatnya ayah tunggal disebut memiliki risiko kematian yang lebih tinggi ketimbang orang tua lainnya. Kata peneliti, risikonya dua kali lebih tinggi.
"Penelitian kami menyoroti
ayah tunggal memiliki tingkat kematian lebih tinggi, dan menunjukkan perlunya kebijakan kesehatan masyarakat untuk membantu mengidentifikasi dan mendukung orang-orang ini," kata peneliti utama, Dr Maria Chiu, dari Institute for Clinical Evaluative Sciences dan University of Toronto, seperti dilansir TheSun.
Ayah tunggal jadi lebih sedikit makan buah dan sayuran dan lebih cenderung minum minuman keras. Padahal, berdasarkan studi yang dilakukan peneliti dari Warwick University, konsumsi lima porsi buah dan sayur setiap hari nggak cuma menyehatkan tubuh secara fisik, tapi juga mental ya, Bun.
"Banyak makan sayur dan buah juga bisa memperbaiki mood, bikin suasana hati jadi gembira. Tingkat kegembiraan ini juga meningkat untuk setiap porsi ekstra, dan umumnya akan jelas terlihat setelah 8 hari," tutur Prof Andrew Oswald dari Warwick, seperti dikutip dari Mirror beberapa waktu yang lalu.
Menurut Oswald, kebiasaan mengonsumsi buah dan sayuran ini secara sugesti membuat seseorang termotivasi hidup sehat dan lebih rajin berolahraga. Selain itu, secara fisik mereka juga mendapatkan manfaat lainnya seperti terlindungi dari beberapa jenis penyakit ringan.
Dipaparkan Maria Chiu, para peneliti memang tidak mengidentifikasi penyebab pastinya ayah tunggal berisiko tinggi meninggal lebih dulu. Hanya saja ayah tunggal cenderung menerapkan gaya hidup yang tidak sehat.
Para periset mencatat perbedaan sosial juga dapat berperan dalam peningkatan risiko ayah tunggal, Bun. Hal tersebut bisa berpotensi menyebabkan peningkatan stres dan mekanisme penanganan yang lebih sedikit.
Ayah tunggal juga lebih cenderung berpisah dan bercerai lagi sehingga kembali menjadi duda ketimbang ibu tunggal. Kesimpulan tersebut diambil setelah menyesuaikan dengan mempertimbangkan perbedaan karakteristik usia, gaya hidup, kesehatan, dan sosio-demografi.
Tapi kalau bicara soal perceraian, penelitian sebelumnya mengaitkan kesehatan jantung perempuan dengan perceraian. Matthew E Dupre dari Duke Clinical Research Institute, Durham, North Carolina, beberapa waktu lalu melakukan penelitian dan menyimpulkan perempuan yang bercerai memiliki risiko lebih tinggi mengalami serangan jantung daripada laki-laki.
Perempuan yang bercerai satu kali punya risiko sakit jantung 24 persen lebih tinggi ketimbang yang masih menikah. Sementara perempuan yang cerai dua kali atau lebih, risiko serangan jantungnya meningkat drastis hingga 77 persen.
Uniknya, perempuan yang pernah bercerai namun menikah kembali memiliki risiko lebih tinggi daripada perempuan bercerai yang belum menikah lagi lho, Bun. Risiko serangan jantung mereka meningkat 35 persen dibandingkan perempuan yang masih menikah.
Untuk laki-laki, peningkatan risiko sakit jantung secara signifikan baru terjadi ketika mereka bercerai dua kali atau lebih. Risiko mereka lebih besar 30 persen daripada laki-laki yang masih menikah atau menikah kembali setelah bercerai.
(Nurvita Indarini)