Jakarta -
Bunda pernah mengalami kondisi sering lupa di saat sedang banyak pikiran atau stres? Itu bukan hal yang aneh karena ternyata dalam hitungan jangka panjang, stres dapat mengubah cara kerja otak sehingga mempengaruhi daya ingat kita.
Dr. Kerry Ressler, Kepala Peneliti di Rumah Sakit McLean dan professor psikiatri di Harvard Medical School mengatakan bahwa stres bisa mempengaruhi fungsi otak dan mengganggu kognisi, konsetrasi, serta ingatan.
Selain itu, stres tidak hanya memengaruhi fungsi otak saja Bun, tapi juga mempengaruhi suasana hati dan kecemasan. Menurut Jill Goldstein yang juga professor psikiatri di tempat yang sama, menyebutkan stres dapat meningkatkan peradangan yang berdampak buruk pada kesehatan jantung.
Stres yang ternyata memiliki dampak berbahaya tersebut, kini telah dikaitkan sebagai penyebab penyakit kronis pada otak dan
jantung. Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi pria maupun wanita dengan cara yang berbeda.
Stres dan otakKita perlu tahu bagaimana fungsi kerja otak, sehingga bisa memahami mengapa stres dapat memerngaruhi daya ingat. Ressler mengatakan, otak kita bukan hanya terdiri dari satu unit, namun terdiri dari beberapa kelompok dengan tugas berbeda-beda.
Sebagai contoh, bayangkan Bunda tengah berada dalam situasi yang berbahaya dan melelahkan. Saat itu, bagian otak yang mengatur naluri bertahan hidup (amigdala) mengambil alih, dan meninggalkan bagian otak lainnya yang membantu untuk mengingat dan mengerjakan fungsi lainnya dengan energi yang sedikit.
"Gagasan dasarnya adalah bahwa otak mengeluarkan sumber dayanya dalam mode bertahan hiudp, bukan mode ingatan," katanya dikutip dari
Health Harvard Publishing.
Inilah sebabnya mengapa Bunda mungkin lebih pelupa ketika sedang stres atau mungkin mengalami penyimpangan memori selama peristiwa traumatis.
Namun stres pada otak juga dapat menimbulkan efek yang berbeda pada setiap orang, ini tergantung pada waktu terjadinya. Goldstein mengatakan bahwa ini juga tergantung pada hormon-hormon tertentu, yang disebut hormon gonad.
"Misalnya pengurangan hormon gonad estradiol selama transisi menopause dapat mengubah cara otak kita merespons stres," ujarnya.
Apa semua stres sama?Saat efek stres dapat diteliti dan didokumentasikan dengan baik, namun tidak dengan jenis stres apa yang benar-benar mampu merusak dan meningkatkan risiko masalah ingatan di kemudian hari. Apakah masalah otak terjadi ketika Anda mengalami sedikit stres atau stres jangka panjang?
"Itu pertanyaan yang sulit, karena stres memiliki istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan banyak hal yang berbeda. Tapi tentu saja lebih banyak stres cenderung lebih buruk dan stres jangka panjang umumnya lebih buruk dibanding stres jangka pendek," tutur Ressler.
Namun dia mengatakan, ada faktor tambahan yang membuat stres menjadi lebih berbahaya, di antaranya:
1. Stres tanpa prediksiSebuah penelitian pada hewan menunjukkan bahwa hewan yang dapat mengantisipasi stresor, misalnya dengan menerima kejutan setelah lampu dinyalakan akan lebih sedikit stres dibanding hewan yang menerima jumlah kejutan yang secara acak. Hal yang sama juga berlaku pada manusia.
Menurutnya, jika seseorang dapat mengantisipasi stres, itu tidak lebih merusak daripada stres yang tampaknya lebih acak.
2. Stres tanpa batas waktuDapat dicontohkan, jika Bunda tengah stres tentang presentasi pekerjaan di kantor, stres tersebut akan berakhir saat Bunda telah mengetahui hasilnya.
Namun, jika Bunda stres karena tertekan masalah keuangan, tentu akan lebih sulit jika tidak mengetahui kapan masalah tersebut akan berakhir.
 Foto: Thinkstock |
3. Tiada dukunganJika memiliki dukungan dari seseorang atau apapun di sekitar Bunda, hal ini tentu dapat menekan stres menjadi lebih minim. Namun berbeda cerita jika tidak memiliki pendukung apapun, Bunda akan merasa sangat berat dengan menanggungnya sendirian.
Menghadapi stresHal pertama yang seharusnya Bunda lakukan untuk mengatasi stres adalah dengan meminimalkan faktor-fakto penyebabnya. Beberapa tips yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi stres, dan mencegah efek buruk yang bisa terjadi pada otak:
1. Kendalikan diriApabila tidak dapat memprediksi stres, Bunda bisa memfokuskan pikiran dengan beberapa hal. Bunda bisa melakukan beberapa pekerjaan yang menjadi rutinitas. Sebagaimana yang dikatakan Ressler, memiliki rutinitas baik untuk perkembangan dan kesehatan.
2. Tidur nyenyakStres memang dapat merusak kualitas tidur, hal yang biasanya dirasakan seperti susah tidur dan tidak nyenyak. Namun hal ini justru semakin memperburuk situasi.
"Kurang tidur membuat bagian otak yang menangani fungsi tingkat tinggi bekerja kurang baik," ujarnya.
Bunda bisa memulai dengan mengatur waktu bangun dan tidur yang sama setiap harinya, dan jika perlu, hindari kafein.
3. Membuat jadwalBunda bisa menjadikan jadwal sebagai strategi untuk membantu mengelola pekerjaan sehingga dapat mengurangi stres. Buat daftar pekerjaan utama yang perlu diselesaikan, dengan begitu Bunda tidak akan tampak seperti memiliki daftar kerja yang tiada akhir sehingga mengakibatkan stres.
"Menetapkan tugas seperti ini membantu mengurangi perasaan bahwa otak sedang dibombardir," kata Ressler.
4. Meminta bantuanMeminta bantuan bisa membuat Bunda menjadi lebih tangguh dan mampu untuk mengelola stres, sehingga juga dapat melindungi kesehtan otak.
5. Ubah pola pikirTernyata tidak baik juga lho jika Bunda terlalu menganggap diri tengah mengalami stres. "Tidak hanya mustahil, hidup tanpa stres juga menjadikannya sangat membosankan. Pada kenyataannya, tingkat stres tertentu sangat membantu untuk pertumbuhan," katanya.
Jadi, daripada berjuang agar terhindar dari stres, Bunda bisa berusaha untuk meresponnya agar lebih sehat menghadapi stres.
Lihat juga yuk Bun, bagaimana tips mengatasi stres menikah dan memiliki anak di usia muda ala Mona Ratuliu dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(AFN/jue)