Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut'

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Jumat, 06 Apr 2018 14:00 WIB

Orang menganggap kita beruntung karena punya anak yang penurut. Padahal kita berjuang keras untuk itu.
Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut'/ Foto: Istimewa
Jakarta - Pernah nggak, Bun, dikomentarin orang kayak gini, "Ih enak banget sih hidupnya, punya anak nurut-nurut,". Hmm, bersyukur banget sih ya pastinya kalau anak kita adalah anak yang penurut. Tapi untuk membuat anak kita nurut juga ada upaya untuk mewujudkannya.

Seperti dialami Mona Ratuliu nih, Bun. Kalau kita lihat, keluarga Mona tampak selalu harmonis, mesra, dan anak-anaknya juga penurut semua ya. Kalau kondisi kita lagi berbeda banget dengan yang dialami Mona, tentu komentar pertama kita, "Enak banget hidupnya...". Ya, mungkin ada nada iri ya, Bun, dalam kalimat kita itu.

Mona pun mengakui, sering mendapat komentar dari orang lain. "Nggak sedikit yang bilang, 'Ih Mba Mona enak banget, punya anak anteng dan nurut'. Padahal bisa kayak gini tuh prosesnya panjang, dan gagal sama frustrasinya juga banyak," tutur Mona Ratuliu saat ngobrol dengan HaiBunda.

Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut'Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut' Foto: Istimewa


Ibu dari 3 anak ini mengatakan dirinya sama seperti ibu-ibu yang lain. Iya, pernah mengalami masa-masa gagal saat mendidik anak. Tapi beruntungnya, keesokan harinya kita masih ibu dari anak-anak kita, sehingga kita bisa belajar dari kesalahan dan menjadi lebih baik lagi.

"Kadang ibu-ibu begitu mentok, nggak dilanjutin lagi tuh padahal justru terusin aja sampai akhirnya berhasil. Karena memang nggak mudah mengurus keluarga, tapi bisa kok anak distimulasi terus," papar Mona Ratuliu.



Sebenarnya Mona prihatin saat melihat orang-orang menilai ia cukup beruntung karena punya suami baik, anak-anak yang penurut dan pintar. Karena lagi-lagi, ada upaya yang diusahakan untuk mendapatkan hasil itu.

"Asal ibu-ibu tahu ya, ini semua hasil perjuangan, bukan hadiah kayak kita buka kado dan tiba-tiba punya suami dan anak-anak baik," tutur penulis buku 'ParenThink' ini.

Berantem sama suami, beda pendapat sama anak, tentu Mona pernah rasakan. Tapi lagi-lagi tergantung dengan solusi apa yang akan diambil ketika mendapat masalah dan menerapkannya sehingga ketemu tuh pola yang baik saat menemukan masalah di keluarga.

Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut'/Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut'/ Foto: Istimewa


"Semua orang bisa kok, aku juga merasa tantangan yang sama dengan keluarga lain tapi karena selalu cari solusinya akhirnya ya bisa kayak sekarang," sambung Mona Ratuliu.

Karena itulah Mona mengeluarkan buku 'ParenThink', yang di dalamnya banyak cerita soal perjuangannya dalam mengurus keluarga dan anak-anaknya, bukan cuma keberhasilan jadi orang tua tapi juga ketika ia mengalami kegagalan.

"Anakku yang pertama, Mima, pas umur 6 tahun pernah bilang ke aku, nggak suka punya ibu kayak aku karena aku suka marah-marah dan sebagainya, di situ aku merasa gagal," papar istri Indra Brasco ini.

Sejak saat itu ia merasa perlu belajar banyak untuk menjadi ibu yang kebih baik. Soalnya sebelumnya Mona pikir yang namanya jadi ibu akan ngalir aja secara natural. Apalagi semua perempuan juga akan menjadi ibu bukan?

"Tapi ternyata nggak sesimpel itu. Dari situ aku banyak baca buku dan ikut seminar, bahkan sampai ketemu psikolog, sempat konsultasi pribadi karena aku juga penasaran ini salahku di mana sih," papar Mona Ratuliu.

Kemudian ketika ia mulai menerapkan semua yang ilmu yang didapat, Mona pun jadi lebih mudah dalam mengurus keluarga, terutama hubungannya ke anak-anak. Ini semua karena ia sudah tahu 'kuncinya'.



"Relasi ke anak juga jauh lebih baik dan berkembang pesat, terus aku mikir kenapa aku mesti simpan sendiri apalagi dengan era medsos seperti sekarang yang gampang banget nyebarin energi positif maupun negatif," tambahnya.

Awal Mula Membuat Buku

Saat mulai rajin datang ke seminar tentang pengasuhan anak, Mona pun rajin membagikan ilmunya melalui media sosial. Saat itu, Mona memilih membagikannya lewat Twitter.

"Karena namanya nge-tweet kan karakternya sedikit, jadi sekali posting aku bisa tuh ratusan tweet tapi lama-lama capek juga, lagian orang juga bakal susah liat bekas tulisannya kan," ungkap ibu dari Mima, Raka, dan Nala ini.

Akhirnya Mona pun merangkum tulisannya di blog pribadinya. Tiap ia ke seminar, apa yang ia dapat dari seminar ia tulis di blognya. Nah, di Twitter ia hanya mencantumkan link yang terkait. Beberapa artikelnya juga sering dibacakan di radio.

Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut'Selalu Ada Kisah di Balik Anggapan 'Enak Ya Anaknya Pada Nurut/ Foto: Istimewa




Kemudian salah satu penerbit buku menawarinya untuk membukukan semua tulisan di blognya. Setiap kali ketemu pakar, misalnya psikolog, Mona akan banyak bertanya untuk memperdalam tema tulisannya. Nah, dari situ juga dia jadi belajar untuk menerapkannya juga ke anaknya.

"Kadang ibu-ibu kan suka masih bingung, okelah ajak anak main di luar tapi gimana caranya, terus gimana stopin anak main gadget juga mesti apa dulu yang dilakuin, nah itu yang aku share," imbuh Mona Ratuliu.

Adakah Bunda-bunda yang suka menulis dan berbagi hal-hal seputar parenting seperti Mona Ratuliu? (aml)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda