Jakarta -
Pernah dengar istilah food coma, Bun?Â
Food coma adalah rasa lemas setelah makan. Dalam bukunya
The Price of Pigging Out: Can You Stop a Food Coma?, Allison Ford bilang gejala yang muncul dari food coma ini adalah adanya rasa kantuk, kelesuan, dan kurangnya motivasi untuk melakukan sesuatu setelah makan, sehingga seperti orang koma.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi saat tubuh mengalami food coma? Ford memperkirakan kondisi ini dipengaruhi oleh sistem saraf parasimpatik. Ketika seseorang sedang lapar maka sistem saraf simpatik menjadi aktif dan waspada untuk mencari makanan. Kemudian makanan ini akan menenangkan sistem simpatik dan secara bersamaan mengaktifkan sistem parasimpatik. Semakin banyak makanan yang dikonsumsi maka ia semakin aktif.
"Sistem parasimpatik berkontribusi dalam hal respons istirahat dan mencerna, semakin banyak makanan yang dikonsumsi maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mencerna sehingga energi untuk hal lain akan berkurang yang membuat tubuh menjadi lemas atau lesu," tulisnya dikutip dari
detikcom.
Nama ilmiah dariÂ
food coma adalah somnolence post prandial. Kata Richard Firshein, DO., dari Firshein Center, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab food coma tersebut.
"Ketika pasien saya datang untuk menggambarkan gejala-gejala ini, saya benar-benar mencoba untuk memahami semua faktor berbeda yang mungkin berkontribusi terhadapnya," kata Firshein dilansir
Good Housekeeping. 6 Penyebab Food Coma, Rasa Lemas Setelah Makan/ Foto: iStock |
Apa yang menyebabkan food coma? Berikut enam penyebabnya yang perlu Bunda ketahui.
1. Jenis makanan"Makanan olahan, makanan yang memiliki banyak gula, dan karbohidrat olahan dapat menyebabkan kadar glukosa naik dan kemudian dengan cepat turun," kata Raphael Kellman, MD, seorang dokter pengobatan integratif dan fungsional, penulis
The Microbiome Breakthrough dan pendiri Kellman Wellness Center.
Saat itulah kita mengalami food coma dan merasa sangat tidak nyaman, lesu, pusing, berkabut, dan tidak bisa berpikir jernih.
2. Ukuran makananIni tergantung pada hormon yang dikeluarkan tubuh. Ghrelin membuat Bunda merasa lapar dan leptin memberi tahu bahwa Bunda kenyang. "Jika Anda makan terlalu cepat, tubuh Anda mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengejar ketinggalan," kata Firshein.
Jadi pada saat leptin masuk, Bunda sudah terlalu banyak mengonsumsi dan usus terlalu penuh. Saat itulah Bunda mengalami kembung itu.
3. Masalah tiroid"Ketika tiroid rendah, Anda sangat rentan terhadap naik turunnya glukosa karena Anda sudah tidak menghasilkan energi yang cukup," kata Dr. Kellman.
Jika Bunda memiliki kelenjar adrenal dan tiroid yang sehat, tubuh dapat menyesuaikan dan beradaptasi untuk membawa glukosa kembali untuk mempertahankan tingkat energi. Ini memungkinkan untuk menahan perubahan glukosa.
4. Mikrobioma yang melemahJika mikrobioma, yaitu lingkungan di mana mikroorganisme kita hidup, tidak sehat, ia dapat mengganggu penyerapan makanan. Sementara mikrobioma yang lebih kuat dapat mengurangi lonjakan gula atau perubahan hormon.
5. AlergiBanyak orang bereaksi terhadap makanan yang tidak mereka sadari yang dapat meningkatkan kelelahan. Kata Firshein, tidak setiap reaksi alergi harus menimbulkan ruam.
6. Kekurangan nutrisiJika Bunda sering
food coma, mungkin kekurangan nutrisi, vitamin (seperti B12), zat besi atau serat. Dari kekurangan nutrisi itu dapat membuat Bunda membutuhkan lebih banyak makanan.
Simak juga tips memulai gaya hidup sehat melalui video berikut.
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)