Jakarta -
Sebagai istri juga seorang ibu, saya termasuk yang memilih membaca buku parenting sewaktu hamil. Tapi tiap orang pasti beda-beda ya, Bun. Ada juga
orang tua yang memilih nggak membaca buku parenting apapun melainkan belajar langsung dari pengalaman.
Seperti yang dilakukan bunda bernama Marie Southard Ospina. Ia sama sekali tak membaca buku parenting sejak kehamilan pertamanya hingga kini dia hamil anak keduanya. Memang, saat mengasuh anak dia benar-benar tak tahu apa yang dilakukan. Tapi ia tahu dirinya membesarkan bayi yang bahagia.
"Hari yang baik adalah ketika saya berhasil membuatnya tidur siang tanpa menangis selama satu jam, makan tanpa membuat ruang makan lengket, dan mandi tanpa membasahi seluruh kamar mandi dengan air," kata Marie seperti dilansir Romper.
Marie tahu di luar sana pasti banyak buku yang bisa membantu
orang tua ketika menghadapi anak. Penulis buku parenting pastinya sudah menghabiskan waktu mempelajari perilaku masa kecil, teknik mengasuh anak dan mereka telah menemukan jawabannya.
"Tapi jawabannya tidak akan cocok untuk setiap anak dan setiap keluarga. Ketika sampai pada kehamilan kedua saya, orang yang paling ingin saya dengarkan pada akhirnya adalah diri saya sendiri," kata Maria berpendapat.
Memang, Marie tak memiliki semua jawaban ketika berbicara tentang pengasuhan anak. Terkadang ia bertanya apakah ia dan suaminya sudah salah dalam mengasuh si kecil. Ia juga suka membaca hingga berjam-jam tentang kebiasaan makan anak-anak sesuai usianya karena khawatir anaknya kekurangan nutrisi.
"Sebenarnya, saya membaca banyak artikel tentang mengasuh anak di web, karena ini sering terfokus pada satu topik tertentu," ujar Marie.
Selain itu, Marie juga mengaku percaya banget sama instingnya. Namun, dia tetap nggak terlalu percaya pada buku karena menurutnya buku tak bisa menjawab semua masalah tentang pola asuh. Diibaratkan Maria, dia yakin nggak ada resep universal soal mengasuh anak yang bisa bekerja untuk semua anak dan semua orang tua. Maka dari itu, sebagai gantinya menurut Marie kita harus berusaha dengan gagasan kita sendiri.
Marie memang tak berpegang pada teori yang ada di buku dan ia sadar masih melakukan kesalahan di sepanjang jalannya menjadi orang tua. Tapi dari kesalahan itu ia belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama, Bun. Soalnya menurut Marie, tak ada rumusan dalam mengasuh anak.
"Dan saya berusaha menolak setiap hal yang disampaikan dan justru bikin saya bingung karena pola asuh untuk anak saya sendiri sudah cukup sulit tanpa ada tambahan lain," katanya.
Marie mengatakan, mengasuh anak itu tidak bisa hanya melihat satu ukuran. Jika seperti itu sebagian besar orang tua akan merasa nggak yakin sudah melakukan hal yang benar atau salah. Kata Marie, ia senang dengan adanya buku-buku parenting. Tapi, bukan nggak mungkin kan beberapa orang tua merasa nyaman dengan kata-kata mereka. Seperti dirinya yang lebih suka mendapatkan nasihat dari orang tua yang dia kagumi.
"Saya lebih suka mempercayai orang yang saya rasa sudah melakukan pekerjaan yang menakjubkan. Saya lebih suka menggunakan nasihat orang tua saya yang menurut saya sudah berhasil membesarkan anak-anak dan orang dewasa yang baik hati dan berempati," kata Marie.
Jadi orang tua memang perlu banyak belajar ya, Bun. Nah, ada nih beberapa orang tua yang memilih mencari ilmu soal parenting melalui komunitas. Kata psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi, bagus banget lho mencari ilmu dan saling sharing soal pengalaman mengasuh anak lewat sebuah komunitas, terutama buat orang tua baru.
Jadi, kata psikolog yang praktik di RaQQi Human Development and Learning Centre ini, orang tua bisa memanfaatkan komunitas sebagai wadah berbagi masalah yang dihadapi. Terlebih kalau kebetulan kita punya anak yang sama atau sepantar, pasti masalahnya hampir mirip tuh, Bun. Alhasil kita menemukan teman yang 'senasib' deh dan perasaan kayak gitu bisa bikin ibu lebih semangat dan nggak merasa sendiri.
Kalau Bunda gimana? Termasuk
orang tua yang hobi baca buku soal parenting?
(rdn)