Jakarta -
Bunda bukan tipe istri romantis? Tapi, enggak ada salahnya sekali-kali memberikan
ucapan manis untuk suami tercinta.
Di tengah momen saat menikmati teh hangat berdua, saling berbagi cerita, Bunda bisa selipkan ucapan manis biar suasana makin romantis. Bukan maksud menggombali pasangan lho.
Seperti dituliskan Daniel Arseneault dalam buku
Habis Nikah Ngapain?, konselor pernikahan dan hubungan Debra K. Fileta mengklaim, rata-rata pasangan hanya menghabiskan waktu beberapa menit setiap hari dalam sebuah komunikasi yang aktif dan berarti.
Hasil survei Badan Statistik Nasional Inggris mengungkap, rata-rata pasangan menghabiskan waktu tidak lebih dari 2,5 jam per hari untuk melakukan sesuatu bersama. Angka tersebut bisa menurun jadi 1,5 jam per hari kalau sudah punya anak.
Arseneault pun memastikan, "Mengobrol tidak hanya menyampaikan informasi, tapi juga menghubungkan pasangan."
Kalau Ayah dan Bunda bagaimana nih? Masih sempat meluangkan waktu buat ngobrol berdua? Nah, supaya lebih intim, boleh dong Bunda selipkan
ucapan manis untuk suami tercinta.
Ilustrasi ucapan manis untuk suami/ Foto: iStock |
Berikut
HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, inspirasi ucapan manis dari beberapa puisi karya pujangga ternama
Sapardi Djoko Damono:
1. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. (Buku kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni)
2. Hanya doaku yang bergetar malam ini dan tak pernah kau lihat siapa aku, tapi yakin aku ada dalam dirimu. (Buku kumpulan puisi
Melipat Jarak)
3. Pada suatu hari nanti, jasadku tak akan ada lagi, tapi dalam bait-bait sajak ini, kau tak akan kurelakan sendiri. (Buku kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni)
4. Yang fana adalah waktu. Kita abadi. Memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga. Sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa. (Buku kumpulan puisi
Yang Fana adalah Waktu)
5. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. (Buku kumpulan puisi
Hujan Bulan Juni)
6. Mencintai angin harus menjadi siut, mencintai air harus menjadi ricik, mencintai gunung harus menjadi terjal, mencintai api harus menjadi jilat, mencintai cakrawala harus menebas jarak. Mencintai-Mu harus menjelma aku. (Buku kumpulan puisi
Melipat Jarak)
Bunda, simak juga yuk cerita keharmonisan keluarga Widi Mulia, dalam video berikut:
(muf/rdn)