MOM'S LIFE
Kangen Indonesia, Sacha Stevenson Keluhkan 5 Hal di Kanada yang Bikin Kesal
Asri Ediyati | HaiBunda
Senin, 31 Jan 2022 15:10 WIBYouTuber Sacha Stevenson memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya, di Kanada, tahun lalu. Sudah beberapa bulan menetap di rumahnya, Sacha sudah kangen tinggal di Indonesia. Ada beberapa hal di Kanada yang rupanya bikin kesal dan merepotkan dirinya, Bunda.
Dalam unggahan video terbarunya, Sacha dan suaminya, Angga meluapkan keluh kesah mereka. Sacha dan Angga mengungkap ada lima hal yang mengganggu usai pindah ke Kanada.
Namun, Angga menegaskan bahwa keluhan yang mereka sampaikan itu mereka rasakan karena tinggal di kota kecil. Berbeda halnya bagi mereka, diaspora Indonesia, yang tinggal di kota besar di sana.
Sebelum berkeluh kesah, Sacha dan Angga tetap menyebutkan keuntungan tinggal di sana. Di masa pandemi dan musim dingin, di saat semuanya butuh vitamin, Kanada menyediakan vitamin dengan harga yang sangat terjangkau. Satu botol vitamin dibanderol kurang dari 10 dollar Kanada atau tidak sampai Rp112 ribu.
"Vitamin D sekitar 10 dollar mungkin, dapat 150 biji dan 1,000 IU. Ini vitamin C, dapat 120 tablet, juga 10 dollar. Pokoknya, vitamin lebih murah di sini," ungkap Sacha Stevenson, dikutip dari kanal YouTube-nya Sacha Stevenson.
Lantas, apa yang membuat Sacha Stevenson dan suaminya kangen Indonesia dan mengeluh tinggal di Kanada?
1. Beli barang elektronik tak boleh dicek dahulu
Angga mengungkap hal pertama yang menurutnya cukup merepotkan di Kanada, yaitu tak boleh mencoba lebih dahulu barang elektronik yang akan dibelinya. Saat itu, mereka harus membeli genset sebagai antisipasi mati listrik. Sayangnya, tinggal di kota kecil membuat persediaan genset terbatas. Angga dan Sacha harus pergi menempuh 140 km, sekitar satu jam setengah ke kota lain.
"Tahu-tahunya pas kita buka kotak, gensetnya penyok. Kita komplain, ternyata enggak ada stoknya. Ada stoknya tapi di kota lain, satu jam juga seratusan kilo untuk tukar," ujarnya.
Sacha dan Angga cukup jengkel karena hal tersebut tak mungkin terjadi di Indonesia. Biasanya, saat beli barang mahal apalagi elektronik, maka ada pengecekan kondisi barang lebih dahulu. Sementara, toko di kota yang mereka kunjungi di Kanada itu tak memperbolehkannya.
Lalu, apa lagi yang dikeluhkan Sacha dan Angga ketika di Kanada? Baca kelanjutannya di halaman berikut.
Simak juga cerita Sacha Stevenson soal beda gaya parenting dengan suaminya yang merupakan orang Indonesia:

SEKOLAH SUKA DADAKAN BERI INFO, SULITNYA JANJI DENGAN DOKTER