Jakarta -
Aktor serba bisa,
Lukman Sardi memang dikenal dekat dengan keluarganya. Ia juga kerap mengunggah momen kebersamaan dengan anak dan istrinya.
Dalam setiap unggahannya
Lukman Sardi kerap menyertakan caption yang menyentuh, baik berupa pesan maupun cerita singkat yang menggambarkan rasa sayangnya kepada keluarga. Seperti baru-baru ini, pria 47 ini memosting foto bersama anak keduanya, Akira Deshawn Yi Obelom Sardi.
Dalam unggahan tersebut, aktor yang akan pentas dalam teater bertajuk 'Nyanyi Sunyi Revolusi' ini tampak menggendong anaknya sambil menunjuk ke satu arah. Ia menyertakan pesan bahwa sebagai ayah Lukman Sardi berkewajiban menunjukkan jalan yang baik pada anaknya. Namun, bukan berarti ia berhak mengatur seluruh kehidupan sang anak.
"Hai Akira, sebagai papa kamu papa punya kewajiban dan bisa nunjukkin mana jalan yang baik yang pernah papa lewatin, tapi tentu hidup kamu ya hidup kamu, setiap manusia punya jalan hidupnya masing-masing, yang penting apapun itu harus dimulai dengan niat yang baik buat diri kamu, keluarga, sahabat bahkan orang lain. Dengan begitu pasti Tuhan akan membimbing jalan kamu dalam hidup ini dan selalu bersyukur dengan apa pun," tulis pria kelahiran Jakarta ini di Instagram-nya.
Bicara soal
peran ayah dalam keluarga, menurut psikolog Naomi Soetikno, ayah berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Peran-peran tersebut di antaranya 'structure, warm, accesibility dan playing'. Tanpa peran ini, perkembangan anak bisa menjadi kurang seimbang.
"Pada dasarnya rumah tangga akan lemah arahnya jika tidak memiliki kepala keluarga yang tegas menerapkan aturan pada anak-anaknya. Ini peran 'structure'. Tapi ingat, ini perlu diimbangi juga dengan 'warm'," tutur dosen Universitas Tarumanegara tersebut dikutip dari
detikcom.
'Warm' adalah ketika ayah mampu menjadi tempat anak-anak mencurahkan isi hatinya. Karena sesekali anak butuh figur ayah untuk bisa bercerita dan mengutarakan pikirannya. Berikutnya, 'accesibility' ayah harus mudah diakses oleh anak di sela-sela pekerjaannya. Ini akan membuat anak selalu aman dan terlindungi walaupun ia tidak sedang bersama ayahnya. Yang terakhir adalah 'playing', di mana ayah harus termotivasi untuk bermain bersama anak-anaknya.
Pada usia 0 - 2 tahun, Naomi menjelaskan bermain bersama ayah akan membantu perkembangan sensor motorik anak. Sedangkan, pada anak berusia 2 - 5 tahun, bermain dapat membantu perkembangan logika.
"Anak yang banyak bermain bersama ayahnya, logika dalam berpikir akan lebih jalan, sedangkan anak yang lebih dekat dengan ibu biasanya lebih 'hangat' karena sifat ibu yang lebih 'ngemong'. Tapi tentu akan sangat baik jika anak bisa dekat secara emosional dengan kedua orang tuanya," ungkap Naomi.
(yun/rdn)