MOM'S LIFE
Mengenal Spinal Cord Injury yang Dialami Laura Anna, Benarkah Mengancam Nyawa?
Bella Barliana | HaiBunda
Kamis, 16 Dec 2021 19:44 WIBKabar duka datang dari industri hiburan Indonesia. Berita meninggalnya salah satu selebgram, Laura Anna di usia 21 tahun hingga saat ini masih menjadi topik yang ramai dibicarakan oleh publik, Bunda.
Sebelumnya, Laura Anna diketahui mengalami kecelakaan dua tahun lalu dan mengalami cedera saraf tulang belakang atau disebut juga dengan spinal cord injury.
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai cedera saraf tulang belakang, ada baiknya jika Bunda memahami jalur saraf di dalam sumsum tulang belakang terlebih dahulu.
Jalur saraf di dalam sumsum tulang belakang
Ketua Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf DKI Jakarta, dr Wawan Mulyawan, menjelaskan bahwa jaringan sistem saraf membawa informasi dalam bentuk impuls listrik saraf dari dan ke seluruh tubuh untuk mengatur semua aktivitas tubuh manusia.
"Unit dasar sistem saraf adalah sel saraf atau neuron, yang terdiri dari badan sel, akson, dan dendrit. Selain otak, sumsum tulang belakang merupakan bagian terpenting jaringan dalam sistem saraf yang disebut sistem saraf pusat atau SSP," jelas Wawan.
Selain SSP, ada sistem saraf lain disebut sistem saraf perifer, yang letaknya di luar saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Lebih lanjut, Wawan menjelaskan terdapat dua sistem utama yang dapat menyampaikan informasi dari otak ke tubuh dan sebaliknya, melalui sumsum tulang belakang.
- Jalur keluar atau eferen, yang mengirimkan perintah dari otak ke tubuh untuk mengendalikan otot gerak atau motorik, dan jalur otonom yang bertugas mengendalikan jantung, usus, dan organ lainnya.
- Jalur masuk atau aferen, yang akan mengirimkan informasi dari luar melalui kulit, otot, dan organ lainnya ke otak atau sensorik.
“Ini semua di sumsum tulang belakang dibentuk oleh lebih dari 20 juta akson, yang tersusun dalam jalur atau traktus spinalis yang keluar dan masuk otak,” kata Wawan.
Dalam keterangan tertulisnya, Wawan menjelaskan bahwa sumsum tulang belakang terdiri dari beberapa segmen, yaitu segmen servikal (sekitar daerah leher, lengan, dan tangan), segmen totakal (sekitar daerah dada), segmen lumbal (sekitar daerah pinggul dan kaki), dan segmen sakral (sekitar daerah panggul, jari kaki dan beberapa bagian kaki).
"Mereka tampak secara anatomi, walau terlihat kecil, dari setiap segmen itu dan terhubung ke daerah tertentu dari tubuh," kata Wawan.
Cedera saraf tulang belakang (spinal cord injury)
Berdasarkan definisi dari Perhimpunan PERDOSSI tahun 2006, cedera saraf tulang belakang merupakan cedera pada tulang belakang baik langsung maupun tidak langsung yang dapat menyebabkan kecacatan menetap atau kematian.
Dua kerusakan akibat cedera saraf tulang belakang:
1. Kerusakan langsung akibat benturan atau penekanan (primer)
Cedera pada saraf tulang belakang biasanya terjadi akibat trauma pada tulang belakang, mulai dari sekitar leher sampai tulang belakang sakral. Tulang yang retak atau patah akan menekan sumsum tulang belakang atau bahkan merobeknya.
Cedera saraf tulang belakang dapat saja terjadi tanpa patah tulang belakang yang jelas, dan sebaliknya, seseorang bisa saja mengalami patah tulang belakang tanpa terjadi cedera tulang belakang.
Namun, sebagian besar cedera saraf tulang belakang membuat sumsum tulang belakang tertekan atau robek. Keparahan kerusakan saraf tergantung pada kekuatan penekanan saraf oleh tulang belakangnya, keras ringannya kekuatan yang menghantam, dan lamanya penekanan atau lamanya pertolongan.
2. Kerusakan tambahan (sekunder)
Kerusakan sekunder dapat terjadi akibat berlangsungnya kerusakan primer, karena pertolongan yang kurang cepat atau yang tidak tepat, sehingga kerusakan yang seharusnya lebih ringan, menjadi lebih berat atau menjadi permanen.
"Jika setelah kecelakaan atau cedera tidak segera ditangani, akan menyebabkan pengiriman nutrisi dan oksigen yang tidak cukup ke sel saraf, dan akhirnya mati permanen," jelas Wawan
Ketika sel saraf di sumsum tulang belakang, akson, atau astrosit cedera tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bahkan bisa merusak diri sendiri akibat memproduksi bahan kimia beracun atau radikal bebas.
Klik baca halaman berikutnya yuk, Bunda.
Dua tahun menderita kelumpuhan akibat kecelakaan, Laura Anna mengembuskan nafas terakhirnya:

PERLU PENANGANAN TEPAT UNTUK HINDARI RISIKO CACAT PERMANEN