Sydney -
Seperti ibu lain, Meghan Koziel pasti ingin menyusui bayinya. Namun, mastektomi yang dia jalani sebagai salah satu terapi
kanker payudara membuat Meghan nggak bisa
menyusui.
Seakan tahu pertanyaan apakah dirinya menyusui atau nggak setelah melahirkan bakal didapat, Meghan membuat sebuah poster dengan warna merah muda atau pink, warna yang menjadi simbol
kanker payudara.
Di foto itu, Meghan yang akan melahirkan duduk di ranjang RS dengan kedua tangan memegang dada. Di dinding belakang ranjang Meghan, ada pesan meskipun menyusui adalah tugas yang sangat spesial tapi tolong hati-hati sebelum bertanya.
"Bayi kami akan diberi susu formula dan itu tak akan memengaruhi masa depannya. Ibu ini seorang survivor," demikian tulisan di poster buatan Meghan tersebut.
[Gambas:Instagram]
Diketahui, Meghan didiagnosis dan menjalani terapi kanker payudara pada tahun 2015. Dia menambahkan sebagai
survivor kanker payudara dan sudah menjalani mastektomi, ia tak mampu menyusui. Memang Meghan sudah melakukan rekonstruksi payudara setelah mastektomi, tapi tubuhnya tak mampu menyusui.
"Ya saya punya foob (payudara palsu), tapi saya tidak punya payudara (atau puting) karena itu, tubuh saya tidak mampu
menyusui," ujar Meghan dalam keterangan foto di Instagram-nya.
Kebetulan, Meghan bekerja di RS. Makanya, dia tahu benar gimana pedihnya perasaan seorang ibu ketika nggak bisa menyusui si kecil karena alasan medis. Apalagi bila ditambah pertanyaan atau komentar orang-orang tentang dirinya yang nggak menyusui tanpa mereka tahu alasan di baliknya, pasti makin menyakitnya.
 Ilustrasi menyusui/ Foto: thinkstock |
Dikutip dari Fatherly, Meghan bilang foto yang ia bagikan menuai banyak komentar dan saran, salah satunya untuk menggunakan ASI donor. Namun, Meghan belum tertarik melakukannya. Nggak cuma itu, sejumlah ibu yang melihat postingan Meghan tertarik dengan idenya. Sampai ada yang berniat meniru cara Meghan, Bun.
Bicara kanker payudara, penyakit ini memang bisa mengenai siapa saja. Nah, bagi para bunda, jangan lupa periksa payudara sendiri (Sadari). Menurut dr Shanty Gultom dari Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), walaupun sudah menikah, hamil, melahirkan, dan menyusui, deteksi dini kanker payudara tetap penting dilakukan.
dr Shanty juga bilang menikah, hamil, dan menyusui merupakan faktor predisposisi atau gambaran kebanyakan pasien yang terkena kanker berdasarkan penelitian terdahulu.
"Jadi bukan hal yang paling utama. Kalau menyusui nggak bakal kena kita, nggak begitu. Faktor predisposisi itu suatu keadaan yang kecenderungan tapi bukan berarti kalau dia nggak seperti itu nggak akan kena. Jadi, deteksi dini
kanker payudara itu harus," kata dr Shanty kepada HaiBunda beberapa waktu lalu.
(rdn/rdn)