Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Jangan Abaikan Depresi Meski Kita Tampak Seperti Ibu yang Kuat

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Rabu, 06 Jun 2018 16:09 WIB

Dari luar kita mungkin terlihat kuat menghadapi berbagai tekanan yang dihadapi seorang ibu. Tapi mungkin sebenarnya kita rapuh.
Jangan Abaikan Depresi Meski Kita Tampak Seperti Ibu yang Kuat/ Foto: Thinkstock
Nggak banyak orang yang tahu desainer kenamaan, Kate Spade, mengalami depresi. Sebab dari luar, dirinya terlihat sebagai sosok ibu yang kuat, sukses dengan bisnisnya, dan sepertinya nggak punya masalah finansial. Tapi nyatanya depresi membuat Kate Spade memutuskan untuk mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Depresi memang nggak bisa disepelekan dan dianggap main-main. Soal depresi yang dialami ibu, dirasakan pula oleh seorang penulis bernama Candace Ganger.

Candace bilang sering kali di pagi hari dia harus berjuang untuk bangkit dari tempat tidurnya. Paginya penuh gerutuan, di mana kakinya terasa begitu berat dan dadanya terasa sakit. Marah dan gelisan tanpa alasan nyata sering dia alami.

Tapi Candace berusaha keras untuk menjalani kegiatan rutinnya seperti biasa. Dia menyiapkan sarapan, keperluan anak sebelum berangkat sekolah, hingga menyiapkan bekal untuk kedua anaknya. Meski semua itu dilakukannya dengan sangat-sangat buruk, sehingga anaknya takut mendekat.



Setelah anaknya sekolah, dia menyiapkan makan malam. Setelah itu dia datang ke kelas seni yang memang jadi salah satu kegiatan rutinnya, belanja bahan makanan, baru kemudian bekerja. Rasanya hari-harinya begitu sibuk ya, Bun, seperti kebanyakan ibu lainnya.

Bahkan setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia masih mengerjakan pekerjaan rumah yang lain seperti mencuci pakaian ataupun mencuci piring. Dia pun ikut menyimak cerita-cerita yang dilontarkan anaknya, dan ikut tertawa saat cerita itu dianggap lucu.

Simak lanjutan kisahnya yuk, Bun.

Sisi Lain yang Tak Terlihat

Foto: Thinkstock

Candace terlihat seperti ibu yang punya banyak energi, ibu yang kuat dan tahan banting. Tapi siapa sangka dia adalah sosok yang akan menyapu dapu berulang kali, melipat pakaian yang sudah dilipat, atau menghitung detik-detik yang berlalu.

"Ini adalah bagian dari obsesive compulsive disorder. Bagian dari saya. Bersama dengan kegelisahan dan depresi yang saya rasakan, gangguan itu berusaha membuat saya lelah sampai mati," ucapnya, dikutip dari blognya.

Depresi adalah hal yang sudah akrab pada diri Candace. Ya, beberapa anggota keluarganya hidup dengan depresi yang harus mendapat terapi dan mengonsumsi obat-obatan. Jujur, dia merasa bosan dengan depresi itu. Candace berusaha melawan ketidaknyamanan dengan melakukan apapun yang harus dia lakukan sebagai seorang istri, ibu, dan sosok perempuan tanpa depresi yang dia kenal.



"Dari luar saya terlihat kuat, percaya diri, punya tekad, berani, tak kenal takut, dan fleksibel," tutur Candace.

"Tapi di dalam, saya lemah, merasa insecure, gelap, rusak," imbuhnya.

Kondisi ini membuatnya ingin mengakhiri hidup, Bun.

Ingin Mengakhiri Hidup

Foto: Getty Images

Candace bilang hidupnya memang berat. Dia mengalami trauma masa kanak-kanak. Entah apa, tapi itu terasa berat benar dia rasakan. Dia berusaha berdamai dengan semua dan berusaha baik-baik saja.

Tapi ternyata, Bun, itu semua nggak mudah. Bahkan setelah melahirkan anak sulungnya, Candace mengalami depresi yang membuatnya ingin mengakhiri hidup.

"Saya bekerja keras sepanjang hari untuk mengabaikan kesedihan, sehingga anak-anak mengingat saat-saat indah bersama saya," lanjutnya.

Ternyata apa yang dialami Candace adalah high-functioning depression, Bun. Sesuatu yang tidak terlihat, tapi kuat banget dampaknya. Candace mengibaratkan depresinya ini seperti api yang perlahan-lahan membakar.

"Saya bisa menjadi semua hal yang diharapkan setiap orang. Pada saat yang sama, api di dalam akhirnya akan memakan saya jika dibiarkan," tambah Candace.

Lalu bagaimana kisahnya selanjutnya?

Berusaha Bangkit Selagi Bisa

Foto: thinkstock

Melalui Twitter-nya, Cancace mengatakan tidak mudah memang menjalani hidup dengan riwayat depresi. Hidup akan selalu terlihat seperti roller coaster. Tapi dia mengingatkan ada kalanya masa-masa di mana ada seberkas cahaya terang di antara tempat yang gelap.

"Pasti akan ada cahaya jika Anda bisa melihat jalan Anda sendiri melalui rasa pedih yang dirasakan. Saya tahu itu berat. Saya tahu banget," ucapnya.

Depresi, sambungnya, akan membuat seseorang lemah meskipun sebenarnya kuat. Depresi juga membuat seseorang merasa terisolasi.

"Depresi adalah lubang hitam. Tidak memiliki rasa malu dalam menjangkau siapapun. Karena itu Anda layak diselamatkan," sambung Candace berusaha menyemangati siapapun yang merasa depresi.

Candace juga menyarankan untuk menghubungi kalangan profesional yang bisa membantu mengatasi depresi yang dialami.


(Nurvita Indarini)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda