Jakarta -
Perceraian yang terjadi antara
Veronica Tan dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat jadi buah bibir publik. Nampaknya, perpisahan tersebut banyak mengubah hidup Veronica.
Hal ini pun diungkapkan sahabat Veronica, Wanda Ponika, di akun Instagram pribadinya. Wanda mengenang, awal mula ia mengenal Veronica yakni saat Pilkada DKI beberapa tahun lalu. Pertama kali bertemu, ekspresi Veronica datar dan irit senyum.
"Ngeri2 sedap kalau mau ngomong sama Beliau," tulis Wanda.
Wanda melanjutkan, badai yang menimpa Veronica membuatnya tumbuh semakin kuat. Mantan istri Ahok itu tahu kapan saatnya diam untuk tidak menanggapi hal receh, dan kapan harus bergerak.
"Dia memang punya kelas.. Dia berkarya dalam diam. Tetap aktif di Yayasan Mitra Museum . Merapikan lukisan2 milik Pemda DKI. Dibersihkan & dipajang dengan benar.. Pernah kami bertemu & dia buru2 harus jalan. Nyetir sendiri ke Pulo Gebang. Mau ngurusin warga rusun, kalau tak salah urusan membatik..," tutur Wanda.
[Gambas:Instagram]
Cerita Wanda, saat jadi Ibu Gubernur, Veronica pernah membuat operet yang menampilkan anak-anak rusun secara spektakuler. Ternyata, saat dia tak lagi jadi ibu pejabat, dia masih lanjut membuat Operet Anak Rusun.
"Matanya berbinar menceritakan keberanian anak rusun tampil, keseharian, problematika & pergulatan psikologis anak rusun mengalir deras dari ceritanya. Nyata sekali dia sangat memahami rusun Jakarta.. Bu Vero turun tangan mulai pelatihan & konsep cerita operet ini. Diapun akan tampil bermain cello berduet dengan putinya Nathania Purnama," jelas Wanda.
Menurut Wanda, Veronica tak butuh jabatan untuk melakukan apa yang dilakukannya kini, karena dia melakukannya dengan hati dan cinta untuk Jakarta. Bahkan Veronica Tan yang kini 'bukan siapa-siapa' masih meneruskan kerja sosialnya untuk Jakarta. Karena yang dilakukannya adalah panggilan jiwa.
"Dia sudah totally move on. Tak pernah kita dengar dia menjelekkan siapapun. Tak nyinyir akan hidup orang lain. Fokus mengurus anaknya, usaha barunya & bekerja sosial. Dia terlihat lebih segar, tanpa beban, cantik & banyak tertawa," tutupnya.
Dikatakan mediator perceraian berlisensi, Alison L. Patton, Esq, wanita cerdas mampu membuat perubahan mental dari korban menjadi yang berjuang. Dan mereka mengambil langkah untuk bisa sampai ke sana.
"Sejauh ini langkah yang paling penting dan paling sulit adalah memberlakukan pembatasan untuk mengasihani diri sendiri, bahkan jika konflik sedang berlangsung," ujar Patton, dilansir
Huffpost.Menurut Patton, tahun pertama adalah normal untuk memikirkan kehilangan, menangis, bersedih hati, curhat kepada keluarga dan teman tentang setiap detail terakhir. Tetapi setelah itu, meskipun kita masih belum matang, penting bagi kita untuk secara sadar mengubah pikiran dari melihat diri sebagai korban, berubah jadi pemenang.
[Gambas:Video 20detik]
(yun/muf)