
moms-life
Pria RI Pikat Wanita China Mualaf, Berawal Salah Paham Kini Sukses Buka Resto di Tangsel
HaiBunda
Minggu, 12 Jun 2022 09:30 WIB

Ada kisah menarik dari pasangan beda negara Fatimah Zahra dan Yuda Wardhana. Kisah mereka berawal saat keduanya menempuh pendidikan S1 di Jerman beberapa tahun yang lalu.
Yuda mengatakan bahwa sang istri yang berasal dari Harbin, China, merupakan mahasiswa satu kampus dengan fakultas berbeda. Keduanya dapat bertemu karena saat di awal semester, seluruh mahasiswa bisa bergabung mengikuti satu kuliah.
"Jadi kita satu kampus tapi beda fakultas, di Jerman. Awal semester itu masih campur, dari situ ngobrol, kenal," tuturnya, dikutip dari kanal YouTube CERITA UNTUNGS pada Sabtu (11/6/2022).
Yuda yang saat itu memiliki beberapa teman dari China, mengungkapkan ketertarikan untuk bisa berbahasa Mandarin. Berawal dengan pertemanan dengan mereka, ia pun berhasil menambah wawasan berbahasa asing tersebut.
"Saya banyak teman-teman orang China, nah terus saya mau belajar kalimat bahasa China 'Saya ingin mencari teman'," kenangnya.
Saat itu, Yuda mengatakan kalimat tersebut pada Fatimah, Bunda. Akan tetapi, pelafalan Yuda saat itu salah. Akibatnya, wanita dengan nama asli Wei Wei Yang itu menafsirkannya dengan makna yang berbeda.
"Tapi saya menyebutnya salah dan istri saya salah mendengar. Saya malah bilang 'Saya mau cari pacar' ke istri, (padahal niat cari pacar, pengucapan pacar dan teman memiliki perbedaan yang tipis sangat tipis)," kata Yuda.
"Sedangkan saya menjawab, 'Saya, saya' (mengajukan diri). Ternyata saya dengarnya salah," sambung Fatimah.
Yuda yang mengetahui kesalahan tersebut tak menganggap hal tersebut sebagai hal yang besar. Di satu sisi, ia cukup senang.
Sejak dari obrolan tersebut, hubungan Yuda dan Fatimah semakin erat, Bunda. Pertemanan mereka juga berujung pernikahan.
"Sampai menikah itu, (berhubungan selama) 7 tahun," tutur Yuda.
Keputusan menikah itu juga muncul usai Yuda melihat kebaikan hati Fatimah. Sebelumnya, ia juga mulai mengenalkan agama Islam pada Fatimah.
Dari berbagai pengalaman yang terjadi di masa-masa mengajari Islam, Yuda melihat Fatimah memiliki hati yang tulus. Tak hanya pada dirinya, namun lingkungan yang berjalan di sekitarnya.
"Saat itu klik, hatinya bagus sekali (baik)," ujarnya.
Kapan Fatimah memutuskan menjadi mualaf? Simak kisah selanjutnya di halaman berikut ya, Bunda.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Bunda simak juga alasan kenapa bule Rusia lebih pilih tinggal di Indonesia dengan suami dalam video berikut:
MUALAF DAN MENIKAH
Ilustrasi pernikahan/Foto: Istock
Fatimah memutuskan untuk menjadi mualaf pada tahun 2017, Bunda. Proses tersebut berlangsung beberapa saat sebelum ia dan Yuda resmi menjadi pasangan suami istri.
"2017, sebelum menikah," tuturnya.
Fatimah juga menceritakan alasan dirinya mau memeluk agama Islam. Katanya, ia bisa melihat kebaikan Islam dari perilaku Yuda yang terpuji.
"Dia melihat saya baik, jadi dia menilai Islam mengajarkan kebaikan," kata Yuda menerjemahkan ucapan sang istri.
Bagaimana tidak, selama di Jerman dahulu, Fatimah dapat merasakan kepedulian Yuda pada dirinya. Ketika sendirian tanpa teman dan keluarga, hanya Yuda yang selalu menolong dan menemani dirinya.
"Saat di Jerman saya sendiri tidak ada family. Teman tidak ada, belajar bersama tidak ada (yang mau). Hanya Yuda yang baik, mau membantu. Diajari agar tak di-DO dari kampus," kenangnya.
Orang tua Fatimah awalnya juga meragu, Bunda. Ini karena mereka belum mengenal seperti apa Islam sebenarnya. Belum lagi, Fatimah yang sudah jauh dari China, sudah diperkirakan akan semakin sulit dijangkau jika menikah dengan pria asal Indonesia.
"Dulu mama sama papa belum tahu kultur muslim, 'Takut nanti anak saya kenapa-kenapa. Sekarang di Jerman, susah (ketemu), nanti Indonesia lagi'," katanya.
