Pria RI Bawa Pulang Istri Turki ke Indonesia, Temani Tes CPNS Hingga Jualan Hijab

Harris dan Rusen Junandar / Foto: Dok. Pribadi Harris Junandar

Pernikahan beda negara membuat salah satunya harus mengalah dan berpindah tempat tinggal. Harris Junandar, pemuda yang menikahi bule Turki harus berjuang mencari pekerjaan di tanah kelahiran sang istri.

Harris mengikuti istrinya, Rusen, ke Turki demi menuruti syarat ayah mertua untuk menikahi sang putri. Namun nyatanya, hidup di negara asing bukan menjadi hal yang mudah bagi Harris.

Salah satu faktornya yaitu perbedaan bahasa, Bunda. Selain itu, Harris juga kesulitan beradaptasi dengan lingkungan yang sangat asing. Ia pun kesulitan untuk bekerja, Bunda.

Harris akhirnya mengambil keputusan yang sulit untuk pulang ke Indonesia. Ia terpaksa memboyong sang istri yang kala itu sedang hamil besar.

"Selama hampir 2 tahun kami di Turki, saya kesulitan beradaptasi dengan lingkungan kerja di sana. Selain terkendala bahasa, saya juga tidak menemukan kenyamanan ketika bekerja dan akhirnya saya dan istri yang pada saat itu tengah hamil besar memutuskan untuk kembali ke Indonesia," kata Harris kepada HaiBunda, belum lama ini.

Banner Tanaman Hias Pengusir Nyamuk/ Foto: HaiBunda/Mia

Mertua Harris pada mulanya sangat berat melepas kepergian Rusen. Namun apabila tetap berada di Turki, Harris akan kesulitan menafkahi istri dan calon anaknya nanti. Sang mertua akhirnya membiarkan mereka pergi.

Harris pergi ke Indonesia dengan harapan menjadi PNS. Ia hendak mengikuti ujian CPNS yang kala itu sedang berlangsung di Aceh. Namun apabila tidak lolos, ia berjanji akan kembali ke Turki.

"Orang tua istri tentu sangat berat melepas kami dan saya yakinkan kami bakal lebih bahagia disana dan saya sedang mendaftar untuk ikut ujian PNS. Jika seandainya tidak lulus, saya berjanji akan kembali ke Turki dan akhirnya kami pun diizinkan dengan syarat tersebut," tuturnya.

Sebelum berangkat ke Indonesia, Harris dan Rusen tidak pergi dengan tangan kosong. Pasangan yang menikah pada 2016 ini telah memikirkan kemungkinan terburuk, yaitu tidak adanya pekerjaan selama menunggu hasil tes CPNS. Pada saat itu, Harris memutuskan untuk berjualan hijab.

"Jadi di Turki kami belanja hijab sekitar 2 koper untuk kami jual di Indonesia. Setiba di Indonesia, saya ikut tes PNS dan benar saja, pengumumannya memakan waktu lama. Kami mulai berjualan hijab di pinggir jalan," ia bercerita.

Pulang ke Indonesia, Harris dan Rusen tiba di Aceh. Mereka pun membuka lapak di pinggir jalan untuk berjualan hijab. Banyak kejadian tak diduga yang dialami pasangan ini ketika berdagang. Baca di halaman berikutnya.

DAGANGAN LARIS MANIS

Harris dan Rusen Junandar / Foto: Dok. Pribadi Harris Junandar

Harris dan Rusen berjualan hijab di pinggir jalan dengan meminjam mobil orang tua. Tak disangka, lapak mereka ramai didatangi oleh pengunjung. Mereka dibuat penasaran dengan sosok istri Harris yang merupakan orang asli Turki.

Harris dan Rusen hanya memiliki waktu untuk berjualan hijab setiap akhir pekan di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Setiap hari Sabtu dan Minggu, banyak orang berkumpul di sana untuk bersantai dan berolahraga.

Menariknya, dagangan Harris laris manis karena istri yang ikut berjualan. Ia bercerita, banyak orang menghampiri lapak mereka dan meminta foto bersama Rusen.

"Alhamdulillah dagangan kami cukup laku karena pengaruh orang melihat istri saya yang orang Turki langsung menjual produknya. Tidak sedikit ibu-ibu datang ke lapak dagangan kami bukan untuk beli hijab, melainkan untuk minta foto selfie bareng istri saya," Harris bercerita.

Harris sengaja memilih berjualan hijab karena tak butuh modal besar. Apalagi, hijab sangat mudah dijual di Aceh yang sangat kental dengan kultur Islam.

Setiap akhir pekan, Harris dan Rusen menjual hijab yang dibanderol seharga Rp80 ribu - Rp250 ribu per lembar. Dalam sebulan, pasangan beda negara ini mengaku mendapatkan omzet Rp2 juta.

"Kami melihat di Istanbul banyak orang Indonesia yang suka belanja hijab di sana. Jenis yang kami jual yaitu jilbab rayon segi empat dan pashmina. Kami juga jual magnet untuk hijab pada saat itu," ucap Harris.

Sekitar tiga bulan, Harris dan Rusen harus mendirikan lapak jualan sejak pagi hari setelah salat subuh. Jika terlambat, mereka tidak akan mendapat tempat yang bagus untuk berjualan.

Harris begitu senang dagangannya disambut baik oleh masyarakat. Banyak orang percaya bahwa hijab yang mereka jual merupakan produk asli Turki karena dijual oleh bule asalnya. Namun setelah tiga bulan, mereka berhenti berjualan. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

ISTRI SUPORTIF

Harris dan Rusen Junandar / Foto: Dok. Pribadi Harris Junandar

Pasangan Indonesia-Turki, Harris dan Rusen sempat menghabiskan waktu selama tiga bulan berjualan hijab di pinggir jalan. Sabar menantikan hasil tes, akhirnya Harris diterima menjadi PNS, Bunda.

Haris bercerita, mereka sebenarnya ingin melanjutkan bisnis tersebut. Namun pada saat itu Rusen sudah waktunya untuk melahirkan. Tak hanya soal keterbatasan waktu, mereka juga sempat tertimpa musibah. Hijabnya raib digondol maling.

"Setelah 3 bulan kami berhenti jualan karena saat itu saya sudah lulus PNS dan istri saya melahirkan anak pertama kami jadi kami tidak punya waktu lagi untuk jualan. Ditambah kami dapat musibah rumah kami kemalingan pas malam hari raya Idul Fitri semua stok hijab yang ada dicuri maling beserta semua isi rumah karena ditinggal kosong," tuturnya.

Meski begitu, Harris bersyukur karena selama ini ia memiliki sosok istri yang suportif. Ia mendapatkan banyak dukungan dari Rusen. Meski sedang hamil besar, ia rela mengikuti suaminya ke Indonesia dan berjualan hijab di pinggir jalan. Semua itu Rusen lakukan sembari menantikan hasil tes sang suami.

"Dia bela-belain mau pindah ke Indonesia dan selalu semangatin saya, suruh saya ikut kursus agar peluang makin besar, dan ketika lulus tentu saja dia orang pertama yang paling bahagia selain orang tua kami. Dia langsung beri kabar ke Turki agar keluarga disana juga senang," ucap Harris.