Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Marak Wanita Mengaku Jadi Pelakor, Apa Sih Rasanya Jadi Orang Ketiga?

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 24 Jul 2020 19:23 WIB

Unfaithful young man in a cafe. He is embracing his girlfriend and making call gesture to another woman behind her back.
Marak Wanita Mengaku Jadi Pelakor, Apa Sih Rasanya Jadi Orang Ketiga?/ Foto: iStock
Jakarta -

Istilah pelakor atau perebut laki orang begitu populer belakangan ini. Beberapa wanita mulai berani membuka kehidupan rumah tangga yang dirusak oleh kehadiran orang ketiga di media sosial. Bahkan, sebagian pelakor juga terang-terangan membuka kisah mereka di Instagram, TikTok, atau Facebook.

Perselingkuhan yang dilakukan pria dengan pelakor bukan tanpa sebab, Bunda. Mengutip Very Well Family, ternyata lebih dari 40 persen pasangan menikah dipengaruhi perselingkuhan.

Faktor yang melatarbelakinya pun beragam. Mulai dari gangguan kepribadian dan pengalaman masa kecil, disertai dengan terbukanya peluang di media sosial, dan batasan yang buruk.

Sedangkan frustrasi pernikahan menjadi pemicu yang paling umum untuk melakukan perselingkuhan. Bahkan, ada suami yang memutuskan selingkuh saat merasa perhatian istrinya berkurang setelah kehadiran bayi.

Ya, Bunda, pada umumnya laki-laki lebih banyak membutuhkan seks dan perhatian dari pasangannya. Pria mengungkapkan cinta dengan cara fisik dibanding menunjukkan perasaannya pada istri.

Jika pria tidak puas secara seksual, misalnya karena istri sering menolak hubungan intim, mereka akan memikirkan penolakan tersebut. Di dalam hatinya akan dengan mudah diterjemahkan sebagai perasaan 'tidak dicintai'. Mereka juga cenderung melakukan kecurangan karena perasaan tidak aman.

Sedangkan menurut pakar pernikahan Sheri Stritof, kebanyakan wanita sering mengeluh karena merasa tidak dihargai atau diabaikan .

"Wanita biasanya melakukan itu karena merasakan kekosongan emosional," kata Stritof.

"Perselingkuhan juga sering dijadikan transisi bagi wanita untuk mengakhiri hubungan dengan pasangannya," sambungnya.

Namun, tak bisa kita pungkiri juga adanya peran ada orang ketiga atau pelakor dalam rumah tangga. Sebagai perempuan, tentunya kita banyak bertanya apa yang melandasi seseorang tega menjadi orang ketiga.

Couple lying in bed while someone is watching in front of the doorIlustrasi perselingkuhan/ Foto: iStock

Tak ada jaminan setelah mendapatkan suami orang hidup mereka jadi lebih bahagia kan, Bunda? Pada kenyataannya menjadi orang ketiga dalam suatu hubungan pernikahan bisa lebih menyulitkan lho.

Selain harus menyembunyikan hubungan terlarang mereka, ada beberapa hal yang dirasakan si pelakor, seperti beberapa hal berikut ini:

1. Merasa tersakiti juga

Mengutip laman Cheat Sheet, orang ketiga mungkin jarang mempertimbangkan perasaan wanita lain saat menggoda suami orang. Namun, terkadang mereka melakukannya karena perasaan cinta.

Saat perasaan itu mulai dalam, sulit untuk berhenti atau putus hubungan. Pada beberapa kasus, mungkin pelakor tidak tahu pria yang dicintainya sudah menikah.

Saat pria itu lebih memilih istrinya, dia akan merasa tersakiti. Belum lagi anggapan buruk dari masyarakat dan orang disekitarnya.

2. Tidak selalu berhasil

Ketika seorang wanita menjadi orang ketiga, dia harus siap dengan berbagai risiko. Salah satunya, kenyataan bahwa pria itu tidak akan meninggalkan istri demi dirinya.

Memang tidak semuanya berakhir seperti ini. Beberapa pria justru memilih wanita simpanannya daripada sang istri.

3. Dia bisa terkena karma

Pelakor mungkin akan bahagia saat pria yang disukainya bercerai dari sang istri. Sebab, dia bisa memiliki pria itu seutuhnya.

Tapi dalam beberapa kasus, saat pelakor resmi menikah dengan pria pujaannya, dia malah menjadi korban orang ketiga. Ini seperti terkena karma dari perbuatannya di masa lalu.

4. Dia mungkin merasa bersalah

Tidak semua pelakor itu sama, Bunda. Beberapa wanita berbeda dan merasa bersalah harus menjadi orang ketiga dalam suatu pernikahan.

Dia mungkin tidak pernah berniat jatuh cinta atau mendapatkan pria yang sudah menikah. Namun, keadaan memaksa dirinya masuk dalam hubungan yang rumit.

5. Sering cemburu

Dikutip dari Exploring Your Mind, rasa cemburu berasal dari rasa takut kehilangan seseorang yang dicintai. Umumnya disebabkan orang ketiga.

Pada kasus pelakor, orang ketiga yang dimaksud adalah istri pria yang dikencaninya. Rasa cemburu ini muncul, misalnya saat pria tersebut bersamanya, tapi bicara dengan istrinya di telpon atau tanpa sengaja menceritakan urusan rumah tangga.

Meski si pelakor sudah tahu betul risikonya, terkadang rasa cemburu ini memicu pertengkaran. Pada kasus tertentu, pelakor mencoba mengatasinya dengan minta perlakuan yang adil, atau lebih.

Simak juga rahasia harmonis rumah tangga Donna Agnesia yang beda 6 tahun dengan suaminya, di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda