Jakarta -
Program kursus atau pembekalan pranikah rencananya bakal diterapkan mulai tahun depan. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Namun, untuk tanggal pastinya diluncurkan program tersebut belum diketahui.
Kata Muhadjir, tahun depan tak mesti Januari bisa juga akhir tahun. Lebih lanjut, Muhadjir menjelaskan bahwa program pembekalan pranikah itu bukan sertifikasi, melainkan sebuah pembekalan bagi mereka yang hendak melangsungkan pernikahan.
Di akhir pembekalan calon pasangan akan memperoleh sertifikat. Hmm.. mirip konseling pranikah, tapi kalau yang ini pakai sertifikat ya, Bunda.
"Jangan dibayangkan itu sulit, juga bukan sertifikasi seperti yang dibayangkan orang. Lha, kalau kita ikut penataran kan juga dapat sertifikat kan, gitu lho maksudnya," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) tersebut dilansir
detikcom.
Untuk pembekalannya, kata Muhadjir, rencananya akan diberikan melalui dua cara yakni online dan offline. Program pembekalan pranikah ini bakal diterapkan se-fleksibel mungkin supaya programnya optimal dan tidak mempersulit publik.
"Misalnya dua tahun sebelum nikah juga boleh sudah ngambil itu (pembekalan pranikah). Jadi kemudian juga boleh pilih, misalnya sudah dokter ya enggak perlu ngambil modul yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi kan," kata Muhadjir.
ilustrasi pernikahan/ Foto: Dok. iStock |
Mungkin, bagi yang belum menikah program ini bakal terasa ribet. Namun, sebenarnya kata psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Inez Kristanti, sangat disarankan bagi pasangan yang mau menikah untuk mengikuti konseling pranikah dengan psikolog.
Sehingga, kita bisa tahu hal-hal apa saja yang perlu disiapkan dalam mengarungi hubungan rumah tangga. Jadi, enggak salah kaprah saat ada masalah rumah tangga yang harus diselesaikan.
"Apa aja kesamaan dan perbedaan kita sama pasangan, apa yang mungkin jadi tantangan dalam pernikahan kita dan bagaimana cara mengatasinya," tutur Inez.
Ini untuk memastikan bahwa kedua sudah siap untuk menikah dan keputusan menikah itu dibuat lewat pertimbangan yang matang, bukan hanya karena merasa tertekan saja.
"Hal-hal yang perlu dibicarakan sebelum menikah antara lain adalah terkait kesamaan value atau nilai-nilai yang dianggap penting dalam hidup," kata Inez.
Dia menambahkan, selain itu lifestyle atau gaya hidup juga visi ke depan penting dibicarakan dengan pasangan. Enggak cuma itu, harapan-harapan dalam membangun keluarga, termasuk di dalamnya apakah ingin punya anak atau tidak, penting juga lho dipikirkan dan dibicarakan pasangan sebelum menikah.
Simak juga kiat Enno Lerian langgeng di pernikahan kedua melalui video berikut:
(aci/rdn)