Jakarta -
Kultur di Timur dan Barat pastinya berbeda. Begitu pula dengan pandangan orang-orang terhadap ibu rumah tangga. Di tahun 1950-an ibu rumah tangga dibangga-banggakan, berbeda dengan ibu di abad sekarang.
Memilih untuk menjadi seorang istri, ibu dan ibu rumah tangga tidak boleh dilihat sebagai pengorbanan, atau harus bangga dalam menjaga rumah disalahartikan sebagai kepatuhan.
Soal ini, salah satu ibu rumah tangga di Amerika Serikat bernama Danielle bilang, "Ibu rumah tangga tradisional di abad ke-21 bukan contoh penindasan, melainkan contoh pembebasan."
"Ibu rumah tangga tradisional modern adalah contoh utama dari otonomi perempuan. Dia tidak dipaksa tinggal di rumah bersama anak-anak; tetapi pada saat yang sama dia juga tidak dipaksa bekerja di luar rumah. Dia membuat pilihan," ujarnya dikutip dari
ABC.
Lagipula, salah satu pertimbangan untuk bekerja bagi seorang ibu di barat adalah biaya day care. Kebanyakan karier wanita berakhir dengan biaya pengasuhan anak.
Penelitian menemukan keluarga-keluarga Australia membayar biaya pengasuhan anak sebanyak mungkin untuk mengirim anak mereka ke sekolah dasar swasta, karena mahalnya biaya yang mendorong ibu-ibu, mereka memutuskan untuk hanya memiliki satu bayi.
"Ada banyak jalur berbeda yang bisa ditempuh wanita sekarang, dan menarik bagaimana mereka ingin merundingkan itu," kata Mary Lou Rasmussen, seorang profesor sosiologi di Universitas Nasional Australia.
 Danielle/ Foto: ABC Australia |
"Tampaknya menjadi posisi yang sangat istimewa untuk membuat tidak ada pilihan selain bagi kedua orang (suami istri) dalam hubungan untuk bekerja," sambung Rasmussen.
Danielle secara terbuka mengakui gaya hidup tradisional 'sangat mewah' di abad ke-21, dan tidak semua orang mampu tinggal di rumah.
Terlepas dari itu, jika memutuskan menjadi ibu rumah tangga maka tetap harus mendapat dukungan dari keluarga atau mana pun. Di barat, para ibu rumah tangga membentuk suatu komunitas secara online untuk menemukan dukungan.
Ibu rumah tangga butuh dukungan karena bukan enggak mungkin ibu rumah tangga ini tak mudah stres. Psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Tiara Puspita M.Psi., Psikolog bilang mungkin banyak yang mengira kalau stay at home mom lebih enak, enggak harus stres.
"Padahal, faktanya ibu rumah tangga itu sama stresnya dengan ibu bekerja," kata Tita.
Kenapa? Kata Tita, karena ibu rumah tangga selama 24 jam di rumah, ngurusin anak dan segala macam. Akhirnya, yang memicu ibu rumah tangga stres yaitu mereka merasa kesepian, termasuk karena jarang berkomunikasi dan berinteraksi sama teman-temannya.
Ini, pastinya berbeda sama ibu yang bekerja ya Bun. Diibaratkan Tita, kalau ke kantor secara enggak langsung Bunda kan bisa 'lepas' sementara dari tanggung jawab di rumah. Ya, walaupun pada praktiknya tetap saja kalau si kecil tahu-tahu panas tinggi, pasti kelabakan di kantor untuk izin cepat-cepat pulang.
"Kalau ibu-ibu yang di rumah itu kan mereka terus dari pagi sampe pagi lagi rutinitasnya itu-itu aja," tambah Tita.
Simak juga video tentang cara mencegah kehamilan bagi ibu menyusui:
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)