Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Hati-hati Bun! Libur Panjang & Abai Prokes Bikin Angka Corona Naik

Nurcholis Ma   |   HaiBunda

Jumat, 25 Dec 2020 14:09 WIB

Mother with small daughter taking selfie with smartphone on trip outdoors in nature, wearing face masks.
Ilustrasi liburan akhir tahun saat pandemi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Halfpoint
Jakarta -

Tahukah Bunda, kalau saat ini Satgas Penanganan COVID-19 kembali menyoroti perkembangan kasus aktif COVID-19 yang menunjukkan tren yang memburuk karena kenaikannya semakin lama semakin cepat. Salah satu faktor yang memperparah ialah keterkaitan ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan dan masa libur panjang.

"Dapat disimpulkan, dalam setiap kenaikan kasus aktif selalu diiringi oleh kenaikan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan. Dan selalu berawal dari event libur panjang," ujar Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito, dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19, Jumat (25/12/2020).

Ia mengatakan, dari grafik perkembangan pada periode Maret-Juli 2020, kasus aktif meningkat dari 1.107 kasus menjadi 37.342 kasus. Peningkatan pada periode ini membutuhkan waktu selama 4 bulan.

Pada periode ini juga peningkatan kasus aktif dibarengi dengan peningkatan testing COVID-19 secara mingguan hingga 50 persen. Lalu periode ini juga terdapat masa libur panjang Idul Fitri tanggal 22-25 Mei 2020.

Pada periode selanjutnya, Agustus-Oktober, kasus aktif meningkat dari 39.354 menjadi 66.578 kasus. Peningkatan ini terlihat hanya dalam waktu 2 bulan. Testing mingguan periode ini juga meningkat 40 persen dan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat, dari 28,57 persen menjadi 37,12 persen. Pada periode ini terjadi libur panjang di tanggal 17 dan 20-23 Agustus 2020.

"Kenaikan tertinggi dalam waktu yang tersingkat, terjadi pada periode bulan November hingga Desember ini. Kasus aktif meningkat dua kali lipat dari 54.804 kasus, menjadi 103.239 kasus hanya dalam waktu satu bulan," Wiku merincikan.

Wiku mengatakan bahkan kenaikan kasus aktif ini, malah dibarengi dengan peningkatan testing yang lebih rendah dari sebelumnya, yakni 40 persen. Sedangkan persentase daerah yang tidak patuh protokol kesehatan juga meningkat 48,01 persen. Pada periode ini terdapat masa libur panjang di tanggal 28 Oktober hingga 1 November 2020.

Saat ini, kata Wiku, meskipun angka testing mingguan meningkat, tetapi tidak dibarengi dengan penurunan kasus aktif. Seharusnya meskipun testing meningkat, angka kasus aktif harus terus menurun. Hal ini menunjukkan, kondisi saat ini masih tingginya laju penularan sehingga masih banyak kasus baru yang ditemukan dari hasil pemeriksaan.

Selain itu, situasi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat masih ceroboh. Sehingga mereka membahayakan diri sendiri dan orang lain di tengah pandemi yang belum berakhir ini.

Momentum libur Natal dan Tahun Baru 2021 yang sedang berjalan ini, harusnya dapat dijadikan pembuktian bagi masyarakat untuk dapat berjalan dari pengalaman buruk yang sudah terjadi pada masa libur panjang sebelumnya. Dengan mendukung upaya pemerintah dalam menekan laju kasus dan menurunkan angka kasus aktif.

"Mari kita menjadi kelompok masyarakat yang berperan dalam menyelamatkan diri sendiri, dan orang terdekat yang kita cintai dengan memilih untuk tidak berpergian dan menghindari kerumunan," pesan Wiku.

Pesan ini juga bisa menjadi pengingat bagi Bunda dan keluarga. Terlebih di momen liburan Nataru ini, selalu #IngatPesanIbu atau #IngatPesanBunda untuk mengimplementasikan prinsip 3M, yakni #memakaimasker, #menjagajarak, dan #mencucitangan seperti yang dikampanyekan Satgas COVID-19.

Simak juga yuk isi 'tas siaga' yang perlu dibawa saat mengajak anak keluar rumah, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Susy SusantiFoto: HaiBunda
(mul/ega)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda