Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Setianya Istri Dampingi Diky Chandra, Mundur Wabup & Tak Mampu Sekolahkan Anak

Annisa Afani   |   HaiBunda

Selasa, 08 Jun 2021 20:10 WIB

Diky Chandra dan istri
Diky Chandra dan istri/ Foto: Instagram @ranipermata1

Perjalan hidup setiap orang berbeda-beda, tak terkecuali yang dilalui oleh Rani Permata dan Diky Chandra. Keduanya yang pernah hidup nyaman sebagai selebritis, ternyata juga pernah berada di titik bawah usai tak lagi menjadi pejabat publik, Bunda.

Beberapa waktu yang lalu, Rani atau lebih karib disapa Teh Sari membagikan pahit manisnya hidup bersama Diky Chandra. Diceritakan oleh wanita bercandar itu bahwa selepas suaminya tak lagi menjabat sebagai Wakil Bupati Garut, kehidupan mereka berubah drastis. Banyak pengalaman hidup Sari dan Diky yang sangat menginspirasi.

Diceritakan Sari bahwa dulunya, ia juga terjun ke dunia entertainment seperti sang suami, Bunda. Kala itu, ia terjun ke dunia tarik suara sebagai penyanyi dangdut.

"Mulai sejak tahun 92," tuturnya pada istri Denny Cagur, Santi Widihastuti, dikutip dari channel YouTube Shanty Denny pada Selasa (8/6/2021)

Akan tetapi, kiprahnya sebagai selebriti tak berhasil, Bunda. Katanya ada banyak tantangan dan godaan yang dikhawatirkan dapat menjerumuskannya pada hal-hal negatif.

"Tidak berhasil di sana. Banyak sekali godaan-godaan," ungkapnya.

Godaan tersebut pun tak tanggung-tanggung. Teh Sari sampai pernah diajak tidur dan menjadi istri kedua produsernya kala itu.

"Diajak tidur produser, diajak jadi istri simpanan produser, ini itu," tuturnya.

Akan tetapi, Sari dengan pendirian kuatnya pun untungnya mampu menolak semua hal tersebut. Menurutnya, lebih baik kelaparan daripada hidup bergelimang dosa.

"Cuman saya selalu bilang saya lebih baik kelaparan daripada hidup bersama dosa, gitu," ceritanya.

Pengalaman tersebut tentunya membuat hidup Teh Sari menjadi lebih was-was. Oleh karena itulah, ia pun memutuskan untuk berani nikah muda dengan Diky Chandra.

"Akhirnya kenapa saya memutuskan untuk menikah muda, itu untuk memutus fitnah itu," bebernya.

Selama menjabat sebagai Wakil Bupati Garut, Teh Sari dan Kang Diky melalui banyak pengalaman lho, Bunda. Keuangan mereka tiris, bahkan diakui Sarah tidak mampu menyekolahkan anak. Simak kisahnya di halaman berikut, ya.

Tonton juga kisah kurir berhijab dari Indonesia yang bekerja di AS dalam video berikut, Bunda:

[Gambas:Video Haibunda]


TIDAK PERNAH LIBURAN KE LUAR NEGERI

Diky Chandra dan istri, Rani Permata

Diky Chandra dan istri/ Foto: Instagram @ranipermata1

Sebelumnya, Diky Chandra diketahui pernah menjabat menjadi Wakil Bupati Garut dalam periode 2009-2013. Akan tetapi, pria kelahiran Tasikmalaya tersebut mengundurkan diri pada 2011.

Bagi Teh Sari sendiri, selama suaminya mengabdi bagi masyarakat, dirinya merasakan hal-hal yang enak maupun tidak.

"Ada enak dan enggak enaknya. Enaknya, ketika suami saya jadi pemimpin yang adil dan amanah, maka pahalanya luar biasa besar."

"Enggak enaknya, ketika menjadi pemimpin yang zalim, tidak amanah, tidak adil, maka dosanya juga enggak sedikit," tuturnya.

