moms-life
Bukan Mistis, Ini Penjelasan Medis Fenomena Tindihan
Kamis, 24 Oct 2019 20:30 WIB
Jakarta -
Bunda pernah mengalami ketindihan saat sedang tidur? Peristiwa ini kerap dikaitkan dengan kejadian mistis, seperti ditindih 'setan'.
Dari segi medis, ketindihan disebut sleep paralysis. Mengutip detikcom, kondisi ini terjadi ketika bagian otak terjaga namun tubuh lainnya masih tertidur.
"Paling sering adalah badan dibuat tidak bergerak sehingga setengah sadar setengah mimpi, badannya 'lumpuh'," kata dokter spesialis tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr.Andreas Prasadja, RPGST.
Beberapa orang yang mengalami sleep paralysis sering pula mengalami halusinasi, Bun. Mereka merasa ada kehadiran orang lain di sekitarnya atau mendengar suara-suara mistis.
Pria yang akrab disapa Ade ini menjelaskan jika ini bisa terjadi karena orang kurang tidur. Ketika kita tidur, mimpi bisa rebound dan terjadi kondisi setengah sadar, setengah tidur.
"Misal 5 hari kurang tidur, hari ke-6 itu dia bisa mengalami setengah sadar setengah mimpi, sehingga akibatnya berhalusinasi melihat 'sosok' di dalam kamar, di tempat tidurnya," ujar Ade.
Melansir dari Livescience, para ilmuwan mulai mendapatkan pemahaman tentang sleep paralysis sebagai gangguan neurologis, bukannya aktivitas mistis. Sleep paralysis muncul dari gangguan tidur rapid eye movement (REM), yaitu gerakan mata cepat yang terjadi selama siklus tidur.
"Selama sleep paralysis, kita akan mengalami dua aspek REM yang terjadi, akan mengalami mimpi, dan badan jadi lumpuh, beberapa bahkan mengalami halusinasi," kata psikolog klinis dan co-author Sleep Paralysis: Historical Psychological, and Medical Perspectives.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine melaporkan, dari 185 pasien yang didiagnosis sleep paralysis, sekitar 58 persen merasakan kehadiran sosok bukan manusia di dalam ruangan. Sekitar 22 persen benar-benar melihat seseorang yang asing di ruangan.
"Kita memiliki otak yang secara aktif merespons rasa takut atau menghadapi sesuatu yang emosional. Sayangnya, lingkungan tidak bertanggung jawab dengan ini semua. Akibatnya, otak memberi kesimpulan sendiri dari apa yang dilihat," kata Daniel Dennis, sarjana postdoctoral bidang psikiatri di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston.
"Ini mungkin penjelasan yang berhubungan dengan halusinasi. Meski begitu, penyebab sebenarnya masih belum diketahui," sambungnya.
Selain tidur cukup, agar terhindar dari sleep paralysis, kita juga harus menjauhi alkohol, dan jangan konsumsi nikotin atau obat-obatan lain 3 jam sebelum tidur. Batasi juga konsumsi kafein. Jika kondisi semakin parah, segera temui dokter spesialis tidur ya, Bun.
Simak juga penyebab mengigau saat tidur di video berikut:
(ank/rdn)
Dari segi medis, ketindihan disebut sleep paralysis. Mengutip detikcom, kondisi ini terjadi ketika bagian otak terjaga namun tubuh lainnya masih tertidur.
Beberapa orang yang mengalami sleep paralysis sering pula mengalami halusinasi, Bun. Mereka merasa ada kehadiran orang lain di sekitarnya atau mendengar suara-suara mistis.
Pria yang akrab disapa Ade ini menjelaskan jika ini bisa terjadi karena orang kurang tidur. Ketika kita tidur, mimpi bisa rebound dan terjadi kondisi setengah sadar, setengah tidur.
"Misal 5 hari kurang tidur, hari ke-6 itu dia bisa mengalami setengah sadar setengah mimpi, sehingga akibatnya berhalusinasi melihat 'sosok' di dalam kamar, di tempat tidurnya," ujar Ade.
Melansir dari Livescience, para ilmuwan mulai mendapatkan pemahaman tentang sleep paralysis sebagai gangguan neurologis, bukannya aktivitas mistis. Sleep paralysis muncul dari gangguan tidur rapid eye movement (REM), yaitu gerakan mata cepat yang terjadi selama siklus tidur.
"Selama sleep paralysis, kita akan mengalami dua aspek REM yang terjadi, akan mengalami mimpi, dan badan jadi lumpuh, beberapa bahkan mengalami halusinasi," kata psikolog klinis dan co-author Sleep Paralysis: Historical Psychological, and Medical Perspectives.
![]() |
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Sleep Medicine melaporkan, dari 185 pasien yang didiagnosis sleep paralysis, sekitar 58 persen merasakan kehadiran sosok bukan manusia di dalam ruangan. Sekitar 22 persen benar-benar melihat seseorang yang asing di ruangan.
"Kita memiliki otak yang secara aktif merespons rasa takut atau menghadapi sesuatu yang emosional. Sayangnya, lingkungan tidak bertanggung jawab dengan ini semua. Akibatnya, otak memberi kesimpulan sendiri dari apa yang dilihat," kata Daniel Dennis, sarjana postdoctoral bidang psikiatri di Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston.
"Ini mungkin penjelasan yang berhubungan dengan halusinasi. Meski begitu, penyebab sebenarnya masih belum diketahui," sambungnya.
Selain tidur cukup, agar terhindar dari sleep paralysis, kita juga harus menjauhi alkohol, dan jangan konsumsi nikotin atau obat-obatan lain 3 jam sebelum tidur. Batasi juga konsumsi kafein. Jika kondisi semakin parah, segera temui dokter spesialis tidur ya, Bun.
Simak juga penyebab mengigau saat tidur di video berikut:
(ank/rdn)