"Sekarang Mama tinggal bersama kami, tiga tahun bersama tak melihat ada yang beda (ke arah yang buruk), lebih bagus karena saya ada agama," sambungnya.
Pernikahan Yuda dan Fatimah sendiri berlangsung di Indonesia. Proses lamarannya dilakukan dengan adat Indonesia, lho. Yuda membawa beberapa anggota keluarganya untuk menemui orang tua Fatimah di China.
"(Melamar) dengan adat Indonesia. Pakai translater, cari mahasiswa Indonesia yang kuliah di Harbin, 'Minta tolong dong, jadi translater'."
Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.
BANGUN BISNIS RESTORAN
Restoran milik Yuda dan Fatimah/Foto: Instagram @longfengtang
Setelah menikah, Yuda dan Fatimah melanjutkan kehidupan di Jerman selama 2 tahun. Ketika itu, Fatimah sudah hamil dan keduanya mulai dilanda kebingungan.
"Karena waktu itu lagi hamil di Jerman kita bingung kan makanan yang cocok dari makanan. Terus enggak tahu apa-apa soal kelahiran anak. Ngobrol sama istri mau melahirkan di China saja atau Indonesia," kata Yuda.
Keduanya lantas memutuskan untuk pulang ke Indonesia, Bunda. Yuda dan Fatimah berpikir bahwa nanti akan sulit jika anak mereka lahir di Jerman. Keluarga mereka yang sudah berasal dari negara berbeda bisa membuat anaknya sulit jika akan ke mana-mana nantinya.
Setelah di Indonesia, Yuda kemudian bekerja seperti biasa. Sedangkan Fatimah, ia menghabiskan waktu di rumah dan kebingungan karena tidak ada aktifitas.
Dari kebingungan itu, ia kemudian semakin sering melihat minuman boba ramai dijual oleh masyarakat Indonesia. Fatimah awalnya bingung, ini karena minuman bob biasa ia temukan di Taiwan.
"Dulu waktu 2020 kita memang enggak ngapa-ngapain, karena saya masih kerja, istri itu di rumah nggak ngapa-ngapain sampai bingung mikirin kegiatan. Lalu dia sering melihat banyak minuman boba di Indonesia. Bingung, karena ini minuman dari Taiwan, 'Orang Indonesia suka minum boba, ya?, nanya gitu," kenangnya.
Nah, Fatimah kemudian mulai berjualan melihat minat masyarakat tersebut, Bunda. Lama-kelamaan, mereka juga menjual makanan yang berasal dari kampung halaman Fatimah di China Utara.
Bisnis tersebut awalnya layu, dalam seminggu pertama tak ada yang beli. Namun untungnya, mereka tak menyerah dan terus berusaha. Sampai akhirnya, ada yang mau mencoba dan bisnis restoran Chinnes mereka maju dan terkenal, yang dikenal dengan nama Long Feng Tang yang berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan.
"Satu minggu enggak ada yang beli. Satu bulanan lah, akhinya ada yang nyoba. Dari satu mulut ke mulut lainnya (disebar), satu orang terus besoknya bawa temannya yang lainnya, keluarganya," papar Yuda.
Usaha mereka awalnya juga dari kios, Bunda. Fatimah sendiri tak yakin untuk membuka restoran jika Yuda tak optimis untuk terus mengajakknya menjadi tempat yang lebih besar.
Soal kehalalan masakan Fatimah juga pernah diragukan, Bunda. Walau begitu, keduanya mengikuti proses tersebut secara perlahan. Walau pernah ditinggal karena tak jadi beli, kini pengunjung restoran mereka semakin banyak dan terus terkenal.
"Cukup susah. Orang mau tahu ini pakai daging apa, ini apa, cara bikinnya gimana, harus kasih tahu semua baru mau coba," kenang Fatimah.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Mom's Life
Cerita Putri Helmy Yahya Awalnya Tak Direstui Menikahi Pria Korea, Akhirnya Luluh karena Hal Ini...

Mom's Life
Cerita Wanita Sulsel Iseng Bikin Prank Nikah dengan Pria Asing Asal Turki, Kini Berujung Manis

Mom's Life
Berawal Takut Dipecat, Eks Santri Ini Akhirnya Jatuh Cinta dan Nikahi Bos Bule Jerman

Mom's Life
Pria Taiwan Nikahi Gadis Jawa, Mempelai Wanita Terjemahkan 4 Bahasa Saat Akad

Mom's Life
Bule Jerman Nikahi Pria Jawa, Berawal dari Vespa dan Cari Indekos di Yogya


7 Foto
Mom's Life
7 Potret Harmonis Hijaber Kalimantan & Suami Jepang Mualaf
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda