Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Lewat Sepucuk Surat, Agus Yudhoyono Ikhlaskan Kepergian Ibu Ani

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Selasa, 04 Jun 2019 13:58 WIB

Meski berat, Agus Yudhoyono berusaha untuk mengikhlaskan kepergian sang Ibu, Ani Yudhoyono.
Agus Yudhoyono saat pemakaman Ani Yudhoyono/Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Kepergian Ani Yudhoyono menyisakan duka mendalam di hati keluarganya. Salah satunya dirasakan oleh sang anak, Agus Yudhoyono.

Sebuah surat pilu ditulisnya di akun Instagram @agusyudhoyono. Dalam unggahan tersebut, putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menyertakan sebuah foto lama. Dalam potret itu, Agus memakai seragam akademi militer, di sampingnya tampak Ani Yudhoyono dan SBY mendampingi.

"Dear Memo, dulu engkau, meski dengan tetesan air mata, melepaskan aku dengan ikhlas kepada Negara dan Ibu Pertiwi, sejak aku diterima di SMA Taruna Nusantara, Magelang. Selanjutnya, atas restumu, aku memang benar-benar menjadi Anak Negara; menjadi Taruna Akademi Militer, dan kemudian mengabdi sebagai prajurit TNI," tulisnya.

Agus Yudhoyono saat pemakaman Ani YudhoyonoAgus Yudhoyono saat pemakaman Ani Yudhoyono/Foto: Rengga Sancaya


Suami Annisa Pohan ini pun mengungkapkan bahwa semenjak menjadi prajurit, waktunya untuk keluarga memang tersita. Namun dari sana juga ia belajar tentang nilai perjuangan dan pengabdian seperti yang diajarkan ibunya.

"Dalam kehidupan prajurit, meski waktuku sangat tersita untuk bisa lebih banyak berbakti padamu, tapi aku jadi lebih banyak belajar tentang nilai-nilai perjuangan dan pengabdian tanpa mengenal batas ruang dan waktu, yang selalu engkau contohkan dalam kehidupan," sambungnya.

"Aku juga jadi mengerti karakter dan lingkungan yang membentukmu sebagai putri dan istri seorang prajurit; nilai-nilai kejujuran dan kesetiaan; memiliki prinsip dan keyakinan; teguh pada pendirian diatas jalan yang lurus; berani membela dan menyuarakan kebenaran dan keadilan; berani menghadapi kehidupan yang penuh tantangan, suka duka dan jatuh bangun, dengan tegar dan semangat pantang menyerah; serta selalu bersyukur atas karunia Tuhan," lanjutnya.

Agus pun mengerti, tugas Ibundanya di dunia sudah usai. Meski berat, ia sadar bahwa ia harus ikhlas dengan kepergiaan ibunya.

"Kini, meski juga dengan tetesan air mata, aku harus ikhlas melepas kepergianmu, ke hadapan sang Khalik, Allah SWT. Meski engkau telah tiada, insya Allah, nilai-nilai yang kau wariskan akan tetap hidup sepanjang usiaku di dunia ini. Selamat jalan Memo...," tutupnya.

Ani Yudhoyono wafat di Singapura pada Sabtu (1/6) dalam usia 67 tahun. Mantan Ibu Negara itu mengembuskan napas terakhir setelah berjuang selama empat bulan melawan kanker darah.  

[Gambas:Instagram]

Kehilangan orang tua seperti yang dirasakan Agus Yudhoyono memang berat, Bun. Menurut psikolog klinis, Carla Marie Manly, respons kesedihan anak laki-laki tidak lebih cepat dibandingkan anak perempuan. Pria yang kehilangan orang tua mereka biasanya lebih lambat menunjukkan kesedihannya.

"Laki-laki cenderung menunjukkan emosi lebih sedikit dan lebih banyak memilah-milah," ujar Carla dilansir Fatherly.


Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa kehilangan ayah biasanya terkait dengan hilangnya penguasaan diri, tujuan, visi, keyakinan, dan komitmen. Sedangkan, kehilangan ibu memunculkan respons atau kesedihan yang lebih dalam.

"Banyak orang melaporkan merasa lebih kehilangan ketika seorang ibu meninggal. Ini bisa dikaitkan dengan sifat dari hubungan ibu dan anak yang memang cenderung lebih dekat," kata Carla.

Berdasarkan ulasan Kids In The House, psikolog sekolah dan terapis, Maggie Kline, menambahkan bahwa anak yang kehilangan orang tua akan mengalami lima fase duka, yaitu, penyangkalan, sedih, marah, berandai, dan penerimaan. Fase penerimaan adalah fase yang memakan waktu lama dibanding fase lainnya.

[Gambas:Video 20detik]

(yun/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda