HaiBunda

MOM'S LIFE

3 Penyebab Seseorang Masih Bertahan di Pernikahan yang Tak Sehat

Radian Nyi Sukmasari   |   HaiBunda

Jumat, 06 Dec 2019 11:10 WIB
Ilustrasi pernikahan tidak sehat/ Foto: istock
Jakarta - Pernikahan yang enggak sehat bisa jadi sebuah bahaya bagi suami atau istri. Namun, pada kenyataannya ada seseorang yang tetap bertahan dalam pernikahan yang jelas-jelas enggak sehat. Apa sebabnya?

Kata psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi @ Brawijaya Clinic, Alfath Megawati yang biasa dipanggil Ega, ada tiga faktor yang membuat seseorang tetap bertahan di relasi yang sudah tidak sehat. Pertama, karena kita terjebak dalam lingkaran relasi abusif, yang terdiri dari fase konflik-kekerasan terjadi-fase honeymoon-fase tenang.


"Di fase honeymoon, pasangan biasanya meminta maaf, berjanji memperbaiki perilaku, atau melakukan hal-hal yang manis agar dimaafkan," kata Ega saat ngobrol dengan HaiBunda.


Nah, fase honeymoon ini, tambah Ega, membuat kita percaya pasangan bisa berubah menjadi lebih baik. Tapi, nyatanya, lingkaran abusif terjadi lagi.

Kedua, pasangan memberikan satu kebutuhan penting yang dimiliki. Misalnya pada perempuan, suaminya adalah sumber finansial utama bagi dirinya, anak-anaknya, atau bahkan keluarga besarnya. Pada laki-laki, misalnya si istri dapat menaikkan kebanggaan dirinya di lingkungan sosialnya.

Ilustrasi pernikahan tidak sehat/ Foto: Thinkstock
"Adanya kebutuhan-kebutuhan inilah yang membuat kita terikat dengan pasangan. Kita khawatir putusnya hubungan, berarti juga putusnya pemenuhan kebutuhan kita. Maka, kita berpikir, sebaiknya tetap bertahan daripada berisiko kebutuhan tidak terpenuhi," ujar ibu dua anak ini.

Ketiga, ada nilai penting yang dianut atau dipercayai, sehingga menghindari perpisahan. Misalnya, nilai tentang agama yang melarang perceraian. Kemudian, nilai bahwa keluarga utuh adalah pilihan terbaik untuk anak-anak. Bahkan, nilai bahwa menjadi janda atau duda adalah aib bagi keluarga. Nilai-nilai inilah yang kata Ega membuat seseorang lebih memilih tersakiti daripada berpisah.

Biasanya 3 faktor ini, Bun, yang membuat kita enggan menyudahi pernikahan yang abusif atau tidak sehat. Lalu, apa sih definisi relasi yang sehat?

"Relasi yang sehat adalah relasi yang memberikan dampak positif bagi kedua pihak yang menjalaninya ya. Cirinya adalah jika kita dan pasangan dapat saling terbuka dan memahami (kondisi psikologis diri dan kebutuhan diri), serta berbagi kekaguman dan apresiasi," papar Ega.

"Kemudian, pasangan bisa belajar untuk saling memperbaiki diri, mempunyai visi dan misi yang sama dalam keluarga, dan dapat menyelesaikan konflik yang terjadi dengan pendekatan positif," ucap Ega.

Simak cara istri Oka Antara redam cemburu di video berikut.

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK