Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Curhat Maudy Ayunda Soal Tekanan Menjadi Anak Pertama

Annisa A   |   HaiBunda

Selasa, 14 Dec 2021 22:00 WIB

Maudy Ayunda
Maudy Ayunda/Foto: Instagram @maudyayunda

Menjadi anak pertama bisa memberikan kesan yang berbeda dibandingkan dengan anak kedua atau seterusnya. Sebagai si sulung, aktris Maudy Ayunda kerap merasa terbebani dengan statusnya di keluarga.

Hal itu diungkapkan oleh Maudy Ayunda di hadapan Putri Tanjung. Keduanya tengah berbincang mengenai kesamaan mereka sebagai anak pertama di keluarga.

Maudy Ayunda merupakan putri pertama dari pasangan Didit Jasmedi R Irawan dan Mauren Jasmedi. Ia memiliki seorang adik perempuan bernama Amanda Khairunnisa yang hanya berjarak kurang dari tiga tahun.

Meski begitu, statusnya sebagai anak pertama di keluarga kerap menghantui Maudy Ayunda. Aktris kelahiran 19 Desember 1994 itu mengaku mendapatkan tekanan, Bunda. Banyak di antaranya terjadi secara tanpa dia sadari.

"Kalau ditanya kayak gitu, instingnya tuh mau menjawab enggak ada pressure yang kelihatan. Tapi kalau yang subtle, itu banyak banget yang di bawah alam bawah sadar gue," kata Maudy, dikutip dari kanal YouTube CXO Media, Kamis (9/12/21).

Banner Menu Olahan TelurBanner Menu Olahan Telur/ Foto: HaiBunda/Mia

Bintang film Perahu Kertas itu merasakan beban yang dia terima sebagai anak sulung tak lepas dari memenuhi ekspektasi orang tua. Sebagai putri pertama, Maudy Ayunda merasa harus selalu memberikan performa yang terbaik dalam hidup.

Tak hanya berusaha memberikan yang terbaik, Maudy Ayunda juga dibebani dengan kewajiban mengayomi adik. Menurut Maudy, ia adalah orang yang harus siap siaga untuk menjaga adiknya ketika Ayah dan Ibunda sedang tidak bisa melakukan peran mereka.

"Di saat bokap nyokap lagi sibuk, gue harus bisa pick up their slack, dan itu bukan role adik gue. Jadi kayak gue adalah the next person in line to take care of things. Gue enggak boleh lemah. Itu di alam bawah sadar gue ya," ujarnya.

Maudy Ayunda mengaku sudah pernah membicarakan kegelisahan itu dengan sang Bunda. Menurut Ibunda, beban yang dirasakan oleh Maudy sangat mirip seperti orang tua yang baru pertama kali memiliki anak.

"Nyokap pernah ngomong. Orang tua kalau baru punya anak pertama, micro management-nya lebih tinggi. Bukan soal cinta, tapi first time parent anxiety. Mungkin itu berpengaruh juga ke aku, jadi merasa harus memenuhi ekspektasi itu," tuturnya.

Meski kerap merasa terbebani dengan statusnya sebagai anak pertama, Maudy Ayunda tumbuh menjadi wanita berprestasi. Kesuksesan Maudy di usia muda tak lepas dari didikan Ibunda, nih. Baca di halaman berikutnya.

Simak juga video Artika Sari Devi cerita soal pendidikan:

[Gambas:Video Haibunda]




HAL YANG DIAJARKAN IBUNDA

Maudy Ayunda

Maudy Ayunda/Foto: Instagram @maudyayunda

Maudy Ayunda baru saja menyelesaikan studinya di salah satu universitas prestisius dunia, Stanford University. Ia lulus dengan mengantongi dua gelar master sekaligus dari jurusan bisnis dan pendidikan.

Bunda pasti bertanya-tanya, apa ya yang diajarkan orang tuanya hingga Maudy bisa sesukses sekarang?

Terkait hal tersebut, Maudy merasa beruntung memiliki orang tua yang mengajarkan cara berpikir kritis. Sejak kecil, dia sudah terbiasa untuk diajak ngobrol mengenai berbagai hal.

"Saya enggak tahu persis pola asuh orang tua saya seperti apa, karena mereka yang mengerti. Tapi kalau evaluasi dan berpikir sendiri tentang pengalaman masa kecil, mama saya itu sangat sering ngajak ngobrol," ujar Maudy Ayunda di sebuah hotel kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).

Diungkap Maudy, orang tua terutama sang bunda, aktif berinteraksi dengan anak-anaknya. Setiap bermain, Maudy kecil selalu diajak ngobrol. Bahkan, sang bunda juga meminta Maudy dan adiknya untuk menemukan problem solving (pemecahan masalah) pada hal-hal sederhana.

"Sampai sekarang mama saya selalu meminta anak-anaknya untuk problem solving pada hal-hal sangat kecil di rumah. Misal kita ada acara, mama selalu tanya, 'Enaknya nanti makanan katering-nya apa ya?'. Hal sepele itu aja bisa makan waktu 30 menit sendiri," kata Maudy Ayunda.

Maudy juga bilang, orang tuanya selalu mengajarkan keseimbangan. Sejak kecil, Maudy sudah diajarkan manajemen waktu antara pekerjaan dan juga lingkungan. Selain itu, dia juga diajarkan bahwa di dunia yang luas ini banyak sekali macam orang.

"Waktu main film Untuk Rena, saya masih berusia 9 tahun. This is gonna be a good learning experience. Tokoh Rena adalah anak yatim piatu, tinggal di panti asuhan. Jadi saya tidur bareng, main sama kerbau, akrab banget sampai pulang (syuting) menangis. Dari situ akhirnya saya sadar, I don't live in a bubble, ada banyak juga orang yang enggak beruntung," kata Maudy.

Maudy Ayunda juga memiliki hobi dan kebiasaan yang dibentuk sejak usia dini. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

KEBIASAAN MAUDY AYUNDA

Maudy Ayunda

Maudy Ayunda / Foto: Instagram @maudyayunda

Banyaknya pengetahuan yang dimiliki Maudy Ayunda berawal dari kebiasaan dan hobi membaca yang secara alami dibentuk sejak usia dini. Dalam siaran langsung di Instagram bersama Mira Lesmana, Maudy mengaku sangat mencintai hobinya tersebut.

"Dari kecil aku bisa dibilang neardy karena bisa mojok untuk baca seharian, atau diem di balik selimut. Pokoknya itu udah hobi aku," ungkapnya sambil tertawa.

Selain itu, sang Bunda juga mengajarkan soal keberanian dan tanggung jawab sejak dini kepadanya. Tepatnya saat Maudy ditawarkan untuk ikut casting dan mendapat peran sebagai Rena dalam film Untuk Rena saat masih berusia 9 tahun.

"Mama justru dorong aku buat ikut dan gabung film itu. Selain melihat opportunities karier aku ke depannya. Dia bilang, di situ aku belajar tanggung jawab antara pekerjaan dan sekolah aku," tuturnya kepada Mira dengan antusias.

Didikan orang tuanya membuat anak pertama dari dua bersaudara ini tumbuh sebagai sosok yang berpendirian kuat. Dia ingat, dulu Bundanya pernah mengajukan protes kepada Maudy atas apa yang diinginkan.

Kala itu, Maudy memaksa masuk sekolah yang kesehariannya menggunakan bahasa Inggris. Padahal saat itu, dirinya belum begitu menguasai bahasa asing.

"Terus mama sampai kaya gemes gitu, tapi aku tetap maksa dan didaftarin akhirnya," kenangnya.


(anm/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda