Texas, AS -
Dalam titik tertentu, ketika kepala ini sudah penat dan stok sabar sudah habis, seorang
ibu bisa saja stres dan kesal. Tapi, ketika melihat senyum si kecil seakan kesalnya bunda perlahan sirna dan peran sebagai ibu bisa kembali dinikmati.
Ini juga yang dialami seorang bunda 3 anak, Amy Weatherly. Punya tiga anak yang semua umurnya di bawah 5 tahun bukan nggak mungkin bikin Amy kadang berada di titik jenuh hingga dia pusing bukan kepalang. Hingga suatu kali Amy merenungi perannya sebagai ibu yang menurut dia menjadi ibu bukanlah sebuah pekerjaan tapi sebuah pilihan dan kita harus menikmatinya. Setuju, Bun, dengan Amy?
"Kalau menjadi ibu adalah sebuah pekerjaan, mungkin saya sudah mengundurkan diri. Saya hanya jalan keluar kubikel dan memberi orang-orang kantor tanda perdamaian dan ucapan selamat tinggal kemudian saya nggak akan pernah melihat ke belakang lagi. Atau, saya akan memukul mesin-mesin di kantor dengan pemukul bisbol," tutur Amy di halaman Facebook-nya.
Ya, kata Amy menjadi
ibu kita tidak mendapat promosi, cek, atau semacam ucapan, "Wah, hebat ya kamu". Menjadi ibu kata Amy bukanlah sebuah pekerjaan tapi itu adalah pilihan. Meski tiap hari ada aja ya, Bun, yang kita rasa. Membersihkan rumah yang nyatanya sulit banget beres apalagi kalau anak-anak umurnya masih balita.
Belum lagi urusan masak. Seperti kata Amy, dirinya susah payah memilih menu makan malam dan memasaknya tapi suami dan anak masih aja komplain walaupun ujung-ujungnya makanan itu dihabiskan juga. Masih urusan makanan, kadang sebagai ibu kita juga ngalah deh sama si kecil. Makanan yang disimpan di kulkas dan dipengenin banget tapi kemudian kita relakan ketika anak bilang pengen mencicpi makanan itu. Ya, itulah seorang ibu.
"Kalau Anda seorag ibu pasti Anda pernah merasakan apa yang saya rasakan. Saya nggak komplain atas apa yang saya alami sebagai ibu karena saya sudah memilihnya dan ibaratnya sudah mendaftarkan diri untuk jadi seorang ibu. Saya menghargai betapa pentingnya sosok ibu dan ketika suami atau anak menghargai saya dengan pelukan atau ucapan terima kasih, itu luar biasa sekali," tutur Amy.
"Ketika anak-anak hadir dan bilang, 'Wow, terima kasih bunda. Kami nggak percaya dengan apa yang bunda lakukan buat kami', saya nggak bisa membayangkan apa yang lebih baik dari ucapan terima kasih itu," tambah Amy.
 'Bonus' yang Kudapat Saat Menjadi Seorang Ibu Adalah.../ Foto: Thinkstock |
Seorang ibu marah, kesal, penat, dan pusing? Wajar kok, Bun. Kita bukanlah sosok superwoman yang akan selalu berdiri kokoh bak batu karang. Sehingga, kalau seorang ibu marah boleh aja kok karena kalau kita menyimpan kemarahan kita, nanti malah jadi depresi, demikian disampaikan psikolog dari Rainbow Castle, Devi Sani.
"Ibu juga punya emosi marah. Marah nggak apa-apa ketimbang memendam, nantinya malah depresi. Yang terpenting adalah meregulasi cara marahnya," ujar Devi.
Ya, penting bagi kita untuk meregulasi emosi. Kita perlu healing diri sendiri juga, Bun. Kalau kita sudah sering merasa ingin 'meledak' itu artinya kita perlu waktu untuk diri sendiri alias me time. Me time juga nggak harus ke salon atau spa kok, Bun, dan juga nggak perlu waktu yang lama banget.
"Jadi
ibu harus bahagia. Kalau kita harus banyak ini itu, jadi stres," lanjut Devi.
Kalau saat ini mood Bunda lagi kurang oke, coba ambil napas panjang. Ambil 5-10 menit waktu untuk me time sejenak. Kalau mau marah, coba lampiaskan energi negatif dengan menulis semua penyebab marah kita di kertas, lalu sobek kecil-kecil dan buang di tempat sampah. Ibaratkan emosi negatif itu sudah pergi bersama perginya kertas itu, Bun.
(rdn)