Jakarta -
Kabar duka dari maestro keroncong
Waldjinah. Dilansir
detikcom, anak bungsunya, Bintang Nur Cahya, meninggal dunia pada usia 54 tahun lantaran sakit jantung. Kabarnya, Bintang memang telah lama memiliki penyakit tersebut, Bun.
Sejak 2008, dia menderita pembengkakan pada jantungnya. Sang kakak, Ari Mulyono, mengatakan kondisi adiknya mulai drop sejak bulan lalu. Dia keluar masuk rumah sakit hingga meninggal pada Jumat (5/7/2019) pukul 08.00 WIB di RS Kasih Ibu, Solo.
Pihak keluarga mengaku telah mengikhlaskan kepergiannya. Memang kondisi jantungnya terus membengkak, bahkan terakhir fungsi jantungnya tinggal 20 persen.
"Kami sudah mengikhlaskan kepergiannya. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan," ujar Ari.
Tentunya, kehilangan anak seperti dialami
Waldjinah memberi dampak psikologis pada orang tua. Menurut Dr. Denise Turner, dosen di Social Work and Social Care, University of Sussex, dampak paling buruk saat orang tua kehilangan anaknya karena kematian adalah kesanggupan mereka untuk bertahan hidup yang jauh dari kata positif.
Mengutip dari
Heal Grief, kehilangan anak karena kematian adalah tragedi yang besar. Di tahap awal, kebanyakan orang tua mengalami rasa sakit yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau lebih.
Nah, Bun, hubungan orang tua dan anak itu memang sangat kuat. Meskipun anak sudah dewasa dan enggak tinggal bersama orang tua, ketika anak pergi untuk selama-selamanya peran mereka di masa depan seperti terampas.
Orang tua merasa gagal karena berpikir tidak dapat melindungi anak.
Melanjutkan hidup selepas meninggalnya anak memang butuh kerja keras, Bun. Saat anak dilahirkan, orang tua seperti berjanji kepada anak tentang kehidupan baru dan masa depannya. Oleh karena itu,butuh komitmen yang kuat bagi orang tua untuk melanjutkan hidup. Ya, meski sekali lagi ini enggak mudah.
Simak juga video tentang cara Waldjinah menjaga kesehatan, Bun.
[Gambas:Video 20detik]
(aci/som)