HaiBunda

MOM'S LIFE

Mengenal Kanker Paru-paru, Penyakit yang Diidap Sutopo Purwo Nugroho

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Minggu, 07 Jul 2019 13:03 WIB
Mengenal Kanker Paru-paru, Penyebab Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho /Foto: (sutopopurwo/Instagram)
Jakarta - Kabar duka datang dari Tanah Air. Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada Minggu (7/7/2019) di Guangzhou, China. Penyebabnya yakni kanker paru-paru yang diidapnya sejak akhir 2017.

Sutopo dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam melawan penyakit kanker paru-paru. Bahkan di tengah perjuangannya, ia masih bertugas mengawal kejadian bencana di Indonesia.

Diketahui, beberapa waktu lalu melalui akun Instagram @sutopopurwo, pria dua anak ini berpamitan untuk menjalani pengobatan di Guangzho. Ia juga meminta maaf atas segala kesalahannya, serta maaf karena ia tidak bisa menyampaikan info bencana dengan cepat.

"Hari ini saya ke Guangzho untuk berobat dari kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh lali. Kondisinya sangat menyakitkan sekali. Saya mohon doa restu kepada kepada semua netizen dan lainnyanny. Jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Sekaligus saya dimaafkan atas kesalahan dan dosa," tulisnya.


Bicara soal kanker paru-paru seperti yang dialami Sutopo, dijelaskan Brigjen TNI dr.Alex Ginting ada dua jenis utama kanker paru-paru, yaitu kanker paru-paru bukan sel kecil (non-small cell lung cancer/ NSCLC) dan kanker paru-paru sel kecil (small cell lung cancer/SCLC). Menurut dokter kepresidenan masa pemerintahan Joko Widodo ini, sekitar 85 persen kasus kanker paru-paru yang ditemukan merupakan jenis NSCLC.

NSCLC memiliki perkembangan yang lebih lambat dibandingkan SLCL yang merupakan jenis kanker paru-paru yang sangat agresif. Biasanya secara dominan disebabkan kebiasaan merokok.

"Untuk itu perlu lakukan deteksi dini serta melakukan pengobatan yang sesuai standar jenis kanker paru, yaitu dengan combined modality. Penatalaksanaannya itu dilakukannya pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi target (biologis), dan immuno-oncology therapy," tutur Alex dikutip dari detikcom.

Menurut Alex, kebanyakan pengidap kanker paru-paru terdiagnosis pada stadium akhir. Itu sebabnya, agar terhindar dari risiko penyakit berat tersebut, Alex menyarankan untuk berhenti merokok dan menghindari asap rokok, berolahraga, serta makan makanan sehat.


Selain itu, dokter spesialis penyakit dalam dari RSUP Persahabatan, dr.Elisna Syahruddin, PhD, SpP(K) turut membenarkan bahwa penyebab kanker paru kebanyakan memang rokok. Namun, ada penyebab lain yakni radon. Radon terbentuk dari penguraian radium yang merupakan gas paling berat dan berbahaya bagi kesehatan.

"Senyawa radon banyak ditemukan di dalam rumah atau bangunan dengan ventilasi kurang dan dilengkapi dengan AC atau lebih disebut dengan sirkulasi udara tertutup. Sirkulasi udara seperti ini memberikan konsentrasi radon yang cukup tinggi," papar Elisna.

Simak video berikut juga ya, Bun.

[Gambas:Video 20detik]




(yun/som)

TOPIK TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Reisa Broto Asmoro dan Suami Ajak Anak Piknik Berlatar Menara Eiffel

Parenting Amira Salsabila

Cara Menanam Cabe dari Bijinya di Rumah Bagi Pemula

Mom's Life Arina Yulistara

Vakum Jadi Aktor, Kini Herjunot Ali akan Jadi Pembicara di Acara Keuangan

Mom's Life Tim HaiBunda

Greysia Polii Rayakan Ultah saat Pulang Kampung ke Tomohon, Intip 5 Momen Spesialnya

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Batas Suara Keras yang Dianggap Aman untuk Ibu Hamil, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Deretan Artis Alami Berat Badan Turun Drastis usai Sakit, BB Panji Petualang Susut hingga 35 Kg

5 Potret Reisa Broto Asmoro dan Suami Ajak Anak Piknik Berlatar Menara Eiffel

Cara Menanam Cabe dari Bijinya di Rumah Bagi Pemula

Vakum Jadi Aktor, Kini Herjunot Ali akan Jadi Pembicara di Acara Keuangan

Batas Suara Keras yang Dianggap Aman untuk Ibu Hamil, Bunda Perlu Tahu

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK