Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Dinikahi Pria Garut, Begini Cara Istri Jepang Atur Gaji Suami Rp28 Juta Sebulan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Rabu, 15 Dec 2021 09:15 WIB

Keluarga Indonesia-Jepang
Pasangan Indonesia-Jepang/ Foto: YouTube azka omera family

Pasangan yang menikah beda negara pastinya memiliki segudang cerita unik. Mulai dari pengalaman mereka beradaptasi dengan makanan, budaya masing-masing, hingga menyamakan prinsip mereka dalam rumah tangga. Seperti Supriatna, pria asal Garut, Indonesia, yang menikah dengan Yoshiko, seorang wanita Jepang

Dalam sebuah kesempatan, pasangan yang menetap di Osaka ini membagikan bagaimana cara mengatur keuangan di Negeri Sakura itu. Dalam urusan ini, Yoshiko yang mengatur dan menjelaskannya secara detail.

Sebelumnya, Supriatna menjelaskan di awal, ia dan istrinya bercerita seputar keuangan dan gajinya di Jepang untuk sekadar berbagi inspirasi bagi orang Indonesia yang ingin bekerja di Indonesia.

Yoshiko kemudian memperlihatkan slip gaji yang diterima Supriatna dari perusahaannya. Kala itu, ia menjelaskan detail pendapat di bulan Maret 2021, Bunda.

Setelah dipotong pajak dan sebagainya, pendapatan bersih Supriatna selama satu bulan adalah 218.270 Yen atau sekitar Rp28 jutaan. Yoshiko pun menjelaskan rinciannya.

Banner Resep Masakan Rp20 ribuFoto: HaiBunda/Mia

Jadi, gaji pokok yang diterima sebesar 197.400 Yen (sekitar Rp25 juta), lembur 2.067 Yen (sekitar Rp260 ribu), kehadiran bonus 18.800 Yen (sekitar Rp2,4 juta). Tunjangan keluarga 20 ribu Yen dan biaya makan siang 3.500 Yen. Lalu, jika ada libur perusahaan tapi digaji, maka Supriatna mendapatkan 9.400 Yen. Kemudian ada biaya transportasi 9.060 Yen.

Nah, untuk potongannya. Gaji Supriatna dipotong untuk asuransi kesehatan 13.377 Yen. Ada potongan untuk pajak pensiunan sebesar 23.790 Yen. Selain itu, ada pajak penghasilan yang harus dibayarkan tiap bulan yaitu 3.860 Yen.

Ada, biaya makan siang yang dipotong sebesar 4,020 Yen (sekitar Rp500 ribu). Terakhir ada potongan liburan perusahaan 2.000 Yen (sekitar Rp250 ribu). Sehingga, total potongan gaji sebanyak 52.823 Yen atau sekitar Rp6,8 jutaan.

"Ini kan saya pegawai tetap. Kalau pegawai tetap itu yang diandalkan bonus, jadi dari mulai lemburan, bonus setahun tiga kali saat bulan 6, 8, dan 12. Nah, yang diunggulin dari karyawan tetap itu bonusnya," ungkap Supriatna, dilansir kanal YouTube-nya azka omera family.

Lantas, bagaimana istri Jepang mengatur keuangan keluarga campurannya itu? Baca kelanjutannya di halaman berikutnya.

Bunda, simak juga juga kiat mempersiapkan dana pendidikan untuk anak:

[Gambas:Video Haibunda]




CARA MENGATUR KEUANGAN ALA ISTRI JEPANG

Keluarga Indonesia-Jepang

Pasangan Indonesia-Jepang/ Foto: YouTube azka omera family

Bunda mungkin penasaran seperti apa pengaturan keuangan keluarga oleh orang Jepang. Diceritakan, jadi pertama kali menerima gaji dari Supriatna, Yoshiko langsung membaginya dalam beberapa pos pengeluaran, Bunda.

Enggak lupa, ia juga langsung mencatat berapa pendapatan suami bulan itu dan langsung mengalkulasikan kira-kira berapa sisa yang dapat mereka tabung. Prinsip Yoshiko adalah sisihkan dahulu untuk menabung, karena ketika berkeluarga akan banyak sekali pengeluaran tak terduga, Bunda.

"Sisanya disimpan. Kalau kekurangan kepaksa dipakai nantinya. Kalau bisa nabung, mendingan nabung dulu. Setelah menikah itu susah," ujar Yoshiko.

Setiap akhir bulan, mereka bayar apartemen sebesar 60 ribu Yen atau kurang lebih Rp7,8 jutaan dan itu langsung dibayar.

Lalu, untuk gas dan listrik rumahnya, sebesar 30 ribu Yen atau sekitar Rp3,9 jutaan. Kemudian untuk ponsel, pulsa per bulan bayar 7 ribu Yen atau sekitar Rp882 ribu.

Lalu, untuk Wi-Fi+TV, per bulan mereka harus mengeluarkan 5 ribu Yen. Terakhir, bensin dan parkiran bulanan di apartemen, mereka harus membayar 20 ribu Yen.

Bagaimana untuk biaya makan sehari-hari? Yoshiko menjelaskan bahwa sebulan mereka bisa menghabiskan 40 ribu Yen, Bunda. Jika ditotal dan dirupiahkan, biaya hidup di Jepang mencapai Rp20-21 juta.

Rupanya, dari sisa pengeluaran perbulannya itu, setidaknya Supriatna dan Yoshiko bisa menyisihkan Rp2 jutaan. Namun, tampaknya itu belum termasuk biaya tak terduga yang bisa keluar.

Supriatna lantas memuji Yoshiko bahwa istrinya itu pandai mengatur keuangan karena semua pendapatannya bisa sesuai dengan pengeluaran bahkan ada sisa.

"Yoshiko memang manage banget ya, terutama soal makan gitu," kata Supriatna.

Di kesempatan yang sama, Supriatna bantu menjawab isu tentang bahwa di Jepang, pengeluaran para suami dijatah oleh para istri. Simak ceritanya di halaman berikut.

ISTRI JEPANG 'KUASAI' UANG KELUARGA?

Keluarga Indonesia-Jepang

Pasangan Indonesia-Jepang/ Foto: YouTube azka omera family

Supriatna juga menjawab isu atau gosip yang beredar di Jepang, tentang 'ekstrem-nya' orang Jepang, terutama para istri dalam mengatur keuangan. Misalnya untuk jatah rokok, bensin suami, bagaimana pun caranya harus dicukup-cukupi.

"Kalau sekarang milenial, sudah enggak seperti itu sih. Enggak dijatah, nih buat rokok, buat makan. Soalnya memang istri yang pegang uang. Misalnya saya pengin beli ini, Yoshiko yang keluarkan uang. Kayak gitu sih," tutur Supriatna.

Yoshiko menambahkan, "Tapi kalau suami bisa mengatur keuangan enggak apa-apa sih. Tapi kan yang belanja beli makan sehari-hari itu istri, Jadi istri yang pegang, lebih praktis."

Keuangan mereka pun diatur bersama, bukan salah satu saja yang mengambil alih, Bunda. Setelah perbincangan itu, Yoshiko juga menginformasikan bahwa gaji besar di Jepang juga sejalan atau sebesar dengan pengeluaran mereka.

"Gaji besar, pengeluarannya juga besar," ungkap Yoshiko.


(aci)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda