Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kenapa Sih Pasangan Selalu Egois Saat 'Ehem'?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 24 Feb 2019 20:00 WIB

Pasangan sering bersikap egois saat 'ehem'? Simak cara menghadapinya, Bun.
Kenapa Sih Pasangan Selalu Egois Saat 'Ehem'?/ Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Dalam berhubungan intim, peran Ayah Bunda haruslah seimbang antara memberi dan menerima. Kalau pasangan hanya fokus pada kenikmatannya sendiri tanpa memikirkan perasaan kita, bikin frustrasi kan, Bun?

Dikutip dari Woman Health, berhati-hatilah pada pasangan yang disebut 'pillow princess' atau pasangan yang hanya memikirkan diri sendiri saat sedang melakukan 'ehem'.

"Agar lebih terangsang saat melakukan hubungan intim, seorang individu perlu fokus pada kebutuhan dan pengalaman mereka sendiri, sehingga dapat memberikan sensasi khusus," ujar Dr.Kelifern Pomeranz, terapis seks bersertifikat dari American Association of Sexuality Educators, Counselors and Therapists (AASECET).

"Tetapi, keegoisan itu akan mengabaikan keinginan pasangan," lanjut Pomeranz.


Terlebih lagi, keegoisan saat berhubungan intim menjadi tanda adanya masalah dinamika dalam suatu hubungan. Berikut adalah beberapa cara untuk mengetahui apakah pasangan kita termasuk dalam 'pillow princess'.

1. Apakah pasangan terburu-buru melakukan foreplay? Foreplay atau 'pemanasan' untuk meningkatkan rangsangan sebelum memulai hubungan intim sangat penting, Bun. Ini dibutuhkan untuk memberikan pengalaman seksual perlahan-lahan sebelum terjadi orgasme.

Tapi, banyak pasangan yang melewatkan foreplay dan langsung berhubungan intim. Ini bisa menjadi egois karena seperti tidak memedulikan dan memberikan perhatian pada pasangannya.

2. Apakah pasangan mengabaikan, merendahkan, dan mengejek kepuasan saat berhubungan intim? Mungkin pasangan melewatkan foreplay karena tidak tertarik dengan kemampuan pasangannya. Kadang, setelah orgasme, pasangan pergi begitu saja. Itu artinya mereka tidak tertarik dengan kepuasan kita.

3. Apa pasangan sering bercerita kepada teman-teman tentang kehidupan seksnya? "Cara mengetahui apakah pasangan egois di tempat tidur adalah jika mereka membual kepada teman-teman tentang kehidupan seksnya," ujar Pomeranz.
Ia menegaskan, itu sama artinya pasangan tidak memedulikan bagaimana perasaan kita dan jelas sudah melanggar privasi.

4. Apakah pasangan menganggap orgasme sebagai tolak ukur kesuksesan? Jika pasangan menggagap orgasme untuk merasakan kesenangan, artinya normal. Tapi jika mereka menjadikannya tolak ukur untuk kesuksesan, tandanya bahaya.
"Beberapa dari mereka kesal dan marah saat tidak mencapai orgasme, itu artinya dia merendahkanmu," kata Pomeranz.


Lalu, apa yang harus Bunda lakukan jika pasangan egois dalam berhubungan intim seperti itu? Berikut tips untuk mengatasinya:

1. Identifikasi kebutuhan

Tidak setiap orang memiliki keinginan dan kebutuhan yang sama. Carilah yang Bunda inginkan, misal, lebih suka foreplay lama atau sebentar, melakukan oral seks atau hanya ingin dipeluk.

2. Komunikasikan keinginan

Setelah tahu keinginan dan kebutuhan Bunda, segera bicarakan dengan pasangan. Tapi cari waktu yang pas ya. "Coba berbicara sebelum melakukan hubungan intim bisa buat situasi jadi membosankan, tapi bila dilakukan setelahnya, bisa seperti kritik," tutur Pomeranz.

3. Gunakan penekanan atau ungkapan positif

Coba beri pujian pada pasangan tentang yang dilakukan saat berhubungan intim dan saat itu, langsung berikan saran tentang hal yang Bunda ingin coba.

4. Evaluasi kebiasaan pasangan yang egois

Kadang beberapa hal tidak bisa diperbaiki saat Bunda sudah mencoba untuk bertahan. Keegoisan saat berhubungan intim dapat mengindikasikan masalah kepribadian.

"Cobalah evaluasi tentang hubungan yang mungkin sudah tidak ada kecocokan lagi dengan pasangan," tutup Pomeranz.

Sementara itu, menurut Kate Moyle, terapis hubungan psikoseksual dari Inggris, merasa dihargai, dihormati, dan dipahami saat berhubungan intim dapat memiliki banyak manfaat secara emosional, terutama perasaan puas dan bahagia. "Jika hubungan intim berhasil dilakukan, seiring berjalannya waktu, kedua pasangan akan selalu merasa puas satu sama lain tanpa kendala," ujar Moyle, dikutip dari Elite Daily.

[Gambas:Video 20detik]

(ank/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda