Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Investasi Tak Cuma Emas, Batik Juga Bisa Hasilkan Puluhan Juta Lho

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 24 Sep 2019 19:42 WIB

Siapa sangka kain batik bisa menjadi investasi puluhan juta. Jika Bunda tertarik, pahami kelebihan dan kekurangannya dahulu yuk.
Investasi Tak Cuma Emas, Batik Juga Bisa Hasilkan Puluhan Juta Lho/ Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Selama ini mungkin yang kita tahu, instrumen investasi berupa saham, properti, dan emas. Ternyata, kain batik bisa menjadi instrumen investasi, lho. Terutama bagi kolektor batik.

Dilansir CNBC Indonesia, investasi batik juga dianggap sebagai investasi barang antik. Perlu diingat, tidak semua batik bisa menjadi instrumen investasi. Ada beberapa faktor yang bisa ditilik kembali agar kain batik bisa diinvestasikan.

Apa saja? Yang pertama adalah jenis batiknya. Batik yang solid untuk menjadi instrumen adalah batik tulis. Kenapa? Batik tulis melalui proses yang panjang.

Salah satu contohnya untuk membuat motif-motif tipis pada batik, kadang pembatik harus menahan napasnya dan memastikan garis yang diinginkannya sempurna. Oleh karena itu batik tulis lebih bernilai dibanding batik cap atau batik print.

"Kalau di Jawa kalau melihat batik itu cantik dilihat dari cantingannya. Dari tekniknya, semakin cantik, semakin rumit, visualnya indah. Kalau batik mahal itu dicanting bolak-balik," terang kolektor batik, Dahlia Sardjono.

Kedua, usia batik. Lebih tua pasti lebih tinggi harganya. Ada batik yang berusia 95 tahun dan bisa dijadikan investasi. Ketiga, sejarah batik. Meski jenis batik tulis, jika usianya sudah tua dan ada sejarah di baliknya maka nilainya makin tinggi. Contohnya ada jenis batik dari Belanda yang merupakan karya orang Indonesia turunan Belanda, dibuat sekitar tahun 1840 dengan harga minimal Rp100 juta.

Kata Dahlia, mahal atau kurang mahalnya itu bukan dari daerahnya. Jika memang kain batik dari Jawa mahal, ini karena Jawa sudah lama memilki batik. Terakhir yang tak kalah penting adalah kualitasnya, Bunda harus tahu cara merawatnya, kualitas yang baik menghasilkan harga yang tinggi.
Batik Maos dari CilacapBatik Maos dari Cilacap/ Foto: Rengga Sancaya

Kelebihan dan kekurangan investasi batik

Kelebihan dari investasi batik adalah bersifat sangat pribadi. Bila membeli instrumen lain, Bunda harus mendaftarkan diri. Sementara itu untuk investasi batik tidak. Bunda tidak perlu bilang siapa diri Bunda sebenarnya dan batik apa yang Bunda mau.

Selanjutnya, investasi batik termasuk aset fisik, juga memiliki kebaikan seperti properti, logam mulia. Bunda berkesempatan memiliki bahkan memakai. Ketiga, harga kain batik tergantung minat kolektor, tidak ada fluktuasi.

Investasi batik memiliki kencenderungan harganya semakin mahal. Namun kembali lagi ke kualitas. Kalau Bunda pintar merawat batik tentu akan semakin mahal. Batik hingga Rp 5 - 10 juta, mungkin beberapa tahun lagi bisa berkali-kali lipat.

Kelebihan lainnya, investasi batik tidak terpengaruh gejala ekonomi suatu negara. Saham, properti tergantung dengan gejolak ekonomi dan politik suatu negara, sedangkan batik tidak terpengaruh.
Batik Lasem asal RembangBatik Lasem asal Rembang/ Foto: Arif Syaefudin/detikcom
Nah, untuk kekurangannya, Bunda bisa saja tertipu dan merugi. Investasi batik rentan penipuan, apalagi bagi orang awam yang mungkin tak bisa membedakan batik tulis asli dengan batik print, bahkan batik impor yang menyerupai batik tulis asli.

Kedua, investasi batik tak memiliki harga pasar yang jelas, tidak ada harga patokan dari selembar kain batik. Alhasil kalau punya minat pada motif batik mungkin harganya tidak akan sama dengan kolektor lain yang minat motif batiknya berbeda.

"Motif yang biasa dikoleksi tergantung individu. Semakin jarang atau langka, semakin unik. Ada yang usia ratusan tahun semakin unik, pastinya mahal. Langka itu ada dua, langka yang antik atau langka bisa direproduksi tapi corak atau motifnya enggak ada lagi," ujar Dahlia.

Kekurangan lainnya, pangsa pasar investasi batik masih terbatas. Tak semua orang mau berinvestasi batik sehingga Bunda harus menemukan orang-orang yang minatnya sama. Selain itu, kain batik butuh perawatan khusus.

Meski tidak sesulit merawat lukisan, tetap saja Bunda harus memastikan batik dalam kualitas yang prima. Terakhir, risiko rusak, bisa dibayangkan kita dihadapkan musibah kebakaran lalu harus menyelamatkan diri tapi Bunda memikirkan investasi batik juga. (aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda