MOM'S LIFE
Cara Atur Keuangan Saat Tulang Punggung Keluarga Di-PHK karena Corona
Zika Zakiya | HaiBunda
Kamis, 04 Jun 2020 14:54 WIBJumlah pengangguran di Indonesia bertambah sejak merebaknya Virus Corona. Data menyebut bahwa jumlah itu bisa menyentuh lima juta orang dari berbagai sektor industri.
Demikian seperti dikutip dari Detikfinance, Bun. Dikatakan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu bahwa ini adalah angka simulasi dari Pemerintah. Angka itu sendiri dibuat dengan skenario berat dan sangat berat.
Apakah keluarga Bunda termasuk dalam angka pengangguran tersebut? Jika iya, berarti Bunda harus memutar otak untuk mengatur keuangan keluarga. Mengingat saat ini Bunda tidak lagi memiliki pemasukan atau berkurang besar dalam jumlah.
Baca Juga : 5 Cara Mengajarkan Anak Tanggung Jawab soal Uang |
Disarankan oleh Ligwina Hananto sebagai Financial Planner dari QM Financial ada beberapa hal yang harus Bunda perhatikan jika tulang punggung keluarga terkena PHK.
"Nomor satu kita lihat dulu, dapet pesangon atau ngga? Sering banget orang dapet pesangon bakal kaget karena uangnya banyak. Lalu dipakailah untuk beli TV baru, mobil baru, dan lain sebagainya. Tapi saat ini kondisinya darurat," kata Ligwina ketika berbincang dengan HaiBunda dalam IG Live 'Menyeimbangkan Keuangan Keluarga Pasca-Krisis Corona', Selasa (02/06/2020).
"Saat kita ada pesangon, paling tidak pesangon itu menutupi tiga hal. Pertama, adalah bayar utang. Kedua, saat di-PHK ada fasilitas kantor yang hilang seperti asuransi kesehatan. Jika ini hilang maka harus dicarikan penggantinya. Ketiga, hitung pengeluaran keluarga lalu lihat berapa persen yang bisa dijadikan dana darurat," tambahnya.
Dijabarkan Ligwina bahwa hal-hal yang menyangkut utang antara lain utang KPR hingga pinjaman online. Pastikan pesangon yang ada bisa menutup tiga bulan utang KPR yang ada di bank.
Sisihkan uang pesangon lalu simpan di bank pembayar KPR sebanyak tiga bulan cicilan sehingga kita bisa tenang berpikir selama durasi waktu tersebut. Lalu untuk asuransi kesehatan yang hilang, artinya harus ada asuransi kesehatan yang harus dibeli. Kenapa? Karena kesehatan adalah modal utama dari seseorang mencari modal dan menjadi tulang punggung keluarga.
Sedangkan yang ketiga mengenai dana darurat adalah dana darurat yang aktif dipakai. "Misalnya biaya hidup kita Rp5 juta sebulan dan ada pesangon Rp50 juta, berarti kita ada perhitungan Rp5 juta dikali tiga bulan adalah biaya hidup. Baru sisanya digunakan jika mau bisnis atau modal usaha," ujar Ligwina.
Terpenting adalah jangan sampai uang pesangon 100 persen digunakan untuk modal usaha yang risikonya sangat tinggi.
Demikian ya Bun sedikit tips finansial. Semoga membantu Bunda dalam mengawal keuangan keluarga selama pandemi ini berlangsung.
Simak juga video berikut mengenai cerita Bunda Donna Agnesia yang malah selalu nempel sama suami saat penerapan PSBB berlangsung di Jakarta.