5 Fakta Keluarga Stephen Hillenburg, Kreator SpongeBob SquarePants

Kabar duka kembali datang dari dunia hiburan dan animasi. Stephen Hillenburg, pencipta serial animasi Nickelodeon, Spongebob Squarepants, telah meninggal pada usia 57 tahun. Diketahui sebab kepergian Stephen karena mengidap Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), atau gangguan saraf, sejak Maret 2017.

Stephen Hillenburg berhasil bertahan dari penyakitnya karena dukungan sang istri, Karen, yang sudah dinikahinya sejak 20 tahun lalu serta buah hatinya, Clay.

SpongeBob SquarePants merupakan karya Stephen yang telah ditayangkan sejak 1999, dengan terjemahan lebih dari 60 bahasa, memperoleh sembilan nominasi Emmy Award dan banyak penghargaan lainnya.

"Dia adalah seorang teman yang dicintai dan rekan yang kreatif untuk semua orang di di Nickelodeon, dan hati kami selalu untuk seluruh keluarganya," kata pihak Nickelodeon.

Berikut lima fakta singkat tentang Stephen Hillenburg dan keluarga seperti dilansir Heavy. Cek halaman selanjutnya ya, Bunda.

Istri yang pintar masak dan anak bertalenta

Foto: Getty Images

4. Karen adalah seorang chef di sekolah kuliner

Karen mengajar di New School of Cooking, yang berada di Pasadena dan Culver City. Sekolah tersebut menawarkan program diploma dalam seni kuliner dan pastry.

"Para guru di New School memiliki gelar dari sekolah kuliner yang dihormati dan telah banyak pengalaman di lapangan. Mereka diuji, dilatih dan berkomitmen untuk memberikan siswa kami pendidikan terbaik," kata pihak dari the New School.

5. Putranya, Clay, mewarisi bakat sang ayah

Clay yang kini berusia 20 tahun, tampaknya mewarisi cinta dan bakat ayahnya dalam dunia animasi. Ia dikenal dalam Wikia Fandom sebagai kartunis, animator, sutradara, produser, dan penulis. Dalam proyek-proyek mendatang, dia juga akan bekerja sama dengan Nickelodeon dan Discovery Family.

Dalam wawancara dengan The New York Times, pada 2013, sang kreator SpongeBob SquarePants menceritakan bahwa putranya adalah seorang drummer. Dan mereka kadang menghabiskan waktu bersama dengan bermain musik.

"Main gitar itu menyeramkan. Walau begitu, ini cara yang bagus untuk bonding," tutur Stephen Hillenburg.