Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

5 Trik Hadapi Rumah Tangga yang Mulai Membosankan Saat Pandemi COVID-19

Kinan   |   HaiBunda

Rabu, 02 Sep 2020 11:36 WIB

Unhappy young couple arguing standing at house door, angry husband pointing at wife blaming her of problems, conflicts in marriage, bad relationships, man and woman having quarrel or disagreement
Pasangan suami istri/Foto: iStock
Jakarta -

Demi mencegah penularan dan penyebaran virus corona, berbagai aturan pun diterapkan. Bagi pekerja misalnya, ada yang masih menerapkan work from home alias bekerja dari rumah.

Tidak dapat dipungkiri, hal ini kemudian membuat frekuensi bertemu pasangan di rumah jadi sangat intens. Hampir setiap waktu dan bahkan terasa seperti 'terkurung' di dalam rumah.

Lama-kelamaan kondisi ini bisa membuat rumah tangga mulai membosankan bagi sebagian orang. Menurut psikolog Mark B. Borg, Jr, PhD, pandemi COVID-19 tanpa disadari dapat membuat kedekatan fisik terjadi dalam jangka panjang. Bagi sebagian pasutri, hal ini bahkan bisa memicu tekanan dan rasa bosan.

"Keintiman dan komunikasi bisa jadi terhambat, kemudian berujung pada pertengkaran," tutur Borg, dikutip dari Psychology Today.

Nah, bagaimana cara menghadapi rasa bosan dalam rumah tangga saat pandemi ini?

1. Jaga ucapan saat bicara

Meski sedang bosan bukan berarti menghindar dari ngobrol bareng pasangan ya, Bunda. Upayakan untuk tetap menjaga ucapan dan komunikasi tetap baik.

Hindari bicara dengan nada tinggi, terlebih saat rasa bosan benar-benar sudah mengganggu. Rasa lelah seringkali jadi salah satu pemicu malas untuk berkomunikasi dengan pasangan.

2. Cari kegiatan baru

Aktivitas di rumah yang monoton dan itu-itu saja bisa membuat kebosanan rentan terjadi. Terlebih jika Bunda masih harus bekerja sambil mengurus anak.

Cobalah mencari kegiatan baru bersama keluarga supaya tidak bosan. Misalnya dengan mencoba resep makanan baru, membuat taman kecil di depan rumah atau sekadar mengubah dekorasi rumah.

Jealousy, cheating or infidelity in relationship concept. Sad upset couple. No trust. Jealous wife or cheating husband. Married man and woman fighting. Silent treatment and communication problem.Suami istri/ Foto: iStock

3. Pahami kapan harus mengambil langkah mundur

Saat suami sedang tampak stres dan emosi karena lelah, pahami bahwa ini mungkin waktunya untuk mundur sejenak. Beri jeda untuk pasangan memulihkan diri, baru kemudian ajak bicara berdua.

Memaksakan diri untuk mencari tahu penyebab stresnya saat ia sedang ingin sendiri justru bisa memicu tekanan emosional lho, Bunda.

4. Dengarkan keluhan yang ada

Masalah pekerjaan yang harus dikerjakan dari rumah kadang bisa membuat seseorang stres. Nah, jika suami mengalami hal ini dan hendak bercerita, sediakan waktu untuk benar-benar mendengarkan. Berikan waktu intim untuk saling mencurahkan perasaan satu sama lain.

"Beri tanggapan secara terbuka dan murah hati, terutama saat pasangan sedang stres. Mendengarkan dapat meningkatkan perasaan aman setiap orang, termasuk pasutri," tutur psikiater Grant Hilary B., MD.

5. Berempati

Rasa bosan wajar ada dan dirasakan oleh siapa pun, tak cuma anak-anak tetapi juga orang dewasa. Kondisi ini dapat membuat seseorang rentan stres, takut dan sedih. Termasuk saat menghadapi situasi seperti pandemi COVID-19.

Dengan empati, Bunda diharapkan mampu terhubung lebih dalam dengan suami. Permasalahan dan kebosanan pun bisa dihindari, selama komunikasi dan rasa saling memiliki selalu ada.

Simak juga video cerita cinta Angie 'Virgin' dan suami:

[Gambas:Video Haibunda]



(kuy/kuy)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda