New Delhi, India -
Apakah Ayah dan Bunda sering meluangkan waktu untuk menemani anak mengerjakan pekerjaan rumah (PR)? Jika iya, sama dong seperti yang dilakukan orang terkaya se-Asia,
Mukesh Ambani.
Sekarang sih memang anak-anak
Mukesh Ambani sudah besar. Kegiatan menemani mengerjakan PR itu dilakukannya bertahun-tahun lalu saat anak-anaknya masih duduk di bangku sekolah.
Jadi sang istri, Nita Ambani, yang selalu mendorong Mukesh Ambani untuk rutin menemani anaknya mengerjakan PR, setidaknya sekali dalam sepekan. Mukesh Ambani pun menemani anaknya mengerjakan PR setiap hari Minggu.
"Saya bilang pada dia (Mukesh Ambani) bahwa mungkin saja kesibukanmu memengaruhi masa depan Reliance dan negara, tetapi Kamu lebih memengaruhi masa depan anak-anakmu," kata Nita dikutip dari Idiva.
Nita Ambani bilang bahwa yang dibutuhkan anak bukan hanya waktu yang berkualitas tapi juga kuantitas. Dengan menjaga kuantitas waktu bersama anak, meski hanya dengan menemani mereka mengerjakan PR, hal itu bisa jadi hal yang sangat bermanfaat dan menyenangkan lho.
 Mukesh Ambani dan istrinya, Nita Ambani/ Foto: Twitter/@NitaMAmbani |
Psikolog Najelaa Shihab, penggagas yayasan Keluarga Kita, beberapa waktu yang lalu menuturkan kualitas hubungan tidak akan tercapai tanpa kuantitas yang cukup. Karena itu, kita sebagai orang tua memang harus benar-benar meluangkan waktu buat anak. Soal banyak sedikitnya waktu memang relatif, tapi yang paling penting adalah saat bersama anak, kita hadir sepenuh hati dan sepenuh tubuh.
Bagi Nita Ambani penting banget bagi orang tua untuk menyeimbangkan pekerjaan, kehidupan, rumah, dan lain-lain. Karena itulah dia selalu berusaha memprioritaskan hal-hal yang memang harus diprioritaskan.
Nita Ambani lantas menganalogikan dengan aktivitas lempar-tangkap bola karet dan bola kaca. "Bisa jadi yang karet akan mental kembali saat meleset, sedangkan bola kaca akan retak jika kita membiarkannya jatuh. Jadi prioritas, prioritas, prioritas," tuturnya.
Kepada anak-anaknya, Nita Ambani juga bilang bahwa kekayaan dan kekuatan tidak berjalan bersamaan. Buat Nita, kekuasaan adalah tanggung jawab.
"Bagi saya, kekuasaan adalah tanggung jawab. Dan saya mendapatkannya dari keluarga saya, pekerjaan saya, semangat saya, dan nilai-nilai kelas menengah saya," paparnya.
(Nurvita Indarini)