Washington DC -
Bunda sudah tidur cukup, tapi selalu saja lelah?
Lelah fisik mungkin bisa diobati dengan istirahat, Bun. Tapi sering kali seorang ibu banyak berpikir untuk keluarganya dan hal itu ternyata melelahkan.
Seorang ibu dua anak, Mary Katherine, bercerita, suatu ketika suaminya bertanya sebenarnya apa yang sedang dipikirkan dirinya. Tapi, ia memilih menjawab tak banyak yang dipikirkan. Padahal, itu bohong, Bun.
"Sebenarnya, seperti kebanyakan ibu di dunia ini, otak saya selalu berputar, selalu," kata Mary seperti dikutip dari ScarryMommy.
Katanya, ia tak bisa menceritakan ke suaminya apa yang dipikirkan. Padahal, sebelum suaminya bertanya, di kepalanya itu banyak yang dipikirkan misalnya saja memikirkan kerjaannya. Lalu memikirkan apa perlu memilih babysitter yang lebih mahal. Belum lagi, memikirkan putrinya mau makan sayur atau nggak.
Mary juga memikirkan kapan jadwal anaknya vaksin. Apakah anaknya perlu sekolah tahun depan. Ehm, banyak hal yang dipikirkan Bunda Mary ini.
Katanya lagi, ia juga harus mengecek resep sayuran di Google untuk bayi dan menambahkan daftar belanjaan. Belum lagi menghubungi dokter, mengontak editor terkait pekerjaannya, mencuci piring, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya, bukannya ia nggak mau menceritakan ke suaminya. Tapi, ya karena otak ibu itu bekerja sepanjang waktu, akhirnya menjadi beban mental.
"Itulah mengapa begitu banyak dari kami merasa sangat lelah, terlepas dari kenyataan bahwa semua yang kami lakukan adalah tinggal di rumah. Bagi kami yang bekerja di luar rumah juga, ya ampun, itu melelahkan bagiku," kata Mary.
Coba deh Bunda sesekali bertanya ke teman bagaimana keadaannya. Mungkin ia akan menjawab, "Bosan,".
"Itu tidak selalu kurang tidur. Terkadang memang begitu, tetapi ada hal lain yang tidak ada di sana. Sesuatu yang lebih dalam. Suami saya pulang kerja setiap hari dan saya ingin meringankan bebannya. Jadi saya bertanya bagaimana harinya karena saya peduli. Dan karena aku mencintainya," tutur Mary.
Mary bilang otaknya selalu saja berputar, apapun yang sedang dia lakukan. Segala detail hal dia pikirkan. Meski ibaratnya sampai hal yang kurag dianggap penting. Ibaratnya, kalau ibu nggak ingat mencuci pakaian, siapa yang akan melakukan. Dan jika ibu nggak peduli dengan sayur-sayuran, anaknya nanti nggak makan.
Nah, kata Mary, semua daftar di dalam pikiran itu nggak kelihatan dari luar kan. Hal itu lalu menjadi beban mental yang dibawa ke mana-mana.
"Dan saya tidak mengatakan itu buruk atau kita perlu melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Saya bahkan tidak tahu apakah kita bisa. Tetapi terkadang hanya cukup untuk mengakui, hei ini ada suatu hal. Ada alasan mengapa kami lelah bahkan ketika kami merasa tidak ada yang diselesaikan," sambung Mary.
Pikiran ibu itu penuh dengan semua hal yang belum selesai dan daftar yang perlu dilakukan. Tanpa disadari hal itu bisa membebani diri dan bikin capek. Nah, kita bisa melakukan sesuatu untuk melepas beban itu.
"Anda bisa memberi tahu pasangan dan keluarga untuk meringankan beban. Bahkan jika hanya sebentar," lanjut Mary.
Menurut Mary, beban kaum ibu mungkin nggak terlihat tapi cukup berat. Jadi, berusaha terbuka dan jujur, atau berbicara dengan satu sama lain bisa mengurangi beban tersebut.
Beban Bikin LelahPerempuan memang diketahui lebih rentan mengalami stres dibandingkan dengan laki-laki, Bun. Hal ini berhubungan dengan hormon stres yang disebut corticotropinreleasing factor (CRF).
Hormon CRF lebih erat terikat pada protein stres sel-sel otak perempuan, sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap dampak dari perubahan hormon tersebut. Sedangkan pada laki-laki, otak dapat mengurangi kadar protein, menghentikan hormon dari pengikatan, dan mengurangi dampaknya terhadap otak, seperti dikutip dari detikHealth.
Psikolog klinis dari Klinik Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani MPsi, mengungkapkan kelelahan secara fisik yang disertai dengan tidak adanya aktivitas menyenangkan untuk membuat bahagia, serta minimnya dukungan dari orang-orang terdekat, sangat mungkin membuat orang merasa stres.
"Seringkali
stres tidak dirasa. Namun, sudah mempengaruhi kondisi fisik di mana muncul keluhan-keluhan fisik seperti mag, susah tidur dan gatal-gatal," kata wanita yang akrab disapa Wita ini.
Baca juga: Ibu Hamil Menangis, Bayi di Kandungan Juga Akan Menangis? |
Gejala stres yang dialami ibu bisa tampak ketika ia jadi mudah tersinggung, marah, dan menangis. Bahkan, ibu menjadi memiliki nafsu makan yang tinggi atau sebaliknya justru tidak nafsu makan.
"Gejala lainnya, ibu bisa mudah lelah dan tidak bertenaga, malas untuk bersosialisasi, dan menjadi sangat pelupa," ujar perempuan yang juga praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI ini.
(nwy)