Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Tips Membangun Rumah di Lahan yang Rentan Banjir

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 08 Feb 2020 11:02 WIB

Keterbatasan lahan membuat beberapa rumah dibangun di zona yang rentan banjir. Itulah pentingnya perencanaan matang sebelum membangun rumah, Bunda.
Ilusutrasi rumah tahan banjir/ Foto: iStock
Jakarta - Membangun rumah di lahan yang rentan banjir bisa menjadi tantangan. Bukan cuma harus memikirkan struktur bangunan, Ayah dan Bunda dituntut untuk memilih material yang sesuai agar tak mudah kena banjir.

Arsitek Julien Owen mengatakan, jika berpikir untuk membangun sendiri rumah di daerah zona banjir, maka sejak awal risikonya harus diketahui. Ini bisa menjadi masalah yang memengaruhi perencanaan dan pertimbangan kegagalan.


"Sebagai seorang perencana, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, khususnya jika kita mau memperluas area rumah dengan risiko rendah," kata Owen, dikutip dari Self Build.

Jika memperoleh asuransi untuk membangun rumah di zona banjir, ada dua langkah untuk mengatasi. Pertama, mencari cara untuk mencegah air masuk rumah. Kedua, meminimalkan kerusakan yang terjadi jika kebanjiran.

"Para ahli menyebutnya tahan air dan langkah-langkah yang diambil dikenal dengan strategi mengeluarkan dan memasukkan air," ujar Owen.

Nah, dilansir The Earthbound Report dan Self Build, berikut 5 tips membangun rumah di lahan yang rentan banjir:

1. Ketinggian (Elevation)

Cara paling tepat untuk membangun rumah tahan banjir adalah membangun di atas ketinggian air banjir. Contohnya adalah rumah panggung tradisional.

Bunda bisa bangun rumah dengan platform yang ditinggikan seperti rumah pantai dengan beton. Meski begitu, biasanya tempat parkir di bawah rumah harus dikorbankan jika terjadi banjir.

2. Dinding tahan air

Teknik umum untuk melindungi rumah dari air banjir adalah membangun dinding yang kokoh dan tahan air. Dinding perimeter dengan pagar tahan air bisa menjadi inspirasi. Kita juga bisa membuat tanggul kecil dengan dinding dalam lanskap, lalu menjaga air menjauhi bangunan, atau membiarkan banjir terpusat di taman untuk melindungi rumah.

Ilustrasi membangun rumahIlustrasi membangun rumah/ Foto: iStock

3. Dry floodproofing

JIka air banjir mencapai dinding rumah, kita sebaiknya membuat yang tahan dan kedap air. Misalnya, untuk pintu dan jendela yang tahan banjir.

Batu bata yang diberi lubang untuk sirkulasi bisa dinaikkan. Menggunakan metode dry floodproofing yakni mencegah air masuk ke struktur bangunan.

4. Wet floodproofing

Daripada menjaga air keluar bangunan, kita bisa menggunakan pendekatan alternatif dengan membiarkan air masuk tapi meminimalkan kerusakan, yaitu dengan metode wet floodproofing. Misalnya menggunakan lantai kokoh, menjaga saluran listrik di dinding, dan pastikan setiap furnitur mudah dipindahkan dan terbuat dari bahan yang aman jika terendam.

Wet floodproofing adalah metode desain yang memungkinkan air bergerak ke bawah rumah (seperti ruang bawah tanah). Cara ini bisa digunakan untuk rumah yang dibangun di lahan rentan banjir yang tidak dihuni dalam waktu lama.


5. Bahan yang cocok

Sebaiknya hindari penggunaan bahan seperti kayu karena akan basah dan mudah rusak saat basah. Jangan gunakan jendela dan pintu dari kayu, Bun.

Lantai bisa dibuat dari jenis yang tertutup, artinya tidak akan menyerap air. Lantai beton bisa jadi pilihan terbaik untuk menghindari masalah banjir.

Simak juga penjelasan tentang waterborne disease, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda