Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kesedihan Sandi Tumiwa Jalani Puasa Tanpa Keluarga

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Rabu, 08 May 2019 11:59 WIB

Terjerat kasus narkoba, Sandy Tumiwa harus mendekam di penjara dan jalani puasa tanpa keluarga.
Kesedihan Sandi Tumiwa Jalani Puasa Tanpa Keluarga/ Foto: Noel (detikHOT)
Jakarta - Bulan Ramadhan tahun ini terasa berbeda bagi Sandy Tumiwa. Ia harus melewati puasa di penjara dan tanpa didampingi keluarga.


Rupanya kesedihan ini tak hanya dirasakan Sandy. Ibunda Sandy, Amalia Nurshanty, mengaku juga sedih tak bisa menjalani ibadah puasa bersama anaknya. Padahal selama ini, mantan suami Tessa Kaunang ini adalah orang yang paling 'rewel' saat sahur maupun berbuka puasa.

"Sedihlah. Biasa bareng-bareng pas sahur. Dan dia biasa paling cerewet. Sekarang berasa sedih," ujar Amalia Nurshanty, dikutip dari detikcom.

Amalia juga mengatakan, Sandy berharap nantinya bisa menjalani ibadah puasa bersama. "Dia cuma pengin bisa sahur dan buka puasa bareng sama mama, Vivi, dan keluarga," jelas Amalia.

Selain itu, istri Sandy, Vivi Paris juga merasa kehilangan sosok suaminya di bulan Ramadhan ini. Ia pun mengaku sedih karena tidak bisa menjalani ibadah puasa bersama.

"Sedih pasti. Merasa kehilangan, apa-apa biasa bersama. Kerja juga bareng-bareng. Pasti sedih," kata Vivi Paris.

Diketahui, Sandy ditangkap Polsek Metro Menteng, Jakarta Pusat, terkait penyalahgunaan narkoba jenis sabu. Ia diamankan di Hotel The Grove, Jakarta Selatan, pada 1 Maret 2019. Ancaman hukumannya minimal empat tahun penjara.

Setiap orang pasti ingin melewati Ramadhan dengan anggota keluarga yang lengkap ya, Bun. Melansir New Straits Times, Ramadhan adalah waktu terbaik untuk pertemuan keluarga dan sosial.

Penelitian Maktoob di Uni Emirat Arab melakukan survei pada 6.128 muslim dewasa tentang Ramadhan. Survei ini mengungkapkan bahwa 86 dari 96 persen muslim Arab cenderung menganggap buka puasa sebagai kesempatan baik untuk pertemuan keluarga.

Temuan ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa puasa selama Ramadhan dapat memperkuat institusi keluarga dan masyarakat.


Nah, ketika kita menjalani Ramadhan tanpa didampingi atau jauh dari keluarga, dikatakan psikolog klinis di Human Relations Institute and Clinics, dr.Thoraiya Kanafani, ini akan sulit dilalui.

"Ini mirip dengan menghabiskan Natal sendirian, tetapi kita melakukannya selama 30 hari berturut-turut," kata Kanafani, seperti dilansir The National.

[Gambas:Video Haibunda]

(yun/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda