Jakarta -
Andien selalu memberi warna baru dan ciri khas khusus dalam setiap karyanya. Kali ini di peluncuran single terbarunya yang berjudul 'Warna-warna', Andien bekerja sama dengan Art Therapy Center (ATC) Widyatama membuat pameran bertema 'Pameran Warna-warna' yang melibatkan anak-anak difabel.
Karya pesan sosial ini terjadi juga atas berbagai pengalaman yang Andien lewati. Awalnya lagu Andien 'Warna-warna' yang merupakan single ke-5 dari album 'Metamorfosa' ini terinspirasi dari lagu anak-anak 'Pelangi'.
"Di situ dikatakan, seorang anak kecil mengagumi pelangi di atas langit. Pelangi yang terlihat seperempat lingkaran, namun setelah dewasa kita berproses, belajar dan mendapat banyak pengalaman. Bahwa sebenarnya, pelangi itu sendiri bukan seperempat lingkaran. Bisa lingkaran penuh atau bisa berbagai macam, tergantung persepsi kita," tutur Andien dalam konferensi pers 'Andien Berkolaborasi dengan Art Therapy Center (ATC) Widyatama Persembahkan Pameran Warna-warna: Warna dalam Perspektif Anak-anak Berkebutuhan Khusus, di Dia.Lo.Gue, Kemang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Andien bilang dari pelangi tersebut kita bisa belajar. Dalam satu objek yang sama bisa terlihat berbeda-beda tergantung dari mana persepsinya. Warna sama, bentuk sama, tapi bisa berbeda jika dilihat dari persepsi masing-masing.
 Cerita Kolaborasi Andien dengan Anak-anak Difabel untuk Lagunya/ Foto: kemenpar |
"Singkat cerita saya bertemu ATC Widyatama ini saat di Happines Fest. Waktu itu saya dikasih CD sama seseorang dan saya terpesona dengan cover CD-nya. Begitu saya dengarkan, saya menangis karena baru tahu mereka adalah special needs kids tapi salutnya mereka bisa membuat karya sebagus itu," tutur pelantun 'Gemintang' ini.
Dari situ
Andien mencari kontak ATC Widyatama dan mengunjunginya bersama sang suami juga si kecil Kawa. Kata Andien, anak-anak di sana terlihat senang dan punya hasil karya yang bagus-bagus. Dikatakan pihak sekolah ATC Widyatama, beberapa orang tua dari anak-anak difabel ini bilang anak mereka nggak mampu karena tak bisa jadi apa yang orang tua harapkan.
"Contoh, di depan anak-anak ini dikasih objek tomat. Orang tua mereka berharap, anak-anak mereka bisa menggambar tomat, buah segar berwarna merah. Tapi nyatanya, anak-anak ini menggambar tomat dengan berbagai warna bukannya warna merah," tutur Andien.
Andien bilang, pengajar di ATC Widyataman yakin bahwa anak-anak melihat tomat dengan perspektif yang berbeda. Karena itu, tiap anak punya warna yang berbeda-beda dalam satu buah tomat ini. Kebetulan punya visi yang sama dengan single yang Andien buat, tercurahlah berbagai macam perspektif ini dalam sebuah lagu dan tercetus ide membuat pameran.
"Nggak hanya berkunjung, di sana saya berpikir kira-kira karya mereka bisa nggak ya dipakai? Misal jadi artwork cover CD atau brand baju. Kita juga ingin anak-anak ini belajar menghadapi klien supaya bisa berkompetisi dengan desainer di luar juga. Juga meningkatkan awareness, gimana teman-teman difabel ini bisa diakomodir untuk dilihat potensinya," tutur Andien.
Pada kesempatan yang sama, Anunsiata Srisabda sebagai salah satu pengajar di ATC Widyatama mengatakan seniman itu difasilitasi sehingga karya-karyanya bisa terkenal. Dan pameran ini sebagai salah satu wadah teman-teman difabel menunjukkan karyanya.
(aml/rdn)