Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Mengadopsi Gaya Hidup Sedentary, Ternyata Ini Risiko dan Cara Mengatasinya Bun

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Minggu, 09 Jan 2022 12:45 WIB

Ilustrasi tidur
Ilustrasi Gaya Hidup Sedentary/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat

Selama masa pandemi, aktivitas jadi sangat berkurang nih, Bunda. Karena awal pandemi tidak diperbolehkan terlalu banyak keluar rumah, Bunda jadi lebih mager atau malas gerak daripada biasanya.

Kalau Bunda sudah nyaman dengan 'kemageran' ini, bisa jadi Bunda sudah termasuk orang yang mengadopsi gaya hidup sedentary, nih. Kalau dilihat-lihat, gaya hidup ini lebih memberikan pengaruh yang negatif baik pada kesehatan maupun produktivitas.

Menurut Sedentary Behavior Research Network (SBRN), gaya hidup sedentary didefinisikan sebagai perilaku menetap yang melibatkan duduk, berbaring, atau berbaring yang memiliki pengeluaran energi yang sangat rendah.

Sebuah penelitian bahkan menunjukkan bahwa hanya ada sekitar 21 persen orang dewasa melakukan aktivitas fisik. Sementara itu, kurang dari 5 persennya hanya beraktivitas selama 30 menit per harinya.

Melansir dari laman Medical News Today, gaya hidup ini bisa menyebabkan berbagai macam risiko kesehatan, Bunda. Sebuah penelitian bahkan secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang menjalani hidup sedentary rentan terkena penyakit berbahaya seperti obesitas, diabetes tipe 2, beberapa jenis kanker, penyakit kardiovaskular, hingga kematian dini.

Membiarkan tubuh terlalu lama tidak bergerak bisa mengurangi metabolisme dan mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol kadar gula darah, mengatur tekanan darah, dan pola istirahat, Bunda.

Selain berpengaruh dengan kesehatan, ternyata gaya hidup yang satu ini bisa mempengaruhi kesehatan mental seseorang juga, lho. Hal ini juga dijelaskan dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 10.000 partisipan. Penelitian itu menemukan adanya hubungan antara perilaku tidak bergerak dengan peningkatan depresi.

Banner Blak-Blakan Mommy ASF Layangan Putus

Cara mengatasi gaya hidup sedentary

Ada banyak cara yang bisa Bunda lakukan untuk melepaskan diri dari gaya hidup yang tidak sehat ini, Bunda. Kalau Bunda penasaran, berikut ini deretannya yang sudah Bubun bantu rangkumkan dari laman Verywell Health.

1. Lebih banyak jalan

Banyak penelitian telah membuktikan manfaat dari berjalan kaki selama 30 menit setiap harinya. Kegiatan ini bahkan bisa menurunkan risiko kematian karena serangan jantung mendadak.

Tak hanya itu, sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2015 menjelaskan bahwa 35 menit berjalan bisa mengembalikan kerusakan yang terjadi akibat duduk terlalu lama.

Ada banyak momen yang bisa Bunda lakukan dengan berjalan kaki, nih. Misalnya saja menjemput Si Kecil dari sekolah dengan jalan kaki atau setidaknya sampai halte bus. Bunda juga bisa jalan-jalan sedikit setelah makan malam.

2. Menaiki tangga

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2017 menemukan bahwa menaiki tangga dianggap sebagai aktivitas dengan intensitas tinggi, Bunda. Naik tangga bahkan membakar lebih banyak kalori per menitnya daripada jogging.

Rutin naik turun tangga bisa memungkinkan Bunda untuk mempertahankan berat badan yang ideal dengan cara yang sehat. Naik turun tangga juga bisa menyehatkan tulang, sendi, dan otot.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat solusi lainnya, Bunda.

Bunda, simak juga video manfaat gerakan plank berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




CARA MENGATASI GAYA HIDUP SEDENTARY

Cropped shot of an attractive young woman wearing a sleep mask while lying in bed

Ilustrasi Gaya Hidup Sedentary/Foto: iStock

3. Berkebun

Berkebun atau merawat tanaman hias bukanlah aktivitas sederhana tanpa tenaga, Bunda. Nyatanya, berkebun perlu mengeluarkan lebih banyak tenaga daripada yang dibayangkan.

Tak hanya merangsang mental dan spiritual, ternyata banyak orang menganggap berkebun sebagai cara paling menyenangkan untuk tetap aktif bergerak. American Hearth Assiciaation bahkan menganggap berkebun termasuk ke dalam kategori aktivitas fisik intensitas sedang.

4. Coba pelacak olahraga

Pedometer adalah cara yang bagus untuk melacak seberapa jauh Bunda sudah melangkah. Dengan begitu, aktivitas Bunda bisa teratur setiap harinya.

Mengetahui seberapa aktif Bunda dapat mengingatkan Bunda pada kebiasaan banyak bergerak, nih. Bunda juga bisa melupakan kebiasaan terlalu banyak duduk dan bergerak lebih banyak.

Pelacak olahraga yang canggih bisa melakukan hal lebih banyak dari sekedar memberitahu berapa jumlah langkah yang sudah Bunda ambil. Alat ini juga bisa mengabari Bunda seberapa banyak kalori yang sudah Bunda keluarkan serta seberapa cepat detak jantung Bunda.

5. Berlari

Kalau sebelumnya Bunda sudah coba berjalan, kini Bunda bisa berlari. Lari yang dimaksud di sini bukan lari maraton, ya.

Sebuah penelitian pada tahun 2014 menemukan bahwa berlari selama 5 sampai 10 menit setiap harinya bisa dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dari semua penyebab, khususnya penyakit kardiovaskular.

Berlari juga bisa menjadi acara sosial kalau Bunda menginginkannya. Meskipun banyak orang lebih suka berlari sendiri, Bunda juga bisa bergabung dengan grup lari, lho.


(mua/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda