Jakarta -
Bunda, apakah suami seorang perokok aktif? Waspada ya, karena dalam beberapa kasus, kanker usus seperti dialami
George Toisutta bisa menyerang para perokok pasif.
Diketahui, pria yang pernah menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut meninggal dunia di usia 66 tahun, pada Rabu (12/6/2019), setelah berjuang melawan kanker usus.
Mengutip
detikcom, dokter ahli pencernaan Prof.Ari Fahrial Syam menjelaskan, terdapat dua faktor risiko terbesar seseorang mengidap kanker usus. Ia pun memastikan, faktor tersebut juga ditemukan pada jenis kanker lain.
"Faktor risiko terjadinya kanker usus adalah gaya hidup dan genetik. Namun, gaya hidup adalah yang utama," ungkap dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) ini.
"Faktor risiko gaya hidup yang telah teridentifikasi dan konsisten adalah pola makan tinggi daging merah, olahan, kurang sayur, dan minim (mengonsumsi) buah," jelas Ari.
 Ilustrasi pola makan tidak sehat/ Foto: iStock |
Ia menambahkan, gaya hidup tidak sehat memicu
kanker usus bertahan hingga menyebabkan kematian. Bahkan, jumlah pasien kanker usus di usia muda terus meningkat, seiring tingginya kebiasaan merokok di Indonesia.
Menurut Ari, selain menerapkan pola makan sehat, kebiasaan merokok juga harus dihentikan. Bahayanya, dalam beberapa kasus, kanker usus justru menyerang para perokok pasif.
Nah, apakah Ayah seorang perokok aktif? Bunda harus waspada ya. Baiknya, Bunda mengingatkan agar Ayah menghentikan kebiasaan merokok, demi menjaga kesehatan keluarga.
Lantas, bisakah kanker usus dicegah? Melansir dari
cancer.org, tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker usus. Tapi, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk membantu menurunkan risiko terserang kanker usus.
Selain menghentikan kebiasaan merokok, beberapa hasil penelitian memaparkan, vitamin D yang bisa didapat dari paparan sinar matahari, makanan, atau bentuk tablet, bisa menurunkan risiko terkena kanker usus.
Tapi, karena paparan sinar matahari juga bisa memicu kanker kulit, banyak ahli yang tidak menyarankan cara ini sebagai pencegahan kanker usus. Sementara beberapa studi juga menyebutkan, meningkatkan konsumsi kalsium bisa mengurangi
risiko kanker.
[Gambas:Video Haibunda]
(muf/som)