MOM'S LIFE
5 Gejala yang Tetap Muncul Meski Sudah Dinyatakan Negatif Omicron, Waspada Bun
Annisa Afani | HaiBunda
Sabtu, 05 Mar 2022 12:43 WIBSeperti yang diketahui, COVID-19 varian Omicron memang ditandai dengan gejala yang cukup ringan dibanding dengan varian lainnya. Bahkan, para ahli pun menyebut bahwa gejala yang muncul ini cenderung mirip flu biasa.
Meski begitu, bukan berarti Omicron bisa dianggap sepele ya, Bunda. Karena menurut beberapa pakar, Omicron ini bisa disebut sebagai 'silent killer'. Ini karena gejalanya masih bisa terasa meski pasien sudah sembuh atau dinyatakan negatif menurut hasil tes.
Gejala pasca sembuh dari Omicron ini tak hanya dialami oleh pasien dewasa, tetapi juga pada anak-anak. Gejala yang muncul yakni:
- Kelelahan.
- Kabut otak.
- Gangguan jantung.
- Sesak napas.
- Pegal-pegal di seluruh badan.
"Alasan gejala Omicron bisa terjadi dalam waktu yang lama, termasuk respons peradangan yang terus-menerus pada beberapa pasien dan yang terjadi pada pasien autoimun, ini dipicu oleh virus pasca pemulihan dari COVID-19," kata Senior Director Internal Medicine & Medical Advisor di Max Hospital, Gurgaon, Dr Ashutosh Shukla.
"Setiap orang memiliki respons imun yang bervariasi, hal ini memungkinkan orang memiliki gejala berkepanjangan setelah COVID-19 yang juga berbeda. Pasca pemulihan dari COVID-19, sekitar 50-60 persen pasien memiliki gejala yang menetap selama 3 minggu atau lebih," jelasnya yang dikutip dari Hindustan Times.
Selain bisa dialami oleh orang dari semua kelompok usia, tingkat keparahan penyakitnya ternyata juga bisa lebih banyak terjadi pada populasi lansia di atas 60 tahun.
Spesialis paru dan perawatan kritis di unit Perawatan Transisi Porvoo, Dr Santosh Jha, menyebutkan orang dengan penyakit penyerta sangat mungkin mengalami penyakit yang parah setelah sembuh dari Omicron. Penyakit penyerta yang dimaksud seperti:
- Diabetes.
- Hipertensi.
- Penyakit jantung.
- Penyakit ginjal kronis.
- Pasien kanker.
- Pasien yang mengkonsumsi obat imunosupresan.
"Orang-orang di atas 60 tahun dan mereka yang memiliki satu atau lebih kondisi komorbiditas lebih berisiko. Mereka yang memiliki penyakit COVID yang parah lebih mungkin mengalami gejala yang berkepanjangan."
"Selain itu, orang-orang yang mengalami stres atau kecemasan atau depresi yang tinggi sebelum COVID juga lebih mungkin mengalami gejala yang berkepanjangan," beber Dr Shukla.
TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI.
Simak juga 5 makanan yang harus dihindari agar tak rentan terkena Omicron dalam video berikut: