Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mengapa Saksi Kasus Pemerkosaan Memilih Diam dan Tak Melapor? Ini Sebabnya, Bun

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 26 Nov 2021 16:33 WIB

Selective focus loneliness young asian woman sitting on bedroom floor near the balcony. Depression sadness breaking up asian teenage girl sitting alone hugging knees closing eyes and thinking.
Foto: Getty Images/iStockphoto/CandyRetriever
Jakarta -

Pemerkosaan dapat memberikan trauma mendalam pada korban. Tak hanya itu, pemerkosaan juga dapat mempengaruhi orang di sekitar korban. Respon setiap orang saat mendengar kasus pemerkosaan bisa berbeda-beda, Bunda.

Menurut Risky Adinda, M.Psi., Psikolog, psikolog klinis dari Biro Psikologi Sadari, respons yang muncul umumnya emosional, seperti terkejut, marah, atau sedih terlebih dulu. Hal ini karena ia mendengar peristiwa negatif yang menimpa orang terdekatnya.

Kejadian tak terduga ini membuat orang di sekitar korban bisa merasa terkejut, marah, hingga sedih dan bersalah karena merasa tak dapat melindungi korban.

"Wajar juga jika seseorang kemudian menjadi merasa kebingungan dan khawatir akan kondisi korban. Mereka juga bingung bagaimana cara untuk mendampingi atau memberikan keamanan pada korban," papar psikolog yang biasa dipanggil Dinda itu.

Banner Resep Masakan Masak 10 Menit

Tak hanya respon emosional, mereka juga bisa mengeluarkan respon berupa tingkah laku. Tindakan tersebut muncul sebagai naluri untuk melindungi korban. Misalnya, dengan mengadvokasikan kasus pemerkosaan atau pelecehan seksual ke jalur hukum.

Meski begitu, proses psikologis yang terjadi pada setiap orang dapat berbeda-beda, Bunda. Hal ini karena kasus pemerkosaan merupakan situasi yang dapat memicu stres pada seorang manusia.

Saat mendengar kabar atau berita pemerkosaan, diri kita secara otomatis akan melakukan penilaian seberapa besar tingkat stres yang muncul dari situasi tersebut. Tubuh juga akan mengukur seberapa mampu kita akan mengelolanya.

Dalam ilmu psikologi, respon yang dapat muncul ketika menghadapi situasi penuh stres adalah fight (melawan ketika kita merasa mampu mengelola masalahnya), flight (kabur karena memandang masalah dapat dikelola dengan melarikan diri darinya), atau freeze (berdiam diri merasa tidak mampu mengelola masalahnya dengan cara apa pun).

Lantas, mengapa setiap orang bisa memiliki reaksi yang berbeda-beda seperti fight, flight, atau freeze ketika dihadapkan dengan situasi stres? Dinda mengatakan, itu bisa dipengaruhi oleh faktor situasinya sendiri, seberapa besar masalah dan ancaman yang akan timbul dari masalah tersebut.

Tak heran, ada beberapa saksi yang justru memilih diam ketika mengetahui suatu kasus pemerkosaan. Menurut Dinda, ada beberapa faktor yang membuat seseorang diam meskipun mengetahui kasus pemerkosaan. TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.

 

[Gambas:Video Haibunda]



(anm/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda