Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Kisah Haru Lansia Rela Jadi Pemulung Demi Sekolahkan Anak

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Senin, 05 Apr 2021 17:39 WIB

Cleaning,Ecology, Social Issues, Volunteer, Beach
Ilustrasi barang bekas/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Inside Creative House

Setuju ya, Bunda, jika seorang Bunda adalah orang yang paling bekerja keras di dunia ini. Tak hanya mengorbankan kesejahteraannya, seorang Bunda juga rela mengorbankan nyawanya jika sudah menyangkut kebahagiaan sang anak.

Di masa pandemi saat ini, Bunda mungkin mengalami pengurangan pemasukan, ya. Karena itu, Bunda pasti merasa memiliki tanggung jawab tambahan untuk menambah pemasukan bagi keluarga.

Hal ini juga dirasakan oleh seorang Bunda berusia 60 tahun, Kan Siew Hong. Dilansir laman World of Buzz, wanita yang sudah kehilangan suaminya selama 10 tahun ini harus keluar rumah sejak 7 pagi dan kembali pada 4 sore.

Bukan tanpa alasan, ia harus mengumpulkan barang bekas agar bisa mendapatkan RM30 atau sekitar Rp100 ribu dalam sehari. Ia mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang untuk menghidupi kedua anak laki-lakinya, Bunda. Satu anaknya masih harus bersekolah, dan satu lainnya berusia 23 tahun yang ikut membantunya mengumpulkan barang bekas.

Banner Mantan Artis FTV Jadi Pengasuh

Menurut kisahnya, Kan Siwe Hong mulai mengumpulkan barang bekas sebagai upaya terakhir mendapatkan uang, Bunda. Ia kehilangan pekerjaannya sebagai juru masak di kantin sekolah di Taman Pandamaran Jaya.

"Sebelumnya, saya mampu menghasilkan sekitar RM1.500 sebulan, tapi sekarang hanya RM30 sehari. Produk sampah seperti botol plastik, koran, besi tua yang banyak dikumpulkan di tempat sampah kini menjadi sumber pendapatan saya," katanya.

Tak hanya itu, ia juga mengaku bahwa anak tertuanya mulai membantunya sejak tiga tahun yang lalu, Bunda. Ia mulai mengumpulkan barang bekas karena gagal menyelesaikan studinya.

"Kami bertiga berhemat dengan pendapatan yang kecil dan terkadang mendapat makanan dari tetangga," tambahnya.

Terlepas dari semua itu, kondisi ibu dua anak ini ternyata juga terus mengalami penurunan, Bunda. Setelah diperiksa, ia menderita penyakit diabetes dan terus ditolak oleh berbagai organisasi demi mendapatkan bantuan.

Bunda, ternyata ada beberapa jenis barang yang bisa didaur ulang, lho. Klik baca halaman berikutnya, yuk.

Simak juga curahan hati Shahnaz Haque yang merasa gagal jadi ibu, dalam video Intimate Interview di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


BARANG BEKAS YANG BISA DIDAUR ULANG

Volunteers picking up garbage while cleaning public park, they are wearing protective face masks for protection against virus during covid-19 pandemic

Ilustrasi barang bekas/ Foto: Getty Images/miodrag ignjatovic

Dilansir laman Bobvila, berikut ini adalah 4 barang yang bisa didaur ulang, Bunda.

1. Sedotan plastik

Plastik dan beberapa sedotan sekali pakai mengandung polystyrene, Bunda. Karena bahan ini menghabiskan banyak uang untuk didaur ulang, sebagian besar kota di beberapa negara tidak menerima barang plastik ini, Bunda. Namun, sebelum membuangnya ke tempat sampah, pertimbangkan untuk menggunakannya kembali sebagai proyek DIY, Bunda.

2. Pecahan kaca

Meskipun semua stoples dan wadah kaca dapat didaur ulang, namun enggak semua kaca dibuat sama, Bunda. Pemilik rumah harus berpikir dua kali sebelum mencoba mendaur ulang kaca, bola lampu, dan pecahan piring. Pecahan ini bisa dijadikan karya seni lho, Bunda.

3. Bungkus gelembung

Seperti kantong plastik pada umumnya, bungkus gelembung tidak bisa ditempatkan di tempat daur ulang nih, Bunda. Namun, toko grosir sering kali memiliki tempat sampah khusus untuk mendaur ulang bungkus gelembung ini, Bunda.

4. Gantungan baju

Gantungan baju berbahan metal mungkin bisa didaur ulang, Bunda. Namun, gantungan baju berbahan plastik sering kali terbuat dari bahan campuran. Sehingga, tidak dapat ditempatkan di satu tempat sampah yang sama.


(mua/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda