Bunda sedang atau berencana menjalankan usaha? Kalau iya, penting banget buat Bunda membuat business plan lho.
Menurut Indah Hapsari Arifaty, Co Founder Jouska, sebelum memulai bisnis, sebaiknya buat business plan. Dengan membuat business plan, bisnis memiliki tujuan dan hasil yang jelas.
"B
usiness plan itu sebenarnya kayak buku pedoman. Nggak harus yang rumit, tapi at least, saat kita bilang mau berbisnis, bikin dulu tuh yang namanya panduan buat jalani
bisnis," kata Indah saat Press Conference Festival Srikandi Nusantara 'Buka Kesempatan untuk Perempuan Indonesia' di Kota Kasablanka, Jakarta, baru-baru ibi.
Lebih jelasnya, Indah menjabarkan 3 manfaat membuat business plan sebelum berbisnis.
1. Sebagai panduan untuk menjalankan bisnis
Ilustrasi business plan (Foto: iStock) |
Sebelum berbisnis, kita mesti tahu berapa
modal yang akan dikeluarkan dan kapan kita akan balik modal. Balik modal, bukan hanya soal keuntungan yang didapat, tapi bagaimana kita bisa mendapat kembali dana awal yang dikeluarkan.
"Misal, saya mulai dengan modal Rp 20 juta. Buat business plannya, kira-kira akan balik modal dalam berapa bulan. Misal 6 bulan, jadi setiap bulannya harus dapat penghasilan berapa? Misal Rp 5 juta. Nah, jadi setiap jualan ada patokannya," tutur Indah.
Banyak ditemukan, misal pedagang baju, mereka membeli baju sebanyak-banyaknya dengan mindset bila tidak laku bisa disimpan. Atau pedagang makanan, membeli makanan sebanyaknya-banyaknya, saat tidak laku makanannya basi. Ini karena mereka tidak membuat business plan.
"Sebenarnya sesimpel itu business plan. Biar tahu, ini balik modalnya berapa lama, ya bikin business plan," kata Indah.
2. Fokus pada cara mencapai tujuan Business plan akan membantu kita membuat target serta strategi yang jelas dalam berbisnis. Hal-hal kecil pun akan lebih terstruktur dan terukur.
"Misal, saya harus jual
dim sum seminggu itu 50 bungkus, berarti berapa kali harus promosi, berapa kali harus posting di instagram, terus harus tag siapa, endorse siapa, itu jadi jelas," ucap Indah.
3. Mengidentifikasi apakah tujuan cukup realistis
Dengan membuat business plan, kita bisa jadi pengusaha yang realistis, tidak mengawang-awang. Misal, modal Rp 20 juta dan ingin balik modal selama 6 bulan. Namun, setelah dihitung-hitung ternyata berat dan baru bisa balik modal setelah setahun. Nah, kita bisa mengetahui hal ini jika sudah punya business plan.
"Jadi bukan cuma kayaknya sih bisa balik segini. Kalau udah punya business plan beda," tegas Indah.