HaiBunda

MOM'S LIFE

Sinovac-AstraZeneca-Pfizer, Mana Paling Ampuh Cegah COVID-19?

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 04 Aug 2021 14:29 WIB
Ilustrasi Vaksinasi / Foto: Getty Images/iStockphoto/zoranm
Jakarta -

Program vaksinasi terus dijalankan oleh pemerintah demi menekan angka penularan COVID-19. Berbagai vaksin dengan tingkat efikasi berbeda dikembangkan di seluruh dunia. Lantas, vaksin mana yang paling ampuh?

Chili kembali merilis hasil studi terbaru mengenai efikasi vaksin Corona. Chili merupakan salah satu negara dengan laju vaksinasi COVID-19 tercepat saat ini.

Hasil studi memperlihatkan efikasi yang berbeda dari tiga jenis vaksin yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer. Hasilnya, Sinovac mampu mencegah kasus COVID-19 bergejala sebanyak 58,5 persen di jutaan penduduk Chili.


AstraZeneca menunjukkan nilai 68,7 persen efektif mencegah kasus COVID-19 bergejala. Sedangkan vaksin Pfizer berada di rentang 87,7 persen, Bunda.

Nilai efikasi ini menunjukkan adanya perubahan dari bulan April lalu. Sebelumnya, vaksin Sinovac dinilai memiliki efikasi lebih tinggi yakni 67 persen. Kasus COVID-19 rawat inap dicegah sebesar 85 persen, dan kematian dicegah sebanyak 80 persen.

Menurunnya efikasi atau perlindungan vaksin Corona merupakan hal yang wajar terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini tidak dapat dihindari, Bunda. Apalagi dengan hadirnya mutasi baru seperti varian Delta.

"Jika Delta menjadi lebih umum dan vaksin memiliki respons yang lebih lemah, kita dapat mengamati penurunan yang lebih cepat (dalam efektivitas)," kata pejabat kesehatan setempat, Dr Rafael Aaros.

Oleh karena itu, saat ini pakar medis menyarankan untuk melakukan booster atau vaksinasi dosis ketiga. Booster biasanya diberikan sekitar enam bulan usai seseorang menerima dosis vaksin kedua.

Studi yang dilakukan para peneliti di Jiangsu, China menemukan adanya penurunan antibodi setelah enam bulan disuntik vaksin Sinovac. Namun booster terbukti memberikan efek peningkatan antibodi yang lebih kuat.

Dalam 28 hari usai melakukan booster, antibodi meningkat jadi 3-5 kali lipat dibandingkan dari nilai yang terlihat pada empat minggu usai dosis kedua vaksin Sinovac.

Sama seperti China, saat ini Chili juga masih terus melakukan studi penelitian mengenai efikasi vaksin Corona. Meski begitu, vaksinasi terbukti mampu memberikan dampak besar bagi tren kasus COVID-19 di Chili.

Chili telah menjalankan program vaksinasi ke 60 persen populasi penduduk mereka. Saat ini jenis vaksin yang paling banyak digunakan oleh Chili adalah Sinovac.

Berdasarkan hasil studi tersebut, CoronaVac tidak hanya sukses mencegah kasus COVID-19 bergejala. Vaksinasi juga mampu menurunkan angka kasus COVID-19 rawat inap hingga 89,7 persen dan angka kematian Corona hingga 86 persen.

Pemerintah Chili juga menerbitkan data tentang efektivitas vaksin lain. TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

(anm/som)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Bahan Alami Bantu Kembalikan Indra Penciuman & Perasa, Tertarik Mencoba?

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Humaira Putri Zaskia Sungkar Ultah Pertama, Intip 5 Potret Keseruan Playdatenya

Parenting Nadhifa Fitrina

Mengenal Roche Peserta Coc Season 2 yang Kepintarannya Curi Perhatian, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Resep Kue Singkong Kukus Sederhana yang Enak, Ekonomis, dan Anti Gagal

Mom's Life Amira Salsabila

Ketahui Estimasi Total Biaya Operasi Caesar BPJS dan Tanpa BPJS

Kehamilan Dwi Indah Nurcahyani

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ini 3 Dosa yang Menghapus Pahala sebesar Gunung

Istana Inggris Diduga Balas Konten Viral Dance Hamil Meghan Markle, Posting Unggahan Ini

Humaira Putri Zaskia Sungkar Ultah Pertama, Intip 5 Potret Keseruan Playdatenya

3 Fakta Seru Squid Game Versi Amerika, Benarkah akan Terjadi?

Piyu Padi dan Mantan Istri Kompak Hadiri Kelulusan SMA Sang Putri di Inggris, Ini Potretnya

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK