Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Penyesalan Aisyah Terlibat Perang Jamal, Melawan Ali bin Abi Talib

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 05 Dec 2020 21:22 WIB

Woman in hijab standing on the beach looking at horizon
Penyesalan Aisyah Terlibat Perang Jamal, Melawan Ali bin Abi Talib/ Foto: iStock

Setelah Rasulullah meninggal, terjadi perpecahan antara para sahabat dan keluarganya. Mereka kemudian terpilah menjadi tiga kelompok. Dua kelompok aktif, dan satunya pasif.

Kelompok yang pertama, yakni dari Suku Quraisy. Suku Quraisy mengklaim yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah SAW adalah dari sukunya. Hal ini karena Islam pertama kali muncul dari suku Quraisy. Alasan ini cukup masuk akal pada saat itu.

Kelompok yang kedua adalah dari Sahabat Anshor. Mereka mengklaim berhak menjadi khalifah karena Islam bisa berkembang pesat pada saat berada di Madinah, bukan di Mekkah.

Sementara kelompok ketiga, yakni Ahlul Bait atau keluarga dari Rasulullah sendiri. Mereka menganggap yang berhak menjadi pengganti seharusnya dari keluarga Rasulullah sendiri.

Bukan dari orang lain, Ahlul Bait juga menonjolkan sosok yang sangat berkompeten saat itu, yakni sahabat Ali bin Abi Thalib. Demikian dikutip dari laman resmi Kemenag.

Kecerdasan Ali bin Abi Talib tak ada yang meragukan, Bunda. Semua sahabat mengakui kepintaran Ali, baik dalam bidang keimanannya, tetapi juga dalam keberaniannya dalam berjihad. Ali juga termasuk dalam sahabat yang pertama kali masuk Islam.

Pada masa khalifah Ali, perpecahan terjadi antar sahabat yang cukup memilukan. Di antaranya perang Jamal, yakni perselisihan antara Ali dengan Aisyah, istri Rasulullah.

Mengutip buku Aisyah: Kekasih yang Terindah karya Said Al-A'zhawi An-Nadawi, pasukan Ali saat itu mencapai 20 ribu orang. Sementara pasukan Aisyah berjumlah sekitar 30 ribu orang. Kedua pasukan kemudian bertemu di medan perang.

Perang ini merupakan salah satu tragedi yang paling menyedihkan dalam sejarah Islam. Umat Islam tidak pernah menyaksikan hari seburuk hari itu. Hati dan perasaan yang terikat oleh rasa cinta harus terpecah belah hanya karena perbedaan pendirian politik.

Klik NEXT untuk ke halaman berikutnya.

Banner Alat Kontrasepsi

Simak juga kiat mengajarkan anak agama sejak dini:

[Gambas:Video Haibunda]



Penyesalan Aisyah melawan Ali

Woman in hijab standing on the beach back view

Foto: iStock

Para ksatria berlomba menunjukkan keberanian. Ali pun berseru, "Mundur! Hentikan perang tak berguna ini!"Namun, tak ada seorang pun yang mau mendengarkan Ali. Suasana pun kacau dan perang terjadi.

Perang hanya bisa dihentikan ketika unta Aisyah bisa dirobohkan. Meski sulit dirobohkan, unta Aisyah akhirnya berhasil dirobohkan.

Setelah perang ini berakhir, penyesalan yang tersisa bagi mereka, terutama Aisyah. Di sepanjang sisa hidupnya, Aisyah sangat menyesal atas keputusannya untuk terlibat dalam perang melawan Ali.

Baginya, itu merupakan kesalahan ijtihad dalam metode memperbaiki keadaan masyarakat. Di ambang wafatnya, Aisyah berkata, "Andai saja aku tidak pernah diciptakan di muka bumi ini, Andai saja aku adalah sebatang pohon yang bertasbih kepada Allah dan melaksanakan kewajibannya."

Aisyah juga berwasiat agar ia tidak dikuburkan bersama Rasulullah SAW, melainkan dikuburkan bersama istri-istri Nabi yang lain di kuburan Baqi'.


(aci/jue)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda