Sepatu, tas, dan pernak-pernik Bunda yang ada di rumah dan kebetulan sudah jarang bahkan tak terpakai jangan dibuang dulu ya. Siapa tahu barang dengan brand tertentu itu bisa dijual kembali dan menjadi sumber pemasukan baru dalam wujud usaha barang bekas.
Preloved, demikian benda-benda yang sudah terpakai lagi itu disebut. Usaha barang bekas ini ternyata ada tips dan triknya agar bisa berhasil. Lima di antaranya adalah:
1. Punya website atau media sosial
Bunda bisa mulai memasarkan barang bekas dengan menggunakan kecepatan website atau media sosial alias medsos. Dengan media ini, mereka yang berada di ujung dunia mana pun bisa melihat barang yang Bunda tawarkan.
"Anda bisa ikut domain orang atau beli domain (situs) sendiri. Bisa juga menggunakan nama sendiri seperti contoh www.mayakatarina.com. Kemudian bisa lewat social media agar lebih mudah," kata Daniel Wiguna dalam program Investime CNBC Indonesia.
2. Foto dan design
Ini adalah salah satu modal utama dalam menjual barang preloved. Nah, barang yang terlihat 'cantik' di foto akan lebih mudah terjual.
Namun demikian, Bunda harus paham jika memang ada konsumen yang kurang percaya dengan kualitas barang. Seperti dikatakan Aliya Amitra selaku Founder tinkerlust.com bahwa rasa percaya itu akan timbul sejalannya waktu.
"Awal-awalnya memang susah tapi karena kita menjamin kualitas dan keaslian barang itu, jadinya customer percaya," kata Aliya saat berbincang di program yang sama.
3. Komunitas
Tidak semua orang ingin memiliki barang preloved. Namun, ada juga komunitas tertentu yang bersedia. Nah, Bunda harus jeli melihat komunitas mana yang tertarik dengan barang-barang ini.
4. Pengiriman
Jarak dan biaya harus turut Bunda perhitungkan. Meski hanya barang bekas, ada modal juga kan yang harus Bunda keluarkan?
5. Strategi harga barang
Sebelum mematok harga, Bunda harus tahu strateginya. Dimulai dari melihat harga pasar dan perbandingan dengan kompetitor.
"Lihat harga tas yang sejenis kira-kira harganya berapa. Kurangi harga itu sekitar 20 - 30 persen dan maksimal 50 persen. Jangan lebih dari 50 persen karena nanti akan rugi," papar Daniel.
Perhitungkan pula Mark Up dan Mark Down. Harga Mark up bisa diterapkan pada komoditi yang bernilai stabil macam emas dan perhiasan. Tapi untuk Mark Down, Bunda bisa menggunakan strategi di atas.
Sedangkan, untuk penawaran, Bunda harus bisa fleksibel dengan konsumen. Singkat kata, pintar nego ya, Bunda. Tapi jika memang ada nilai lain yang ingin Bunda tambahkan, masukkan dalam nilai sentimentil.
"Mungkin Anda mau naikin harga barang prelovednya, yang Anda jual adalah nilai sentimentilnya. Misalkan, 'Tas ini sudah pernah dipegang sama artis A,' harganya jadi bisa naik," tutur Daniel.
Ternyata enggak terlalu sulit ya, Bunda. Dengan ketekunan, Bunda bisa menjadikan usaha barang bekas ini sebagai pilihan bisnis. Jika Bunda butuh penjelasan lebih lengkap, simak pemaparan Aliya di video berikut.