Akan tetapi, Teh Sari mengaku bahwa suaminya tersebut luar biasa. Selama bekerja sebagai Wakil Bupati Garut, dirinya tak merubah gaya hidup, bahkan menghargai masyarakat di sana untuk tak liburan ke luar negeri.

"Tapi pada saat itu luar biasanya suami saya, saya selama di Garut itu enggak pernah jalan-jalan ke luar negeri.

"Jadi enggak boleh. Masyarakat kita banyak yang miskin, nanti psikis mereka terganggu (melihat bupatinya liburan ke luar negeri), meskipun pakai uang sendiri, tapi kan belum tentu semua orang tahu," ceritanya.

Lebih lanjut, Teh Sari juga ungkap bahwa Kang Diky selalu berusaha untuk memberikan apapun yang terbaik bagi masyarakatnya. Ia ingin melestarikan budaya luhur, termasuk pada keluarganya sendiri.

"Pokoknya kita harus memberikan habit atau budaya baru yang melestarikan budaya luhur, budaya baik pada masyarakat kita terutama keluarga kita sendiri."

"Jangan dari kita yang foya-foya, menghambur-hamburkan uang rakyat, misal uang pribadi sekali pun."

"Mendingan kita lebih ke masyarakat, makanya pas Akang mundur itu kita bener-bener enggak punya uang," sambungnya.

Ternyata, selama pengabdiannya, Kang Diky dan Teh Sari banyak berkorban untuk masyarakat di sana lho, Bunda. Mereka tak segan-segan mengeluarkan dana pribadi untuk hal-hal urgensi dan dadakan.


Simak kisah Teh Sari dan Kang Diky lainnya di halaman berikut ya, Bunda.

TAK PUNYA UANG UNTUK BIAYAI SEKOLAH ANAK

Istri Dicky Candra Rani Permata

Teh Sari/Foto: Hakim Ghani

Hal tersebut tentunya berpengaruh amat besar bagi keluarga pasangan tersebut. Mereka sampai enggak memiliki uang untuk biayai sekolah anak pertamanya.

"Rumah bocor-bocor karena ditinggalin, mobil tinggal satu, bener-bener saya sampai enggak bisa sekolahin anak yang pertama karena biaya."

"Jadi si Akang bener-bener selama mengabdi itu, ada masyarakat yang kekurangan itu, dikasih, tabungan terkuras habis semua."

"Ada dana yang dikhususkan, tapi itu dipegang oleh instansi-instansi terkait. Sehingga yang membutuhkan dana dadakan seperti bencana alam, mereka kan enggak bisa menunggu dana cair, nanti keburu lapar, keburu meninggal dong. Saat itulah dibutuhkan dana-dana dadakan untuk kebutuhan masyarakat," sambungnya.

Selain itu, Teh Sari juga menuturkan bahwa suaminya tak pernah memungut uang-uang dari hal lain untuk dirinya, Bunda. Sekiranya itu uang haram, maka ia tinggalkan.

"Akang juga kalau ada acara-acara enggak pernah mau ambil uang. Kan biasanya ada dikasih uang gitu."

"Sehingga hanya mengandalkan gaji yang waktu itu cuma Rp 4.600.000, hampir Rp5 juta lah dan tunjangan enggak lebih dari Rp19 juta. Sementara tuntutan kebutuhan masyarakat itu besar sekali. Enggak mungkin cukup dengan itu," katanya.

Kemunduran Kang Diky dari jabatannya pun berlandaskan pada dua pilihan. Kata Teh Sari, saat itu suaminya tak dapat bertahan karena risikonya harus terbawa arus. Sehingga ia pun memilih untuk melepaskannya.

"Kejahatan yang terorganisir, harus dikalahkan dengan kebaikan yang terorganisir pula."

"Saat itu, Akang berdiri sendiri. Ikut arus atau mundur?"

"Pilihannya, mundur. Udah," ungkapnya.


(AFN)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda